KTT G20 di Bali

Pertemuan Kedua Menteri Kesehatan Anggota G20 di Bali Hasilkan Enam Aksi Kunci Bagi Kesehatan Dunia

Pertemuan Kedua Menteri Kesehatan Anggota G20 di Bali Hasilkan Enam Aksi Kunci Bagi Kesehatan Dunia

Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Harun Ar Rasyid
TB/Istimewa
Pertemuan Kedua Menteri Kesehatan Anggota G20 di Bali Hasilkan Enam Aksi Kunci Bagi Kesehatan Dunia 

TRIBUN BALI.COM, MANGUPURA - Pada Pertemuan Para Menkes (Health Ministers Meeting/HMM) kedua di Bali telah menghasilkan enam aksi kunci, yang menjadi komitmen seluruh negara G20 yang dituangkan dalam dokumen teknis, bagi sektor kesehatan dunia.

Aksi kunci tersebut telah diterima oleh setiap negara G20 dan berkomitmen untuk melaksanakannya.

Menteri Kesehatan (Menkes RI), Budi Gunadi Sadikin, mengatakan itu menjadi bagian dari pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons terhadap pandemi dimasa depan.

“Semua negara bekerja sama secara kolektif dalam mengatasi masalah global saat ini dalam upaya memperkuat arsitektur kesehatan global,” ujar Menkes Budi Gunadi dalam keterangannya, Sabtu 29 Oktober 2022.

Aksi kunci pertama menghasilkan kesepakatan pembentukan dana kesiapsiagaan dan respon pandemi melalui Dana Perantara Keuangan (FIF).

Itu merupakan pencapaian besar dan nyata dari G20 yang membutuhkan dukungan, kreativitas, dan koordinasi di seluruh negara.

“Kami menghargai kolaborasi yang kuat antara kesehatan dan keuangan. Kami senang dengan kesepakatan untuk melanjutkan upaya penguatan Ketahanan Kesehatan Global melalui JFHTF,” ucap Menkes Budi.

Tidak hanya berhenti pada pembentukan FIF, tetapi sampai tahapan memastikan dana ini akan dapat diakses bagi setiap negara yang membutuhkan dalam rangka kesiapsiagaan pandemi kedepan.

Aksi kunci kedua, Pasca evaluasi Access to COVID-19 Tools Accelerator (ACT-A) Initiative, negara-negara G20 bersepakat meneruskan dan memperkuat mekanisme ACT-A sebagai sebuah entitas formal untuk memperluas akses dan memobilisasi berbagai sumber daya dalam menghadapi Pandemi selanjutnya.

Termasuk membangun mekanisme untuk mengakses FIF bagi semua negara.

Ketiga, Presidensi G20 Indonesia membuka jalan untuk penguatan surveilens genomik sebagai bagian penting dari upaya pencegahan, kesiapsiagaan, dan respon terhadap pandemi.

Semua laboratorium genomik di seluruh negara akan bekerja bersama membangun suatu sistem surveilans sebagai kewaspadaan dini menghadapi pandemi kedepan.

“Kita akan bisa mendeteksi lebih dini jika ada patogen seperti bakteri, virus, jamur di setiap sudut belahan dunia dan berbagi informasi dengan cepat,” lanjut Menkes Budi Gunadi.

Aksi kunci keempat terkait sertifikat perjalanan dalam bentuk digital, yang berisikan informasi terkait vaksin dan hasil tes yang dapat dikembangkan pemanfaatannya lebih luas lagi.

Ia mengatakan akan sangat bermanfaat pada pandemi ke depan di masa yang akan datang, tidak perlu menghentikan seluruh pergerakan orang dan barang, di mana yang bersifat esensial dapat terus berjalan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved