G20 di Bali
Partisipasi Dalam G20 di Bali, Mitra Murni Perkasa Teken Kontrak Energi Terbarukan Dengan PLN
Turut berpartisipasi dalam gelaran G20 di Bali, Mitra Murni Perkasa teken kontrak Energi Terbarukan Dengan PLN.
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Putu Kartika Viktriani
Partisipasi Dalam G20, Mitra Murni Perkasa Teken Kontrak Energi Terbarukan Dengan PLN
TRIBUN-BALI.COM, BADUNG - PT PLN (Perusahaan Listrik Negara) menyelenggarakan Energy Transition Day sebagai rangkaian acara G20 di Hotel Sofitel, Nusa Dua, Badung, Balibuntuk akselerasi dekarbonisasi di Indonesia.
Terdapat 2 agenda dalam acara tersebut, yakni penandatanganan MoU Penyediaan Energi Baru Terbarukan (EBT) dan Kerjasama Renewable Energy Certificate (REC).
Penandatanganan dilakukan antara PLN dengan perusahaan-perusahaan yang memiliki komitmen signifikan dalam mendukung pengembangan energi terbarukan di Indonesia, pada Selasa 1 November 2022.
PT Mitra Murni Perkasa (MMP) selaku anak usaha MMS Group Indonesia (MMSGI) turut berpartisipasi dalam rangkaian acara G20 ini, dengan menandatangani kerjasama untuk mendukung Renewable Energy Certificate (REC) dari PLN.
Rangkaian inisiatif MMP dalam mendukung a just and orderly transition ini merupakan salah satu agenda Net Zero Emission (NZE) Indonesia 2060.
Baca juga: Kabulkan Permintaan Netizen, Ayah Brigadir J Minta Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi Buka Masker
Penandatanganan REC dihadiri oleh 5 perusahaan nasional terkemuka lainnya, yaitu PT Pelabuhan Indonesia (Persero), PT Asahimas Chemical, PT Bumi Suksesindo, PT United Tractor Tbk., dan PT Indo Kordsa Tbk.
Perwakilan MMP Ir Achmad Zuhraidi menjelaskan, seluruh rangkaian inisiatif yang dilakukan oleh anak usaha MMS Group Indonesia merupakan langkah konkret untuk meningkatkan kontribusi Perusahaan dalam upaya menjamin suksesnya energy transition.
“Pengembangan hilirisasi nikel yang memanfaatkan energi terbarukan merupakan kesempatan emas untuk pengembangan Industri Baterai Nasional khususnya dalam mendukung industri kendaraan listrik," kata Achmad dalam keterangannya kepada Tribun Bali, pada Kamis 3 November 2022.
Dalam mewujudkan pengembangan hilirisasi nasional, MMP direncanakan untuk menggunakan 140 MVA listrik PLN, dimana 50 persennya dipenuhi dari sumber energi terbarukan.
Saat ini, pihaknya juga mengembangkan fasilitas smelter nikel kelas 1 di Balikpapan, Kalimantan Timur yang menghasilkan 27,800 ton/tahun nickel matte dengan teknologi Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF).
Nickel matte merupakan salah satu bahan baku utama produksi baterai untuk kendaraan listrik dan media penyimpanan energi (ESS) yang banyak digunakan pada pembangkit listrik tenaga baru terbarukan.
"Pembangunan smelter nikel kelas-1 ini merupakan wujud nyata MMSGI melalui MMP untuk mengakselerasi pengembangan ekosistem industri energi hijau dan hilirisasi mineral di Indonesia. MMP merupakan perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) smelter nikel pertama di Indonesia," pungkasnya. (*)