Berita Klungkung
Ambruknya Movable Bridge di Pelabuhan Banjar Nyuh Nusa Penida, Polres Klungkung Selidiki!
Penyelidikan dilakukan untuk mendapatkan fakta di lapangan, soal insiden ambruknya Movable Bridge (jembatan penghubung antara dermaga dan ponton).
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM - Jajaran Satuan Reskrim Polres Klungkung, melakukan olah TKP ke Pelabuhan Banjar Nyuh, Desa Ped, Nusa Penida, Jumat (16/12/2022).
Kepolisian tengah mendalami, apakah ada unsur kelalaian dalam peristiwa ambruknya Movable Bridge (jembatan penghubung antara dermaga dan ponton), yang menyebabkan 25 penumpang terjatuh ke laut.
Kasat Reskrim Polres Klungkung, Iptu Arung Wiratama, menjelaskan, timnya turun ke Pelabuhan Banjar Nyuh, Jumat pagi (16/12/2022).
Penyelidikan dilakukan untuk mendapatkan fakta di lapangan, soal insiden ambruknya Movable Bridge (jembatan penghubung antara dermaga dan ponton).
Baca juga: Jembatan Ambruk di Pelabuhan Banjar Nyuh Nusa Penida Baru Rampung Dibangun
Baca juga: Movable Bridge di Pelabuhan Banjar Nyuh Ambruk, UPP Kelas II Nusa Penida Tingkatkan Pengawasan

"Kami melakukan menyelidiki, untuk mendapatkan fakta-fakta di lapangan.
Saat ini penyelidikan masih berlangsung di lapangan," ungkap Arung Wiratama, Jumat (16/12/2022).
Pihaknya belum bisa memberikan keterangan lebih detail, terkait hasil dari penyelidikan tersebut karena penyelidikan masih terus berjalan.
"Kami belum mengambil kesimpulan apapun dari persitiwa ini, karena kami masih lidik.
Nanti kami akan lapor kapolres terlebih dahulu, untuk simpulkan persitiwa ini," ungkapnya.
Dalam pelaksanaan olah TKP tersebut, kepolisian juga sudah memasang police line (garis polisi) di sekitar Movable Bridge yang ambruk.

Sehingga, sementara tidak ada aktivitas masyarakat di sekitar Movable Bridge tersebut.
"Setelah hasil penyelidikan lengkap, baru kami lapor kapolres.
Penyelidikan sedang di lapangan," jelasnya.
Insiden putusnya Movable Bridge di Pelabuhan Banjar Nyuh, Kecamatan Nusa Penida, terjadi Kamis (15/12/2022), sekitar pukul 16.45 WITA.
Kejadian tersebut terjadi saat fast boat Semabu Hills, yang mengangkut penumpang warga negara asing (WNA), hendak bertolak dari Nusa Penida menuju Pelabuhan Sanur, Denpasar.
Ketika itu ada 25 penumpang yang berada di Movable Bridge, yang tiba-tiba ambruk.
Peristiwa ini mengakibatkan 25 orang penumpang yang berada di atas Movable Bridge tercebur ke laut.
Insiden tersebut tidak menimbulkan korban jiwa, dan Fast Boat Semabu Hills yang mengangkut puluhan penumpang tersebut tetap bisa diberangkatkan saat itu juga.
Namun sejumlah penumpang yang tercebur ke laut, mengalami kerugian karena handphone rusak dan bahkan ada yang kehilangan handphone.

Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali, Samsi Gunarta, memberikan klarifikasi terkait dengan runtuhnya jembatan penghubung (Movable Bridge) antara Dermaga Utama dan Dermaga Apung pelabuhan.
Yang dikelola oleh UPP Nusa Penida, Ditjen Perhubungan Laut, di Banjar Nyuh, Toya Pakeh, Nusa Penida, Pada hari Kamis tanggal 15 Desember 2022 pukul 16.45 sebagai berikut:
1. Menjelang kejadian ambruk, akan berangkat Kapal Sari Nusa GX Semabu Hills dari Pelabuhan Toya Pakeh, menuju Pelabuhan Sanur dengan jumlah penumpang 129 orang, posisi kapal saat itu sudah sandar dengan sempurna.
2. Posisi buritan kapal yang terlalu mendekati ujung Movable Bridge, mengakibatkan antrian penumpang berada di atas Movable Bridge.
Sejumlah 35 penumpang berdiri di atas Movable Bridge, sehingga struktur tidak kuat menahan beban.
Jembatan (MB) sepanjang 16.74 m dengan lebar 1.5 mtr tersebut, patah pada jarak 6 meter dari dermaga yang menyebabkan 30 penumpang terjatuh ke laut.

3. Seluruh korban dapat dievakuasi dengan keadaan aman dan selamat.
Beberapa penumpang mengalami luka ringan dan melaporkan adanya kerusakan barang elektronik berupa handphone.
4. Setelah dilakukan pelaporan, pemeriksaan TKP, dan pengumpulan keterangan saksi-saksi oleh pihak Kepolisian, prosedur keberangkatan speed boat Semabu Hills dapat dilanjutkan menuju pelabuhan Sanur.
5. Pada 16 Desember 2022, Pukul 07.30, tim Dinas Perhubungan Provinsi Bali melakukan investigasi awal untuk menyusun rekomendasi perbaikan, yang dapat dilakukan oleh UPP Nusa Penida, guna mencegah kejadian yang sama di kemudian hari.
6. Dapat dilaporkan bahwa pekerjaan pemasangan Dermaga Apung berikut MB di Pelabuhan Toya Pakeh paket pekerjaan yang dilaksanakan oleh Satker Strategis Ditjen Perhubungan Laut di Jakarta tahun 2022.
Pelaksana tersebut sudah melakukan PHO dan memasuki masa pemeliharaan.
Pada tanggal 12 Desember sudah dilakukan sosialisasi dan uji coba pemanfaatan dengan beberapa kondisi yang dipersyaratkan termasuk perlunya pembatasan jumlah penumpang yang diperbolehkan ada di atas MB pada saat bersamaan.

7. Pekerjaan Pelabuhan Toya Pakeh adalah pekerjaan yang terpisah, dan tidak ada kaitannya dengan Pelabuhan Segitiga Sanur-Bias Munjul-Sampalan.
Pelabuhan ini sudah beroperasi sejak tahun 1990, dan merupakan aset dari Kementerian Perhubungan RI yang dikelola oleh Unit Pengelola Pelabuhan.
8. Paket pekerjaan Dermaga Toya Pakeh dilakukan secara bertahap menyesuaikan ketersediaan alokasi APBN reguler Ditjen Perhubungan Laut.
Pada tahap awal pekerjaan fokus pada pembangunan sisi laut (sea sides).
Selanjutnya akan dilakukan revitalisasi terminal, menyesuaikan dengan Pelabuhan lain yang sudah terbangun sehingga diharapkan menjadi salah satu Pelabuhan pintu masuk Nusa Penida yang kompatibel dengan Pelabuhan Sanur, Pelabuhan Sampalan, dan Pelabuhan Bias Munjul.
9. Akibat runtuhnya MB, pihak kontraktor berkomitmen untuk membangun MB yang baru dan menyesuaikan desain selama masa pemeliharaan berjalan.
Pelayanan Pelabuhan untuk sementara akan dilakukan menggunakan Pelabuhan Banjar Nyuh, di sebelah Barat Pelabuhan Toya Pakeh yang selama ini dikelola desa. (*)