Pilpres 2024
Potensi Anies Baswedan Ungguli Prabowo Subianto, Pengamat: Anies-Andika Jadi Kuda Hitam di Pilpres
Ari Junaedi menilai kalau Anies BAswedan punya potensi untuk mengalahkan Prabowo Subianto dalam Pilpres 2024 mendatang
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama Ari Junaedi menilai kalau Anies Baswedan punya potensi untuk mengalahkan Prabowo Subianto dalam Pilpres 2024.
Pengamat politik ini menilai kalau jika Anies Baswedan disandingkan dengan Andika Perkasa bisa jadi pasangan kuda hitam yang akan memberikan pengaruh besar bagi peta politik di Indonesia.
Ari menyebut kalau pasangan Anies Baswedan sebagai calon presiden dan Andika Perkasa sebagai calon wakil presiden akan membuat elektabilitasnya meningkat.
Baca juga: Rilis Charta Politika: Ganjar Pranowo Teratas, Disusul Anies dan Prabowo Subianto
Potensi kemenangan ini juga diprediksi akan mendapatkan banyak dukungan meskipun anggota koalisis Partai NasDem yakni Partai Demokrat mungkin tidak akan mudah setuju.
Hal ini mengingat Partai Demokrat masih akan tetap mengusung Agus Harimurti Yudhoyono sebagai calon wakil presiden.
Ari mengatakan kalau jika berbicara aspek kemenangan, pasangan Anies-Andika mungkin bisa mengungguli lawan jika Prabowo berpasangan dengan Muhaimin.
"Jika bicara aspek potensi menang, maka pasangan Anies-Andika saya ramalkan akan menjadi kuda hitam yang bisa mengungguli Prabowo-Muhaimin andai Gerindra jadi berkoalisi dengan PKB," kata Ari dilansir dari Kompas.com, Sabtu 24 Desember 2022
Sosok Andika dinilai ideal menjadi pelengkap kekurangan Anies yang oleh sebagian publik dianggap sebagai penyokong politik identitas dan antitesa Presiden Joko Widodo yang citranya nasionalis.
Baca juga: Partai NasDem Adakan Pertemuan dengan Andika Perkasa, Isu Jadi Wakil Anies Baswedan Makin Kuat
Latar belakang sebagai militer dengan jabatan tertinggi Panglima TNI dianggap menjadi nilai tambah sendiri buat Andika.
Kekurangannya, Andika bukan dari kalangan elite partai politik mengingat selama berkarir di militer jenderal bintang empat itu memang tak diperbolehkan aktif berpolitik.
"Selepas memasuki pensiun dari militer aktif tentu menjadi keleluasaan Andika untuk bergerak bebas di bidang politik," ucap Ari.
Hanya saja, Ari menduga, wacana memasangkan Anies dengan Andika bakal terganjal restu Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Sebagaimana kabar yang beredar, rencana Koalisi Perubahan besutan Nasdem, Demokrat, dan PKS diduga mandek karena perdebatan alot soal nama cawapres.
Duet Anies-Andika sedianya mampu menjadi solusi kebuntuan rencana koalisi. Kecemburuan Demokrat dan PKS bisa ditekan karena figur calon RI-2 bukan berasal dari kader salah satu partai.

Baca juga: Survei SMRC: Anies Baswedan Tak Tingkatkan Elektabilitas NasDem, Ganjar Pranowo Masih Tertinggi
Akan tetapi, menurut Ari, restu Demokrat bakal jadi ganjalan terbesar wacana tersebut.
Partai Demokrat terlihat sangat ingin menyertakan ketua umum mereka, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), di panggung pemilihan.
Tak heran, upaya Demokrat ini sekaligus untuk mendongkrak elektabilitas partai dan putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut.
"Faktor terbesar ketidaksetujuan lebih terletak kepada Demokrat yg menjadi last battle SBY untuk mendongkrak AHY," ujar Ari.
Sementara, PKS sedianya ingin agar mantan Gubernur Jawa Barat yang juga Wakil Ketua Majelis Syura PKS, Ahmad Heryawan alias Aher, jadi pendamping Anies.
Namun, jika gagal, Ari memprediksi, partai pimpinan Akhmad Syaikhu itu bakal legawa asalkan mendapat akomodasi politik berlebih dari Anies-Andika dan Nasdem.
Sedianya, Nasdem sudah mengunci kesepakatan koalisi bahwa nama cawapres diserahkan kepada Anies untuk memilih.
Hanya saja, baik Demokrat maupun PKS berharap mendapat banyak keuntungan, sehingga mendorong kader masing-masing maju sebagai calon RI-2.
"Oleh karenanya, secara matematis koalisi, pasangan 'pengantin' Anies-Andika sulit terwujud karena ketidakrelaan Demokrat dan PKS," kata dosen Universitas Indonesia itu.
Elektabilitas Partai NasDem Menurun
Hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) mencatat nilai elektabilitas Partai Nasional Demokrat (NasDem) masih belum meningkat.
Walaupun sudah mengusung Anies Baswedan jelang Pilpres 2024, namun elektabilitas Partai NasDem tampaknya masih belum terlihat meningkat bahkan cenderung menurun.
Partai NasDem mengalami penurunan elektabilitas dari hasil survey pada bulan lalu sehingga pengaruh Anies BAswedan tampaknya masih belum terlihat.
Sedangkan di sisi lain, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo malah kembali mencatatkan namanya sebagai sosok dengan elektabilitas tertinggi.
Direktur Riset SMRC Deni Irvani mengungkapkan Partai NasDem mengalami penurunan elektabilitas yang signifikan yang awalnya dari 4,8 menjadi 3,2 persen
"Ya, buahnya (deklarasi Anies) jelas belum terlihat. Kalau survei sebelumnya juga kita peroleh di atas 4 persen, sekarang di 3,2 persen," kata Deni Irvani dilansir dari Kompas.com.
Melihat angka penurunan, ia menilai, belum ada dampak signifikan dari pencalonan Anies kepada elektabilitas Nasdem.
Sebab, ia mengatakan bahwa efek atau dampak signifikan baru akan dirasakan Nasdem apabila terjadi kenaikan elektabilitas.
"Saya kira sejauh ini deklarasi itu belum punya dampak menaikan elektabilitas Nasdem secara signifikan," imbuh Deni.
Adapun dalam survei SMRC terkini, posisi Nasdem berada di posisi delapan. Elektabilitas Nasdem berada di bawah partai non parlemen yaitu Perindo.
Perindo mendapatkan elektabilitas sedikit lebih tinggi dari Nasdem, yaitu 4,6 persen.
Sementara itu, di bawah Nasdem ada Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 2,9 persen dan Partai Amanat Nasional (PAN) 1,7 persen.
Catatan Kompas.com, pada survei SMRC sebelumnya, Nasdem mendapatkan elektabilitas 4,8 persen. Elektabilitas Nasdem saat itu juga jauh menurun jika dibandingkan hasil Pemilu 2019.
"Karena (hasil pemilu) 2019 (Nasdem mendapatkan) 9,1 persen, sekarang 4,8 persen,”
“Itu artinya malah mengalami penurunan, belum ada tanda-tanda Nasdem menjadi lebih kuat dibanding 2019 hingga saat ini gitu ya. Setidaknya sampai saat ini," ucap Deni.
Kendati demikian, Deni menilai tak menutup kemungkinan bahwa Nasdem bisa mengubah keadaan kedepannya menjadi lebih baik. (*)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Jika Berduet, Anies-Andika Perkasa Diprediksi Jadi Kuda Hitam Pilpres 2024, Ungguli Prabowo