Hari Raya Galungan
Saat Hari Raya Galungan, Volume Sampah Meningkat Hingga 30 Persen di Amlapura, Karangasem, Bali
Volume sampah di sekitar Kota Amlapura, Karangasem, Bali meningkat drastis saat Hari Raya Galungan.
Penulis: Saiful Rohim | Editor: Putu Kartika Viktriani
AMLAPURA, TRIBUN-BALI.COM - Volume sampah di sekitar Kota Amlapura, Karangasem, Bali meningkat drastis saat Hari Raya Galungan.
Tumpukan sampah organik dan non organik meluber.
Satu diantaranya di Jalan Raya Nenas, Ahmad Yani, Sudirman, Untung Suropati, Gunung Agung, Ngurah Rai.
Pantauan Tribun Bali, pada Rabu 4 Januari 2023, volume sampah rutin alami peningkataan menjelang Hari Raya Galungan & Kuningan.
Terutama sampah bekas upacara.
Seperti janur, dan lainnya.
Biasanya tumpukaan sampah di pinggir jalan diangkut petugas menggunakaan truk Dinas.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kab. Karangasem, Nyoman Tari, mengatakan, volume sampah meningkat hingga 30 persen dari biasa.
Peningkatan ini terjadi 3 hari sebelum Hari H Galungan, terhitung dari tanggal 2 Januari 2023 dan diperkirakan sampai manis Galungan 5 Januari 2023.
"Saat hari raya rutin terjadi peningkatan (sampah). Volume sampah diperkirakaan naik 30 persen dari biasanya hanya 55 ton perhari. Ini sudah terjadi dari H - 3 Galungan," kata I Nyoman Tari, mantan Kepala BKD Kab. Karangasem, Rabu 4 Januari 2023.
Baca juga: Minim SDM, Pemda Karangasem, Bali Rencana Rekrut Dokter Kontrak di 2023
Ditambahkan, DLH telah menambah waktu pengangkutan sampah.
Sebelumnya sampah diangkut satu kali saat pagi hari.
Kini jadi dua kali yakni pagi dan siang.
Tujuannya agar tumpukan sampah terangkut, serta tidak meluber ke jalan raya.
"Sampahnya diangkut 2 kali," imbuhnya.
Selain itu armada pengangkut juga ditambah.
Yang semula hanya mengoperasikaan 22 unit, kini ditambah jadi 25 unit.
Peningkatan sampah tak hanya terjadi saat Galungan dan Kuningan, tapi saat hari besar.
"Kita terus upayakan proses pengangkutan sampah,"akui Nyoman Tari.
Untuk diketahui, volume sampah disekitar Amlapura juga meningkt drastis saat hari biasanya.
Kondisi ini terjadi sejak beberapa bulan, setelah dikeluarkan edaran tentang pembatasan pembuangan sampah ke Tempat Proses Akhir Sampah (TPA).
Baca juga: Aktivitas Diving dan Snorkling di Padang Bai, Karangasem, Bali Meningkat Sepanjang 2022
Peningkatan hingga 10 ton tiap harinya.
Meningkatnya volume sampah dikarenakan adanya urbanisasi sampah dari desa menuju kota.
Maksudnya, sampah rumah tangga yang ada di desa dibuang ke kota karena sistem pengelolaan sampah di desa belum terbentuk.
Seperti belum ada lahan untuk tempat membuang sampah.
"Saat hendak berjualan ke pasar, biasanya masyarakat membawa sampah dan membuangnya di pasar. Diantaranya ke Pasar Amlapura Timur, Amlapura Barat, dan Pasar Karang Sokong,"akui Nyoman Tari.
Kondisi ini terjadi sejak ada pembatasan pembuangan sampah ke TPA Butus.
Dimana, setiap desa dilarang membuang sampah campuran di TPA Butus.
Pemerintah hanya membolehkan buang sampah residu.
Untuk sampah organik dikelola di rumah, dan bisa dijadikan kompos.
Pihaknya berharap, masyarakat ikut serta mensukseskan program pemerintah terkait pengelolaan sampah berbasis sumber sesuai Peraturan Gubernur (Pergub) Bali Nomor. 47 Tahun 2019.
Satu diantaranya memilah sampah organik / non -organik, sehingga volume bisa diminimalisir.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.