Berita Nasional

Mendiang Brigadir J Datangi Bharada E Dalam Mimpi Tiap Malam, Itu Alasan Kejujurannya

Sebab selain tekanan dari situasi dan Ferdy Sambo, Bharada E juga mendapat tekanan batin karena setiap malam ia bermimpi didatangi mendiang Brigadir J

Tribunnews/JEPRIMA
Sebab selain tekanan dari situasi dan Ferdy Sambo, Bharada E juga mendapat tekanan batin karena setiap malam ia bermimpi didatangi mendiang Brigadir J.  

TRIBUN-BALI.COM - Tabir kematian mendiang Brigadir J terkuak berkat kejujuran Bharada E

Pria dengan nama asli Richard Eliezer Pudihang Lumiu ini, tak kuasa menahan diri dari jeratan skenario Ferdy Sambo dkk. 

Skenario yang dibuat, untuk mengalihkan bahwa pembunuhan berencana Brigadir J ini, adalah kasus tembak menembak. 

Berkat kejujuran Bharada E, Mabes Polri pun mendapat titik terang kasus pembunuhan berencana Brigadir J ini. 

Bahkan tak main-main, banyak oknum kepolisian yang ikut terseret oleh skenario Ferdy Sambo

Sehingga membuat mereka pun, kini ikut duduk di kursi pesakitan pengadilan. 

Baca juga: Jeritan Pilu Ibunda Mendiang Brigadir J Memanggil Ferdy Sambo Agar Bertaubat

Baca juga: Tante Brigadir J Ngaku Was-was Bertemu Ferdy Sambo: Seperti Masih Ada Relasi Kekuasaan

 Tabir kematian mendiang Brigadir J terkuak berkat kejujuran Bharada E. 

Pria dengan nama asli Richard Eliezer Pudihang Lumiu ini, tak kuasa menahan diri dari jeratan skenario Ferdy Sambo dkk. 

Skenario yang dibuat, untuk mengalihkan bahwa pembunuhan berencana Brigadir J ini, adalah kasus tembak menembak. 
 Tabir kematian mendiang Brigadir J terkuak berkat kejujuran Bharada E.  Pria dengan nama asli Richard Eliezer Pudihang Lumiu ini, tak kuasa menahan diri dari jeratan skenario Ferdy Sambo dkk.  Skenario yang dibuat, untuk mengalihkan bahwa pembunuhan berencana Brigadir J ini, adalah kasus tembak menembak.  (KOLASE TRIBUNNEWS)

Berdasarkan keterangan sang pengacara, Ronny Talapessy, kepada Kompas dalam sebuah diskusi. 

Awal dari kasus pembunuhan berencana Brigadir J ini, berubah-ubah karena adanya ketakutan dan tekanan intimidasi terhadap Bharada E dari Ferdy Sambo

Bharada E yang diperintahkan menembak mendiang Brigadir J, harus tunduk kepada skenario yang dibuat Ferdy Sambo

"Pertama, waktu skenario itu si Richard masih dijaga sama Ferdy Sambo. Kemudian waktu menghadap bapak Kapolri, Richard masuk ke dalam, tetapi di luarnya ada Ferdy Sambo. Dari depan itu dia (Bharada E) sudah diintimidasi," jelas Ronny Talapessy

Ferdy Sambo memerintahkan Bharada E, berbicara seperti skenario yang telah ia susun sedemikian rupa.

Berdasarkan keterangan sang pengacara, Ronny Talapessy, kepada Kompas dalam sebuah diskusi. 

Awal dari kasus pembunuhan berencana Brigadir J ini, berubah-ubah karena adanya ketakutan dan tekanan intimidasi terhadap Bharada E dari Ferdy Sambo. 

Bharada E yang diperintahkan menembak mendiang Brigadir J, harus tunduk kepada skenario yang dibuat Ferdy Sambo. 
Berdasarkan keterangan sang pengacara, Ronny Talapessy, kepada Kompas dalam sebuah diskusi.  Awal dari kasus pembunuhan berencana Brigadir J ini, berubah-ubah karena adanya ketakutan dan tekanan intimidasi terhadap Bharada E dari Ferdy Sambo.  Bharada E yang diperintahkan menembak mendiang Brigadir J, harus tunduk kepada skenario yang dibuat Ferdy Sambo.  (Kolase Kapuspen Kejagung)

Bahkan karena ketakutannya, Bharada E sempat menghubungi keluarganya dan kekasihnya, bahwasanya agar mereka merelakan Bharada E jika terjadi apa-apa. 

