Lomba Ogoh Ogoh 2023
Disbud Bali Adakan Lomba Ogoh-Ogoh 2023, Hadiah Puluhan Juta, Dilarang Pakai Plastik dan Styrofoam
Disbud Bali adakan lomba Ogoh-Ogoh 2023 dengan hadiah puluhan juta, peserta dilarang pakai plastik dan styrofoam.
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Putu Kartika Viktriani
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Dinas Kebudayaan Provinsi Bali mengadakan lomba kreativitas ogoh-ogoh jelang Nyepi Tahun 2023.
Pendaftaran pun paling lambat dapat dilakukan pada 22 Februari 2023 pukul 23.59 Wita.
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, I Gede Arya Sugiartha ketika dikonfirmasi, mengatakan lomba ogoh-ogoh ini untuk tingkat Kabupaten bukan Provinsi.
“Kita adakan lombanya ditingkat Kecamatan dan Kabupaten nanti juaranya 1 ada di 9 Kabupaten/Kota dan Provinsi hanya menyiapkan hadiah. Untuk tingkat Kabupaten itu juara 1 akan mendapatkan Rp. 50 juta, Juara 2 Rp. 35 juta, Juara 3 Rp. 25 juta dan 144 ogoh-ogoh terbaik akan mendapatkan hadiah Rp. 5 juta,” bebernya pada, Rabu 21 Desember 2022.
Yang dilombakan adalah hasil akhir pembuatan ogoh-ogohnya bukan arak-arakan ogoh-ogohnya dan akan langsung dinilai ditempat sebelum Malam Pengerupukan.
Intinya para peserta lomba dibebaskan membuat ogoh-ogoh sesuai dengan kreativitas masing-masing.
Selain itu juga terdapat beberapa ketentuan untuk mengikuti lomba ogoh-ogoh ini salah satunya menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan.
Tidak diperbolehkan sedikitpun menggunakan plastik dan styrofoam.
“Ada kritertia khusus yaitu tidak boleh gunakan styrofoam sudah dibahas kemarin saya sudah undang Disbud Kabupaten/Kota dan sudah diedarkan di Kabupaten/Kota. Sudah ditegaskan tidak boleh gunakan plastik, styrofoam kemarin ada yang nego pakai styrofoam ditapelnya saja tapi saya tegaskan tidak bisa kalau ada yang pakai styrofoam tidak dapat juara,” tegasnya.
Nantinya semua Banjar yang membuat ogoh-ogoh diperbolehkan mengikuti lomba ini.
Baca juga: Pawai Ogoh-ogoh Amerebut Tirta Amertha Usung Kekayaan Tradisi Bali dan Libatkan 500 Seniman
Bisa juga nantinya Desa Adat yang mengajukan peserta lomba ogoh-ogoh ke Kecamatan sampai tingkat Kabupaten.
Penilaian hanya dilakukan ditempat dan juri datang ke banjar-banjar.
Selain itu ia juga sempat menerima usul agar arak-arakan ogoh-ogoh juga dilombakan namun ia tidak bisa memutuskan itu karena belum mengetahui apakah arak-arakan ogoh-ogoh nantinya diperbolehkan atau tidak.
“Juri disiapkan dari Kabupaten/Kota ada seniman, profesional dan perwakilan dari yowana di Kabupaten setempat. Kita selalu berikan apresiasi pada kreativitas dan ogoh-ogoh selalu berkaitan dengan Nyepi itu juga sangat kental unsur keseniannya. Dari situ masyarakat gembira menyambutnya dan diadakan lomba agar masyarakat berkreativitas sesuai dengan pedoman dan estetikanya,” tutupnya. (*)