Berita Gianyar
Polisi Belum Berhasil Ungkap Pembuangan Orok di 2 TKP di Gianyar, Simak Ulasannya
Kapolsek Payangan, AKP I Putu Agus Ady Wijaya, tak menampik pihaknya belum menemukan pelaku.
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Kasus pembuangan orok di Kecamatan Payangan dan Ubud, sama-sama berada di Kabupaten Gianyar, Bali, masih misterius.
Hingga Selasa 15 November 2022 belum ada titik terang kepastian.
Di mana aparat kepolisian polsek setempat, masih mengumpulkan barang bukti.
Perkembangan yang mengarah ke terduga pelaku pun masih 'gelap'.
Baca juga: RSUP Prof Ngoerah Kremasi 14 Jenazah Terlantar, Didominasi Orok Bayi
Baca juga: Update Kasus Penemuan Orok di Tukad Mati, Kapolsek Denbar: Masih Penyelidikan Lebih Lanjut

Berdasarkan catatan Tribun Bali, kasus penemuan orok yang dibuang oleh orangtuanya terjadi tak sampai berselang sebulan.
Yakni, pada 4 Oktober 2022 ditemukan orok dibungkus plastik kresek di taman yang ada di areal Pusat Pemerintahan (Puspem) Kecamatan Payangan.
Saat itu, orok ditemukan oleh petugas kebersihan puskesmas.
Adapun orok itu berjenis kelamin laki-laki, diduga usianya masih delapan bulan.
Pasca ditemukan, orok tersebut lantas dibawa ke RSUD Payangan.
Dan, saat itu pula anggota Polsek Payangan melakukan penyelidikan mencari tahu pelaku pembuang orok.
Penyelidikan dilakukan dengan memeriksa data ibu hamil maupun ibu melahirkan di rumah sakit maupun tempat persalinan.
Pencarian ini tak hanya dilakukan di Kecamatan Payangan.
Tetapi juga ke kecamatan tetangga, seperti Ubud, Kintamani Bangli hingga ke Kecamatan Petang Badung.
Kapolsek Payangan, AKP I Putu Agus Ady Wijaya, tak menampik pihaknya belum menemukan pelaku.
Hal itu dikarenakan pihak kekurangan bukti.
"Masih lidik karena minim info dan keterangan," ujarnya.

Kasus penemuan orok kedua terjadi, Sabtu 5 November 2022 di sebuah lahan di jalan raya Banjar Laplapan, Desa Petulu, Kecamatan Ubud.
Orok tersebut diperkirakan berusia sekitar lima bulan.
Dan berdasarkan pemeriksaan luar pihak berwajib, orok tersebut diduga dilahirkan paksa.
Terkait itu, Kapolsek Ubud, Kompol I Gusti Ngurah Yudistira jug mengatakan pihaknya masih melakukan penyelidikan.
Pengungkapan pelaku relatif sulit, lantaran orok ditemukan di villa kosong. "Kita masih laksanakan lidik," ujarnya. (*)