"Kalau terjadi apa-apa dengan saya, sudah ikhlaskan saya, tidak usah mencari lagi. Saya minta keluarga hati-hati dan baik-baik," sebut Ronny Talapessy menirukan ucapan Bharada E

Sebab selain tekanan dari situasi dan Ferdy Sambo, Bharada E juga mendapat tekanan batin karena setiap malam ia bermimpi didatangi mendiang Brigadir J

"Didatangi, dimimpiin, dia selalu melihat almarhum Yosua," imbuh Ronny Talapessy

Perasaan bersalah pun berkecamuk di hati Bharada E, karena telah menghabisi teman dan seniornya itu. 

Walaupun Bhadara E masih bungkam di awal, namun rasa bersalahnya kepada mendiang Brigadir J membuatnya berani berkata jujur. 

Perasaan bersalah pun berkecamuk di hati Bharada E, karena telah menghabisi teman dan seniornya itu. 

Walaupun Bhadara E masih bungkam di awal, namun rasa bersalahnya kepada mendiang Brigadir J membuatnya berani berkata jujur. 
Perasaan bersalah pun berkecamuk di hati Bharada E, karena telah menghabisi teman dan seniornya itu.  Walaupun Bhadara E masih bungkam di awal, namun rasa bersalahnya kepada mendiang Brigadir J membuatnya berani berkata jujur.  (Tribunnews/JEPRIMA)

Sehingga tatkala, keberadaan Bharada E dipisahkan dari Ferdy Sambo, barulah ia berani berkata jujur yang sebenarnya. 

Bharada E kemudian membantu kepolisian menyibak tabir pembunuhan berencana Brigadir J

Hingga akhirnya satu per satu, skenario yang dibuat Ferdy Sambo terbongkar. 

Tak ayal dukungan dari masyarakat luas pun berdatangan, mendoakan Bharada E agar jujur sehingga kasus pembunuhan berencana Brigadir J ini bisa terang benderang. 

Dari sinilah, satu per satu orang mulai diperiksa, termasuk istri Ferdy Sambo yaitu Putri Candrawathi

Putri Candrawathi tetap kekeh, bahwa dirinya telah dilecehkan oleh mendiang Brigadir J

Ferdy Sambo pun tetap kekeh, atas motif pembunuhan Brigadir J karena pelecehan seksual ini. 

Namun banyak pihak menyangsikan adanya dugaan pelecehan seksual ini. 

Mengingat banyaknya barang bukti yang seharusnya dijaga malah dirusak, seperti CCTV dan lain sebagainya. 

Namun di muka persidangan mereka masih kekeh bahwa itulah motif pembunuhan Brigadir J. 

Mengingat banyaknya barang bukti yang seharusnya dijaga malah dirusak, seperti CCTV dan lain sebagainya. 

Namun di muka persidangan mereka masih kekeh bahwa itulah motif pembunuhan Brigadir J. 
Mengingat banyaknya barang bukti yang seharusnya dijaga malah dirusak, seperti CCTV dan lain sebagainya.  Namun di muka persidangan mereka masih kekeh bahwa itulah motif pembunuhan Brigadir J.  (Kompas TV)

Ronny Talapessy mengatakan, ada fakta baru terkuak dari kasus ini. 

Di mana Bharada E sebenarnya mengalami trauma mendalam, setelah kasus pembunuhan berencana Brigadir J ini. 

Bhadara E awalnya kerap ditemukan dalam keadaan dengan tatapan kosong. 

"Hati kecil dia berkata ini tidak benar," imbuh sang pengacara. 

Sebab mendiang Brigadir J adalah teman dari Bharada E, yang tidak ada masalah dan setiap hari bertemu. 

Jika ada rezeki, Bhadara E dan mendiang Brigadir J pergi keluar jalan-jalan bersama. 

Bahkan sebulan terakhir sebelum kematian mendiang Brigadir J, mereka satu kamar tidur. 

Hatinya yang berkecamuk, membuatnya akhirnya berkata jujur.

Namun tentu saja trauma yang dirasakan Bharada E akan berbekas dibenaknya dalam waktu lama. (*)

 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved