Satu Keluarga Tewas di Kalideres
Satu Keluarga Tewas Diduga Kelaparan di Kalideres, Sempat Meminta PLN Putus Aliran Listrik
Warga perumahan Citra Gerden Extension, Kalideres, Jakarta Barat digegerkan dengan penemuan mayat satu keluarga di dalam rumah.
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Satu Keluarga Tewas Diduga Kelaparan di Kalideres, Sempat Meminta PLN Putus Aliran Listrik
Warga perumahan Citra Gerden Extension, Kalideres, Jakarta Barat digegerkan dengan penemuan mayat satu keluarga di dalam rumah.
Baca juga: Bau Bangkai Jadi Petunjuk Kematian Satu Keluarga di Kalideres, Sempat Dikira Pindah Rumah
Baca juga: Bau Bangkai Jadi Petunjuk Kematian Satu Keluarga di Kalideres, Sempat Dikira Pindah Rumah
Satu keuarga itu terdiri dari ayah (71), ibu (68), anak (42) dan ipar (68).
Warga sekitar sama sekali tak ada yang curiga bahwa tetangga mereka empat orang tewas di rumahnya.
Sejumlah tetangga malah mengira bahwa keluarga yang tinggal di Blok AC5 Nomor 7 itu sudah pindah sejak beberapa pekan lalu.
Karenanya kematian empat orang yang merupakan satu keluarga itu baru diketahui saat kondisi korban sudah mulai membusuk pada Kamis (11/11).
Tunggak Bayar Listrik
Asiung, Ketua RT 015/RW 07 di Perumahan Citra Garden Satu Extension, Kalideres, Jakarta Barat menyebut sempat menegur salah satu korban yang ditemukan tewas bersama tiga anggota keluarganya.
Asiung mengatakan dirinya menegur DF (42) yang merupakan anak dari keluarga tersebut karena ada surat dari PLN soal tunggakan bayar listrik pada 31 Agustus 2022.
Setelah itu, Asiung mengaku berkomunikasi dengan DF pada 5 September 2022 untuk mengingatkan agar membayar listrik agar tidak diputus.
"Dia ada tunggakan dari PLN, saya terima (surat teguran PLN) pada 31 Agustus. Saya ingatkan lagi ke anaknya (DF), 'tolong diurus jangan sampai diputus (listriknya)," kata Asiung kepada wartawan, Jumat (11/11).
Baca juga: Bau Bangkai Jadi Petunjuk Kematian Satu Keluarga di Kalideres, Sempat Dikira Pindah Rumah
Baca juga: Bau Bangkai Jadi Petunjuk Kematian Satu Keluarga di Kalideres, Sempat Dikira Pindah Rumah
"Dibalas tanggal 5 September, 'Iya om, baik om, maaf ngerepotin. Nanti saya kabarin lagi' seperti itu jawaban dari si anak," sambungnya.
Setelah itu, Asiung mengatakan keluarganya sempat membayar listrik sebesar Rp300 ribu. Namun, pada Oktober 2022, mereka meminta petugas PLN memutus aliran listriknya.
"Oktober tanggal 4 dia kasih kabar petugas PLN, bang jangan dibayarin lagi, diputus saja. Nanti kalau saya mau pasang lagi, saya hubungin bapak ke petugas PLN. Tanggal 27 September petugas PLN menelpon hubungin atau chat tidak bisa sama sekali, ceklis satu," ucapnya.
Hasil autopsi