G20 di Bali

Mega Proyek Penanganan Sampah Dimulai di Bali oleh 3 Organisasi Dunia

3 organisasi peduli lingkungan Delterra, Minderoo, dan WFF umumkan proyek mega demi atasi krisis lingkungan.

Editor: Harun Ar Rasyid
TB/Istimewa
Tiga organisasi peduli lingkungan Delterra, Minderoo, dan WFF mengumumkan proyek mega untuk atasi krisis lingkungan 

Penulis: Ni Ketut Dewi Febrayani

Denpasar, Tribun-Bali.com – Tiga organisasi peduli lingkungan Delterra, Minderoo, dan WFF umumkan megaproyek untuk atasi krisis lingkungan.

Proyek akbar tersebut dimulai di Bali.

Krisis iklim dan sampah memang menjadi salah satu momok paling menakutkan bagi masyarakat.

Problema klasik itu seakan terus menghantui meski berbagai solusi telah dikumandangkan.

Siaran pers Delterra yang diterima TribunBali.com, Jumat 4 November 2022, menyebutkan bahwa Indonesia merupakan penyumbang kedua terbesar sampah laut di dunia.

Belum lagi masalah besar lain mengancam penduduk yang tinggal di daerah pesisir Bali setiap tahun.

Kekhawatiran itu yang kemudian menjadi perhatian serius 3 organisasi besar dunia tersebut, dan Pemerintah Indonesia.

Pada Kamis 3 November 2022, hal ini menjadi salah satu topik yang dikumandangkan dalam acara Road to G20.

Sebagai bagian dari acara Road to G20, tiga organisasi lingkungan hidup yakni Delterra, Minderoo dan WFF mengumumkan kerjasama progresif dalam menangani krisis lingkungan dan sampah yang dimulai di kawasan Bali Selatan.

Mereka menyadari bahwa krisis lingkungan tak akan bisa teratasi tanpa adanya kerjasama yang dilakukan oleh berbagai belah pihak.

Program ini nantinya dilakukan untuk menghadirkan pelayanan daur ulang dan pengelolaan sampah pada 2,5 juta rakyat.

Pertama-tama akan menargetkan 600.000 orang di Kabupaten Badung dan terus membengkak dalam tiga tahun kedepan.

Konsorsium melalui Delterra telah melakukan aksi nyata dengan menandatangani MoU.

Program ini dirancang untuk dapat menciptakan ekonomi-ekonomi sirkular di Bali dan menyebarkan dampak positif, baik bagi lingkungan lokal maupun global.

Selain itu manfaat berkepanjangan lain adalah bisa memberikan keuntungan dalam segi kesehatan, penghidupan serta ekonomi.

Perhatian ini ditujukan untuk menciptakan masa depan yang lebih baik secara berkelanjutan.

Dalam perhelatan Road to The G20 Leader’s Summit, kerjasama ini dikumandangkan.

Delterra akan mendukung penuh komitmen Pemerintah Indonesia dalam mengatasi polemik sampah dan polusi plastik di Tanah Air.

Sementara itu, Delterra memanfaatkan pendekatan Re-thinking dan Re-cycling.

Mereka berharap program yang dikerjakan bersama-sama ini dapat membantu perkotaan dan masyarakat membangun ekosistem daur ulang. Caranya, mengembalikan lebih banyak sampah ke penggunaan produktif dan meningkatkan lapangan pekerjaan yang luas.

Ini jug akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Pendekatan ini akan mencakup aksi kolaboratif yang melibatkan empat pemangku kelompok kepentingan utama.

Yakni rumah tangga dan bisnis; pengumpul dan penyortir; pengepul dan pengangkut; terakhir pengolah dan pembeli.

Kesempatan akan terus terbuka lebar bagi organisasi yang memiliki visi serupa dalam memajukan ekonomi sirkular.

Tak hanya itu, proyek ini juga ikut berpartisipasi mendukung dunia dalam pemulihan planet yang sehat.

Sementara itu Dr. Ir. Nani Hendiarti, Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi menyampaikan bahwa pemerintah Indonesia berkomitmen teguh dalam pengelolaan sampah.

“Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan efektifitas pengelolaan sampah, guna menekan tingkat kebocoran sampah ke laut sebesar 70 persen di tahun 2025,” ungkap Nani pada Kamis (3/11/2022).

Selebihnya, kebijakan ini diharapkan ikut berkontribusi untuk mencapai target net zero emission di tahun 2060 atau lebih cepat.
Kolaborasi para pihak ia anggap kruisial dalam mewujudkan hal ini.

“Saya mendukung upaya kolaboratif multipihak dalam mengelola sampah yang dilakukan pemerintah daerah Provinsi Bali dan Delterra dalan mewujudkan dan mendorong transformasi sistem pengelolaan sampah, dimulai dengan Badung dan ekspansi menuju Indonesia yang lebih sirkular,” paparnya.

“Memecahkan tantangan yang dihadapi planet kita dan orang-orangnya memerlukan pendekatan sistematik dan terukur, itulah spesialisasi Delterra,” ungkap Shannon Bouton, Presiden dan CEO Delterra.

“Visi kami adalah dunia tanpa sampah plastik, yang kami harap akan terwujud dengan sirkular ekonomi berkembang, dimana prioritas kami merupakan keselamatan dalam produksi, penggunaan, dan daur ulang plastik yang bertanggung jawab,” ungkap Tony Worby, Direktur Planet Portofolio dan Flourishing Oceans di Minderoo Foundation.

Terakhir Aditya Bayunda, CEO WWF Indonesia, juga mengungkapkan beberapa hal tentang kerjasamanya.

“Plastik tidak seharusnya berada di alam. Tetapi mengurangi polusi plastik dari ekosistem kita adalah tantangan yang kompleks dan membutuhkan pendekatan holistik untuk megelola semua jenis limbah. Kami bersemangat untuk kerjasama yang berdampak dengan Delterra di Denpasar dan menantikan untuk bersama-sama meningkatkan kerja dan pengaruh” ujarnya.

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved