Ledakan Bom di Bandung

Bom Bunuh Diri Polsek Astana Anyar Bandung, Pengamat Terorisme Sebut Jenis Lone Wolf

Pelaku bom bunuh diri, yang melakukan aksinya di Polsek Astana Anyar, Bandung, dikatakan termasuk jenis lone wolf. 

Penulis: Ida Bagus Putu Mahendra | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/agr/aww via Kompas.com
Aksi bom bunuh diri yang terjadi di Polsek Astana Anyar, Bandung, Jawa Barat, merupakan bentuk tanggung jawab semua pihak. Seperti misalnya BNPT, yang memiliki kapasitas untuk mendeteksi serangan aksi terorisme yang kemudian diformulasikan dengan data dari intelijen. 

Aksi bom bunuh diri yang terjadi di Polsek Astana Anyar, Bandung, Jawa Barat, merupakan bentuk tanggung jawab semua pihak.

Seperti misalnya BNPT, yang memiliki kapasitas untuk mendeteksi serangan aksi terorisme yang kemudian diformulasikan dengan data dari intelijen.

Aksi bom bunuh diri yang terjadi di Polsek Astana Anyar, Bandung, Jawa Barat, merupakan bentuk tanggung jawab semua pihak.

Seperti misalnya BNPT, yang memiliki kapasitas untuk mendeteksi serangan aksi terorisme yang kemudian diformulasikan dengan data dari intelijen.
Aksi bom bunuh diri yang terjadi di Polsek Astana Anyar, Bandung, Jawa Barat, merupakan bentuk tanggung jawab semua pihak. Seperti misalnya BNPT, yang memiliki kapasitas untuk mendeteksi serangan aksi terorisme yang kemudian diformulasikan dengan data dari intelijen. (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/agr/aww via Kompas.com)

 

 

Data yang didapat dari intelijen, dapat diolah guna menentukan strategi dan trend serangan aksi terorisme di kemudian hari.

“Jadi tidak bisa kemudian dikatakan Polri saja yang bertanggung jawab.

Katakanlah BNPT yang memiliki capacity, untuk membaca serangan yang terjadi atau merancang sebuah strategi ketika data Intelijen masuk, berarti ada perubahan pola serangan.

“Jadi kita sudah punya gambaran sebenarnya.

Apakah ada lone wolf dengan menggunakan bom bunuh diri atau gerakan yang berbeda,” jelas pengamat terorisme ini.

Bagus Surya menilai, terjadi perubahan pola serangan aksi terorisme.

Ia mengambil contoh aksi serangan aksi terorisme yang terjadi di Surabaya pada 2018 lalu, yang serangannya dilakukan oleh satu keluarga.

Namun, kini serangan aksi terorisme banyak menggunakan pola lone wolf.

Ilustrasi - Aksi bom bunuh diri yang terjadi di Polsek Astana Anyar, Bandung, Jawa Barat, merupakan bentuk tanggung jawab semua pihak.

Seperti misalnya BNPT, yang memiliki kapasitas untuk mendeteksi serangan aksi terorisme yang kemudian diformulasikan dengan data dari intelijen.
Ilustrasi - Aksi bom bunuh diri yang terjadi di Polsek Astana Anyar, Bandung, Jawa Barat, merupakan bentuk tanggung jawab semua pihak. Seperti misalnya BNPT, yang memiliki kapasitas untuk mendeteksi serangan aksi terorisme yang kemudian diformulasikan dengan data dari intelijen. (kompas.com)

Bahkan, Bagus Surya menganggap lone wolf berpotensi menjadi role model pola serangan aksi terorisme selanjutnya.

“Surabaya (Bom Surabaya 2018) itu dilakukan oleh satu keluarga.

Ketika ini lone wolf, ya berarti ada perubahan polanya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved