Serba Serbi
Purnama Kalima Terjadi Saat Gerhana Bulan Total Hari Ini 8 November 2022, Ini Makna & Pelaksanaannya
Puranam Kalima jatuh pada hari ini Selasa 8 November 2022 bertepatan dengan fenomena Gerhana Bulan Total.
Purnama Kalima Terjadi Saat Gerhana Bulan Total Hari Ini 8 November 2022, Ini Makna & Pelaksanaannya
TRIBUN-BALI.COM – Puranam Kalima jatuh pada hari ini Selasa 8 November 2022.
Tidak hanya itu, Rahina Purnama Kalima juga bertepatan dengan fenomena Gerhana Bulan Total.
Adapun perayaan Purnama Kalima terjadi saat saat bulan penuh sasih kalima atau bulan kelima dalam sistem kalender Bali.
Rahinan Purnama Kalima dimakan sebagai hari penyucian diri lahir batin.
Oleh karena itu semua orang wajib melakukan penyucian diri secara lahir batin dengan mempersembahkan sesajen berupa canang wangi-wangi, canang yasa kepada para dewa, dan pemujaan dilakukan di Sanggah dan Parahyangan, yang kemudian dilanjutkan dengan memohon air suci.
Menurut lontar Sundarigaman, Purnama merupakan payogan Sang Hyang Candra.
Terkait purnama ini disebutkan:
Mwah hana pareresiknira sang hyang rwa bhineda, makadi sang hyang surya candra, yatika nengken purnama mwang tilem, ring purnama sang hyang ulan mayoga, yan ring tilem sang hyang surya mayoga.
Artinya:
Ada lagi hari penyucian diri bagi Dewa Matahari dan Dewa Bulan yang juga disebut Sang Hyang Rwa Bhineda, yaitu saat tilem dan purnama.
Saat purnama adalah payogan Sang Hyang Wulan (Candra), sedangkan saat tilem Sang Hyang Surya yang beryoga.
Baca juga: Purnama Kalima, Penyucian Diri Lahir Batin, Ini Persembahan dan Pelaksanaannya
Di mana dalam lontar Sundarigama disebutkan:
Samana ika sang purohita, tkeng janma pada sakawanganya, wnang mahening ajnana, aturakna wangi-wangi, canang nyasa maring sarwa dewa, pamalakunya, ring sanggat parhyangan, laju matirta gocara, puspa wangi.
Penjelasan Gerhana Bulan Total
Seperti diberitakan Tribun-Bali.com sebelumnya, Berdasarkan informasi Randika, Geofisikawan Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika WIlayah III Denpasar, purnama dan Gerhana Bulan Total hampir serupa.
Pada prinsipnya untuk bulan purnama dan Gerhana Bulan Total sama-sama dalam posisi matahari, bumi, dan bulan dalam satu garis lurus.
Uniknya, pada purnama yang akan terjadi Selasa, 8 November 2022 besok akan dibarengi dengan terjadinya fenomena Gerhana Bulan Total.
Berdasarkan informasi Randika, Geofisikawan Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika WIlayah III Denpasar, purnama dan Gerhana Bulan Total hampir serupa.
Pada prinsipnya untuk bulan purnama dan Gerhana Bulan Total sama-sama dalam posisi matahari, bumi, dan bulan dalam satu garis lurus.
Hanya saja, garis matahari, bumi, dan bulan pada Gerhana Bulan Total lebih lurus sementara bulan purnama masih dipengaruhi kemiringan orbit bulan.
"Gerhana bulan adalah peristiwa terhalangnya cahaya matahari oleh bumi sehingga tidak semuanya sampai ke bulan.
Untuk kasus ini, terjadi purnama akibat garis ketiga orbit benar-benar lurus yang membuat bulan purnama lebih besar dan merah," jelas Randika.
Pada tahun ini sebenarnya sudah beberapa kali terjadi gerhana, baik itu gerhana matahari maupun gerhana bulan.
