Polisi Tembak Polisi
Ada Kontak Bernama Tuhan di Grup WA Ferdy Sambo Cs, Dibuat Empat Hari Setelah Brigadir J Tewas
Ada Kontak Bernama Tuhan di Grup WA Ferdy Sambo Cs, Dibuat Empat Hari Setelah Brigadir J Tewas
Home
Nasional
Hukum
Tribun Medan
A-A+
Lima terdakwa pembunuhan berencana terhadap Brigadir J.
TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Fakta baru kembali terungkap dalam sidang lanjutan kasus pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Terungkap, lima terdakwa pembunuhan Brigadir J sempat membuat grup WhatsApp, empat hari setelah pembunuhan keji itu.
Hal itu diungkapkan Ahli Digital Forensik Adi Setya saat menjadi saksi ahli dalam sidang kasus pembunuhan berencana Brigadir J.
Adi mengatakan, grup itu dibuat oleh Grup tersebut dibuat Ricky Rizal, dan diberi nama Duren Tiga.
Baca juga: Keluarga Temukan Kejanggalan Kematian Prada Indra, Ahli Psikologi Forensik: Butuh Autopsi Ulang
"Tadi ahli jelaskan ada grup WhatsApp Duren Tiga. Siapa saja yang ada di dalam grup WhatsApp itu?," kata kuasa hukum RR di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (19/12/2022).
Adi menerangkan ada lebih 7 anggota grup tersebut.
Ia menyebut, ada kontak para ajudan mantan kadiv propam itu hingga satpam rumah.
Seperti Bharada Richard Eliezer, Bripka Ricky, Daden Miftahul Haq dan satpam rumah Sambo Damianus.
Baca juga: Ini Sosok Wanita yang Pindahkan Otak Brigadir J ke Rongga Perut, Sebut Telah Sesuai SOP
"Anggota grup WhatsApp bernama Duren Tiga yang pertama kontak WhatsApp atas nama Richard, yang kedua kontak WhatsApp atas nama Ricky Wibowo, yang ketiga kontak WhatsApp atas nama Damson, yang berikutnya kontak WhatsApp atas nama Daden," kata Adi.
"Kontak WhatsApp atas nama Irjen Ferdy Sambo, kemudian kontak WhatsApp atas nama Putri Candrawathi, kemudian kontak WhatsApp atas nama Diryanto, kemudian kontak WhatsApp nama Om Kuat," lanjut dia.
Adi juga menyebutkan ada satu anggota yang bernama Tuhan Yesus.
"Kemudian kontak WhatsApp atas nama SMD, kontak WhatsApp atas nama Tuhan Yesus," papar Adi.
Lalu ada kontak WhatsApp nama Alfanzu, kontak WhatsApp nama Sadam, kontak WhatsApp atas nama Gusti Sejati.
"Berikutnya kontak WhatsApp atas nama Prayogi Iktara, kontak WhatsApp atas nama AR 19 dan yang terakhir kontak WhatsApp atas nama WTK 46," imbuhnya.
Grup itu dibuat Ricky Rizal pada 11 Juli 2022 atau empat hari setelah peristiwa pembunuhan tersebut.
Hanya saja tidak dijelaskan siapa sosok yang diberi nama kontak 'Tuhan Yesus' dalam grup WA tersebut.
Bharada E di-kick dari grup oleh Ferdy Sambo
Isi percakapan atau chat di Whatsapp (WA) antara Ferdy Sambo dan Richard Eliezer terbongkar di pengadilan.
Isi percakapan tersebut dibongkar oleh Ahli Digital Forensik Puslabfor Polri Adi Setya.
Percakapan tersebut terjadi setelah peristiwa pembunuhan Brigadir J.
Sebagai informasi, Adi Setya dihadirkan sebagai saksi dalam sidang perkara pembunuhan berencana Brigadir J di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Senin (19/12/2022).
Menurut Adi, percakapan Ferdy Sambo dan Bharada E terjadi pada 19 Juli 2022 atau 11 hari setelah Brigadir J tewas ditembak.
Diketahui, Brigadir J selaku ajudan tewas ditembak dengan sejumlah tembakan dan kepala di rumah dinas Ferdy Sambo selaku Kadiv Propam Polri, Komplek Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan pada Jumat sore, 8 Juli 2022.
Dalam dakwaan Bharada E, penembakan dilakukan Bharada E sebanyak 3-4 kali dan Ferdy Sambo.
"Antara akun WA atas nama Richard dengan akun WA atas nama Irjen Ferdy Sambo. Komunikasi dilakukan pada tanggal 19 Juli 2022 pukul 03.48," kata Adi.
Chat WA itu diawali oleh Ferdy Sambo yang menanyakan kabar Bharada E.
Dalam percakapan itu, Ferdy Sambo juga menyebut nama Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo.
"Yang pertama adalah dari akun WA Irjen Ferdy Sambo mengirimkan kalimat, 'Kamu sehat ya?' Kemudian, 'Bapak Kapolri menyampaikan kalau ada yang nggak nyaman laporkan saya segera, biar saya laporkan bapak kapolri'," ungkap Adi.
"Kemudian dijawab akun WA atas nama Richard 'siap sehat bapak, siap baik bapak'," jelas dia.
