Berita Bali
Kasus Penolakan Pasien yang Berujung Kematian di Denpasar, Penyidik Periksa 23 Saksi dari Dinkes
Kasus penolakan pasien oleh dua RS di Denpasar, Penyidik telah memeriksa 23 orang saksi
Penulis: Ida Bagus Putu Mahendra | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
MAP menuturkan, saat berada di rumah sakit pertama, NS tak mendapat pertolongan.
Rumah sakit tersebut berdalih, ketersediaan bed saat itu sedang penuh.
Rumah sakit tersebut kemudian merujuk untuk menuju ke rumah sakit lainnya.
MAP meminta bantuan agar diberikan pinjaman mobil ambulans.
Namun, MAP tak kunjung diberikan bantuan ambulans tersebut.
“Setelah sampai di RS pertama, ibu saya masih sadarkan diri. Sampai di sana, saya bertemu dengan satpam dan pihak satpam mencari dokter dan setelah itu dokter datang. Saya minta bantuan sangat-sangat meminta sampai ngemis, tetapi pihak di sana bilang kalau lagi penuh dan tidak ada bed. Pihak sana mengusulkan ke RS lainnya. Saya meminta tolong untuk meminjam ambulans supaya saya cepat menuju ke RS lain karena ibu saya sekarat. Tetapi pihak sana tidak memberi atau menolong ibu saya,” tutur MAP.
Sesampainya di RS kedua, ibunya kembali dirujuk ke RSUP Prof Ngoerah Denpasar.
MAP kembali meminta bantuan kepada RS kedua agar diberikan bantuan mobil ambulans.
Namun MAP juga tak mendapat bantuan ambulans.
“Saya berangkat ke RS kedua, dan sampai di sana, pihak sana menyuruh saya bawa ke RSUP Sanglah. Saya meminta pihak RS kedua untuk meminjamkan ambulans tapi tidak dikasih juga,” ucap MAP.
MAP menuturkan, selama perjalanan dari RS kedua menuju RSUP Prof Ngoerah, kaki ibunya yang digonceng sepeda motor sampai menyentuh aspal sehingga menderita luka karena terseret selama perjalanan.
“Saya langsung menuju ke RSUP Sanglah. Sangat sedih saya, di jalan menggonceng seorang ibu sendiri yang sangat butuh bantuan tetapi tidak diperhatikan. Sampai kaki ibu saya terseret di jalan sampai luka,” jelas MAP.
Setelah sampai di RSUP Prof Ngoerah, NS langsung mendapat pertolongan.
Namun, NS telah meninggal dunia dalam perjalanan menuju RSUP Prof Ngoerah.
Tak terima mendapatkan perlakuan dari RS pertama dan kedua, keluarga NS melaporkan kasus ini ke Polda Bali.
Kabid Humas Polda Bali, Kombes Stefanus Satake Bayu Setianto membenarkan adanya laporan tersebut.
“Iya, jadi benar ada laporan itu ya. Laporan dibuat oleh keluarga korban,” ucap Kombes Stefanus Satake Bayu Setianto.
Menurut Kabid Humas Polda Bali, laporan tersebut ditangani oleh Ditreskrimsus Polda Bali. (mah)
Kumpulan Artikel Bali