Namun, pada hari ini, Selasa 8 November 2022, masyarakat Indonesia akan bisa menyaksikan Gerhana Bulan Total yang juga merupakan Gerhana Bulan Total terakhir di tahun 2022.
"Semua masyarakat Indonesia bisa melihat terjadinya Gerhana Bulan Total ini, karena Indonesia memang termasuk jalur Gerhana Bulan Totalnya, kecuali di daerahnya itu tertutup awan," tambah Randika.
Durasi kejadian Gerhana Bulan Total ini sekitar 1 jam 25 detik dan untuk wilayah Bali, akan mencapai puncaknya sekitar pukul 18.59 WITA.
Gerhana Bulan Total dapat dilihat dengan mata telanjang, dan dapat diabadikan dengan latar depan bangunan yang ikonik.
Baca juga: Gerhana Bulan Total Terakhir Tahun 2022 Besok, Bertepatan Dengan Purnama di Bali
Fenomena astronomi ini dapat terjadi setiap tahun sekitar dua, hingga tiga kali dan dapat bertepatan dengan fenomena bulan purnama.
Terkait dengan adanya Gerhana Bulan Total ini, Randika mengatakan tidak akan menimbulkan efek atau dampak pada kondisi bumi.
Jadwal Gerhana Bulan Total
Mengutip dari Tribunnews.com, Gerhana Bulan Total akan terjadi selama 1 jam 24 menit 58 detik.
Sedangkan untuk durasi umbral (sebagian + total) yakni terjadi selama 3 jam 39 menit 50 detik.
Adapun puncak Gerhana Bulan Total dapat disaksikan mulai pukul 18.00 WIB atau 19.00 WITA atau pada 20.00 WIT.
Informasi ini diketahui dari postingan akun Instagram resmi Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa (OR PA/LAPAN).
Lebar Gerhana Bulan Total kali ini sebesar 1,3589 dengan jarak pusat umbra ke pusat Bulan yakni sebesar 0,2570.
Diketahui, gerhana ini termasuk ke dalam gerhana ke-20 dari 72 gerhana dalam Seri Saros 136 (1680-2960).
Selengkapnya, berikut ini rincian jadwal dan wilayah yang dapat melihat fenomena Gerhana Bulan Total pada Selasa, 8 November 2022.
Waktu dan Wilayah di Indonesia yang Dapat Teramati untuk Setiap Kontak Gerhana Bulan Total
1. Awal Penumbra (P1)
- Pukul 15.02.17 WIB/16.02.17 WITA / 17.02.17 WIT
- Tidak dapat teramati dari seluruh wilayah Indonesia.
2. Awal Sebagian (U1)
- Pukul 16.09.12 WIB/17.09.12 WITA/18.09.12 WIT
- Wilayah yang bisa mengamati yakni Papua, Papua Barat, P. Seram, P. Halmahera, Kep. Aru, Kep. Kai, dan Kep. Tanimbar.
3. Awal Total (U2)
- Pukul 17.16.39 WIB/18.16.39 WITA/19.16.39 WIT
- Wilayah yang bisa mengamati yakni Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Bali, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, serta Kapuas Hulu.
4. Puncak Gerhana
- Pukul 18.00.22 WIB/19.00.22 WITA/20.00.22 WIT
- Seluruh wilayah Indonesia dapat mengamati kecuali Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Bengkulu.
5. Akhir Total (U3)
- Pukul 18.41.37 WIB/19.41.37 WITA/20.41.37 WIB
- Seluruh wilayah Indonesia dapat mengamati.
Baca juga: Mitos Gerhana Bulan di Berbagai Negara di Dunia
6. Akhir Sebagian (U4)
- Pukul 19.49.03 WIB/20.49.03 WITA/21.49.03 WIT
- Seluruh wilayah Indonesia dapat mengamati.
7. Akhir Penumbra (P4)
- Pukul 20.56.08 WIB/21.56.08 WITA/22.56.08 WIT
- Seluruh wilayah Indonesia dapat mengamati.
(*)
(Tribun-Bali.com/Putu Supartika/Putu Yunia Andriyani) (Tribunnews.com/Nurkhasanah)