Ferdy Sambo lalu meminta Richard dan keluarganya di Manado tetap tenang.
"Ditanggapi oleh akun WA Ferdy Sambo, 'buat tenang kelurga di Manado ya Cad, WA saya kalau ada yang nggak enak di hati kamu'," ucap Adi.
"Kemudian dijawab oleh akun Wa Richard 'siap baik bapak'," tambahnya.
Sebelumnya, Para terdakwa kasus dugaan pembunuhan berencana terhadap Nofriansyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir J ternyata memiliki grup WhatsApp khusus yang dibuat sekitar 4 hari insiden penembakan.
Fakta itu diungkapkan oleh ahli digital Puslabfor Polri Adi Setya saat dihadirkan jaksa penuntut umum (JPU) di persidangan, Senin (19/12/2022).
Mulanya jaksa bertanya kepada Adi soal ada atau tidaknya percakapan di WhatsApp antara para terdakwa setelah penembakan.
Adi menyebut, saat itu ditemukan adanya grup WhatsApp yang dibuat oleh Ricky Rizal Wibowo pada tanggal 11 Juli 2022.
"Jadi di HP tersebut ditemukan satu grup whatsapp dengan nama 'duren tiga', di dalamnya ada beberapa kontak di grup tersebut diantaranya ada kontak WA nama irjen Ferdy Sambo, kemudian ada kontak whatsapp bernama Putri Candrawathi dan seterusnya," kata Adi dalam persidangan.
"Di dalam (grup) ada terdakwa ini 5 orang?" tanya jaksa kepada Adi.
"Iya," jawab Adi.
Kendati demikian, Adi menyebut dalam grup itu sudah tidak ditemukan adanya percakapan antara anggota grup.
Dirinya juga tidak mengetahui secara pasti kapan isi percakapan itu lenyap.
Adi hanya memastikan kalau akun kontak atas nama Richard, hanya bertahan beberapa jam di grup tersebut.
"Ada percakapan?" tanya jaksa.
"Sudah tidak ada," jawab Adi.
"Terdeteksi ga kapan dibikin?" tanya lagi jaksa.
"Grup ini dibuat pada tanggal 11/7/2022 oleh akun WA dengan nama Ricky Wibowo," timpal Adi.
"Ada penghapusan percakapan?" cecar jaksa.
"Kalau di sini hanya rentang waktu singkat akun WA atas nama Richard masuk ke dalam grup tersebut tidak lebih dari satu hari, dia diadd pada jam 5 pagi tanggal 11 kemudian diremove dari grup tersebut pada jam 8 tanggal 11 jadi gak sampai 1 hari," beber Adi.
Terkait anggota grup terakhir yang dilihat oleh timnya kata Adi, saat itu masih berjumlah lebih dari 7 orang.
Dua di antaranya yakni pasangan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.
"Di dalam grup duren tiga itu berapa orang?" tanya jaksa.
"Lebih dari 7," kata Adi.
"Ada Sambo di dalamnya?" tanya lagi jaksa.
"Kontak WA atas nama Irjen FS dan Putri Candrawathi," tukas Adi.
Diketahui, Nofriansyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir Yoshua menjadi korban pembunuhan berencana yang diotaki Ferdy Sambo pada 8 Juli 2022 lalu.
Brigadir Yoshua tewas setelah dieksekusi di rumah dinas Ferdy Sambo, Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Pembunuhan itu terjadi diyakini setelah Putri Candrawathi bercerita kepada Ferdy Sambo karena terjadi pelecehan seksual di Magelang.
Ferdy Sambo saat itu merasa marah dan menyusun strategi untuk menghabisi nyawa dari Yoshua.
Dalam perkara ini Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Bripka Ricky Rizal alias Bripka RR, Kuwat Maruf dan Bharada Richard Eliezer alias Bharada didakwa melakukan pembunuhan berencana.
Kelima terdakwa didakwa melanggar pasal 340 subsidair Pasal 338 KUHP juncto Pasal 55 ayat 1 ke (1) KUHP dengan ancaman maksimal hukuman mati.
Tak hanya dalam kasus pembunuhan berencana Brigadir J, khusus untuk Ferdy Sambo juga turut dijerat dalam kasus perintangan penyidikan atau obstruction of justice bersama Hendra Kurniawan, Agus Nurpatria, Chuck Putranto, Irfan Widianto, Arif Rahman Arifin, dan Baiquni Wibowo.
Para terdakwa disebut merusak atau menghilangkan barang bukti termasuk rekaman CCTV Komplek Polri, Duren Tiga.
Dalam dugaan kasus obstruction of justice tersebut mereka didakwa melanggar Pasal 49 juncto Pasal 33 subsidair Pasal 48 ayat (1) juncto Pasal 32 ayat (1) UU ITE Nomor 19 Tahun 2016 dan/atau dakwaan kedua pasal 233 KUHP subsidair Pasal 221 ayat (1) ke 2 KUHP juncto pasal 55 ayat 1 ke (1) KUHP. (*)
Artikel terkait telah tayang di Tribunnews dengan judul Misteri Siapa Sosok yang Diberi Nama Tuhan di Grup WhatApps Duren Tiga yang Dibuat Ricky Rizal