Polisi Tembak Polisi

Adik Brigadir J Dilarang Pakaikan Baju Kakaknya untuk Terakhir Kali oleh Seorang Kombes Usai Autopsi

Mahareza Rizky Hutabarat menceritakan saat dirinya ngotot untuk memakaikan baju sang kakak untuk terakhir kalinya.

Editor: I Putu Juniadhy Eka Putra
KOMPAS.com/ Tatang Guritno
Adik Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat Mahareza Rizky dan kekasih Yosua, Vera Maretha Simanjuntak dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa 25 Oktober 2022. Adik Brigadir J Dilarang Pakaikan Baju Kakaknya untuk Terakhir Kali oleh Seorang Kombes Usai Autopsi 

Adik Brigadir J Dilarang Pakaikan Baju Kakaknya untuk Terakhir Kali oleh Seorang Kombes Usai Autopsi

TRIBUN-BALI.COM – Adik kandung Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir J, Mahareza Rizky Hutabarat menceritakan saat dirinya ngotot untuk memakaikan baju sang kakak untuk terakhir kalinya.

Adapun Maharaeza Rizky Hutabarat sempat beradu mulut dengan salah seorang polisi berpangkat Kombes yang bertugas sebagai Provos.

Permintaan Reza pun terus mendapat penolakan dari polisi berpangkat Kombes itu.

Padahal dokter forensic telah mengizinkan dan memperbolehkan Reza untuk memakaikan pakaian Brigadir J.

Adapun peristiwa tersebut terjadi saat proses autopsi jenazah Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J yang dilakukan di RS Polri pada 8 Juli 2022 malam.

Padahal dokter forensik telah mengizinkan dan memperbolehkan Reza untuk memakaikan pakaian Brigadir J.

Baca juga: Keluarga Brigadir J Segera Bertemu 5 Tersangka Termasuk Ferdy Sambo Awal Bulan Depan, Siapkan Ini

"Kata dokter tidak apa-apa, karena adik kandung dan satu-satunya keluarga yang ada di Jakarta," kata Reza, dalam program Rosi yang tayang di Kompas TV, Kamis 27 Oktober 2022. malam.

Namun, setelah menunggu, Reza justru tak diizinkan untuk memakaikan baju ke jenazah Brigadir J.

Ia pun sempat terlibat percekcokan.

Setelah mendapat izin dari dokter forensik, Reza meminta izin kepada Kepala Yanma Polri.

Oleh atasannya, Reza diminta untuk menghadap anggota Provos yang berpangkat Kombes yang bertanggung jawab melakukan penjagaan guna meminta izin.

"Izin komandan apakah saya boleh memakaikan pakaian almarhum yang terakhir kali," ucap Reza kepada Kombes tersebut.

Sosok Kombes tersebut kemudian meminta Reza menunggu di luar. Perwira polisi tersebut lalu masuk ke ruang autopsi sementara Reza berada di luar.

Setelah sang Kombes keluar dari ruang autopsi, Reza kembali meminta izin.

Reza Dilarang Masuk ke Ruangan

Namun lagi-lagi Reza diminta menunggu di luar dengan alasan jenazah Brigadir J sedang disuntik formalin.

Reza kemudian menunggu sekira 20 menit dan kembali mendatangi Kombes tersebut untuk meminta izin lagi.

Reza pun tetap dilarang masuk ke ruangan.

"Sudah, kamu tunggu sini saja. Itu sedang dipakaikan celananya," ucap Reza menirukan sang Kombes,

Reza pun sempat ngotot hingga berbicara cukup keras kepada Kombes tersebut.

Namun upaya tersebut tetap gagal.

"Jadi, saya tidak bisa masuk. Lalu, saya keluar untuk menenangkan diri," katanya.

Baca juga: Ferdy Sambo Tak Berkutik, Kompol Aditya Cahya Ungkap Kartu As saat Penembakan Brigadir J

Tak hanya itu, mengutip Kompas TV, Reza juga mendapat perlakuan tak mengenakkan saat sedang mendoakan almarhum kakaknya

Reza mengaku sempat mendengar seorang anggota yang nyeletuk.

"Udah belum sih," kata Reza menirukan celetukan tersebut.

Menurutnya, hal ini sangat mengganggu dan tidak etis mengingat saat itu dirinya dalam kondisi sedang berduka.

Alasan Reza Tetap Jadi Polisi

Lebih lanjut, Reza menuturkan jika dirinya masih bertahan menjadi polisi karena mempertimbangkan perjuangan kakak dan keluarganya.

Reza mengaku mendapatkan banyak dukungan dan bantuan dari Yosua, ayah, ibu, dan kakaknya sehingga bisa menjadi anggota Polri seperti sekarang.

“Karena perjuangan abang, mikir itu juga. Perjuangan abang, perjuangan mamak, bapak kakak,” kata Reza saat diwawancara secara eksklusif oleh Rosi yang tayang di Youtube Kompas TV, Rabu 27 Oktober 2022.

Reza mengaku takut jika ia memutuskan keluar dari Polri, Yosua tidak berkenan. Ia menuturkan, selama proses mendaftar menjadi anggota polisi, Yosua telah memberikan begitu banyak bantuan.

Menurut Reza, Yosua mengajarkan banyak hal seputar tes jasmani, psikologi, dan lainnya sehingga akhirnya bisa menjadi polisi. Yosua telah menggunakan banyak waktu dan tenaga untuk membantunya.

“Saya takut kayak kalau misalnya saya keluar dari Polri apakah abang berkenan,” ujar Reza.

Selain itu, kata Reza, selama proses menjadi calon anggota Polri, ayah dan ibunya juga menemaninya dalam mengurus pendaftaran kepolisian.

Salah satunya adalah ketika mengurus berkas di Polres. Ia harus menempuh perjalanan darat selama 3,5 jam menggunakan sepeda motor. Ia mesti melalui jalan yang dilewati truk berukuran besar.

“Bapak, mamak nemenin saya,” tuturnya.

“Pakai motor jalannya jauh banget, yang dilewati truk-truk gede,” sambungnya.

Selain itu, menurut Reza, di institusi kepolisian masih terdapat banyak orang baik yang memberikan perhatian dan dukungan kepada keluarganya.

Salah satu yang ia kenang adalah mantan Kapolda Jambi, Irjen Pol Albertus Rachmad Wibowo yang memiliki kedekatan dengan keluarganya. Ketika jenderal itu dimutasi menjadi Kapolda Sumatera Selatan, keluarga Reza memberikan kenang-kenangan.

“Pas Pak Rachmad pindah ke Palembang, dikasih ulos. Karena memang Pak Rachmad baik banget ke keluarga kami, baik banget. Masih banyak kok orang-orang baik di Polri,” tuturnya.

(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Alasan Adik Brigadir Yosua Tetap Jadi Polisi: Demi Keluarga, Masih Banyak Orang Baik di Polri dan di Tribunnews.com dengan judul Adik Brigadir J Sempat Ngotot & Berkali-kali Minta ke Seorang Kombes untuk Pakaikan Baju Kakaknya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved