STMIK Primakara Partisipasi di Side Event KTT G20 di Bali Lewat Startup dan Ekonomi Kreatif Digital

STMIK Primakara ikut andil dalam acara Internasional KTT G20 yang berlangsung pada 15-16 November 2022 kemarin di Bali.

Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Alfonsius Alfianus Nggubhu
Istimewa
Salah satu institut pendidikan yakni STMIK Primakara ikut andil dalam acara Internasional KTT G20 yang berlangsung pada 15-16 November 2022 kemarin di Bali. Ist 

Selaku praktisi ekonomi digital dan penggerak startup, Artana juga ikut dalam agenda High Level Meeting Bank Central anggota G20 dimana juga bank central di Asia mendorong digitalisasi di sektor finansial.

Misalnya bagaimana rupiah bisa dipakai berbelanja di Thailand.

Menurutnya Bali harus selalu mampu mengambil hikmah dari isu-isu strategis yang diangkat di global sehingga Bali bisa menyiapkan diri untuk itu. 

“Bali harus mampu jadi pioneer di awal, jangan jadi late adopter masuknya belakangan, harus menjadi early adopter,” tegas pria yang pernah menyabet penghargaan The Most Outstanding Development Officer dan The Best Development Officer dari JCI Asia Pasific Development Council itu.

Terkait  hal itu STMIK Primakara menjadi semacam jembatan komunikasi antara pemerintah daerah dengan berbagai pihak.

Seperti peran yang diambil STMIK Primakara selama ini yakni menjadi ecosystem builder atau membangun ekosistem, menjadi pengembang ekosistem untuk startup dan lebih luasnya lagi ekonomi kreatif digital.

Artana juga sempat mengisi acara side event G20 Development Working Group dengan tema “Transforming The Economy Toward A Resilient and Sustainability Economic Growth” yang diselenggarakan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, intinya terkait dengan transformasi ekonomi.

Baca juga: Tak Hanya Jokowi, Koster Juga Sebut Tak Gunakan Pawang Hujan Saat Gelaran KTT G20 di Bali 

Dalam acara itu Artana bercerita apa yang bisa dilakukan di Bali dalam mentransformasi ekonominya.

Ia menekankan dari aspek ekonomi kreatif dan digital, apa saja yang sudah dilakukan di Bali baik oleh pihak swasta maupun pemerintah untuk menghidupkan ekonomi kreatif dan digital di Bali.

Salah satunya sudah banyak digelar berbagai event terkait ekonomi kreatif dan digital seperti Bali Startup Summit, Bali Digifest, dan event-lainnya.

STMIK Primakara juga terlibat aktif dalam Banjar Creative Space (BCS) yang juga didukung oleh Kementerian BUMN.

“Itu adalah inisiasi-inisiasi yang oleh pemerintah jika dilihat bagus itu bisa ditindaklanjuti. Intinya ekonomi kreatif dan digital harusnya menjadi konsernya Bali,” tegasnya.

Artana menambahkan, saat ini Bali diserbu pekerja-pekerja digital baik yang nasional maupun internasional, dimana mereka berlomba-lomba bekerja dari Bali.

Sejak pandemi Covid-19, mereka sudah menemukan pola bahwa kerja yang efektif tidak harus dari kantor.

“Para digital nomade banyak jumlahnya, apalagi generasi Z ini tidak terlalu betah bekerja di kantor. Mereka tetap bekerja bahkan lebih keras dari sebelumnya, tapi mereka bisa bekerja dari manapun, dan Bali adalah salah satu surganya,” ungkap Artana.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved