Kematian Misterius Prada Indra
Prada Indra Tewas Diduga Dianiaya Sesama TNI: Jenazah Penuh Lebam dan Ada Sayatan di Bagian Dada
Misteri kematian prajurit TNI Angkatan Udara Prada Muhammad Indra Wijaya menjadi sorotan.
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Prada Indra Tewas Diduga Dianiaya Sesama TNI: Jenazah Penuh Lebam dan Ada Sayatan di Bagian Dada
Misteri kematian prajurit TNI Angkatan Udara Prada Muhammad Indra Wijaya menjadi sorotan.
Baca juga: Menelisik Calon Pengganti Andika Perkasa, Jokowi Tunjuk Yudo Margono, Calon Tunggal Panglima TNI?
Baca juga: Menelisik Calon Pengganti Andika Perkasa, Jokowi Tunjuk Yudo Margono, Calon Tunggal Panglima TNI?
Mulanya Markas Komando Operasi Udara III (Makoopsud III) Biak, Papua tempat Indra bertugas mengatakan, penyebab kematian Indra adalah dehidrasi berat.
Namun, pihak keluarga menemukan jasad Prada Indra dipenuhi luka lebam dan sayatan saat diterima keluarga.
Awalnya, pihak keluarga awalnya hanya dikabari bahwa Prada Indra tewas akibat dehidrasi setelah main futsal.
Kemudian, pihak keluarga menghubungi atasan Indra untuk meminta sambungan video.
"Setelah mendapat kabar duka, kami sebagai keluarga langsung menghubungi via telepon kepada Kolonel Adm Feradianto agar melakukan video call guna memastikan kebenaran berita tersebut," ujar kakak kandung Prada Indra, yakni Rika Wijaya, Rabu (23/11).
Saat video call itu, kata Rika, pihak keluarga terkejut melihat beberapa bagian wajah Prada Indra, yakni mata dan hidung, yang sudah ditutupi menggunakan kapas. Perwira TNI AU yang menyampaikan informasi meninggalnya Prada Indra pun menjelaskan bahwa penutupan wajah jenazah menggunakan kapas merupakan hal lumrah.
"Di dalam video call tersebut pihak keluarga bertanya, 'Pak itu kenapa ya Pak' mukanya kenapa bisa begitu?" kata Rika.
"Kemudian Kolonel Adm Feradianto menjawab 'itu memang mukanya ditutup pakai kapas, pakai apa kalau orang meninggal? kan memang dipakaikan itu'. begitu," sambungnya.
Jenazah tiba dipenuhi luka
Saat jenazah Prada Indra tiba, keluarga berinisiatif untuk melihat langsung kondisi fisiknya sebelum dimakamkan.
Tetapi keluarga justru diminta langsung menguburkan jenazah setelah diantarkan dari Biak, Papua ke rumah duka di Tangerang.
Rika mengatakan hal itu merupakan permintaan dari pihak Markas Komando Operasi (Makoopsud) III Biak yang disampaikan kepada pihak keluarga ketika menerima kedatangan jenazah.
"Salah satu dari keluarga saya pada saat di Soekarno-hatta mendapatkan telepon dari satu anggota Koopsud III di Biak, bahwasanya adik saya ini harus langsung dibawa ke rumah duka, setelah itu langsung dimakamkan," ujar Rika Permintaan tersebut pun menjadi tanda tanya besar bagi pihak keluarga.