Berita Denpasar
Pasutri Menderita Luka Bakar Diduga Akibat Ledakan LPG di Denpasar, Begini Kondisi Sang Istri
Sepasang suami istri yang jadi korban diduga akibat ledakan LPG di Kebo Iwa Utara, Denpasar, Bali mengalami luka bakar, sang istri pun
Penulis: Putu Yunia Andriyani | Editor: Putu Kartika Viktriani
TRIBUN-BALI.COM - Sebuah ledakan diduga ledakan LPG terjadi di kamar kos di Gang Gandari, Kebo Iwa Utara, terjadi 5 hari lalu tepatnya pada Jumat, 6 Januari 2023.
Sementara itu, di TKP , tepatnya di kamar kos nomor 4, garis polisi masih membentang menutupi kamar.
Belum diketahui penyebab pasti atau asal dari ledakan ini.
Korban dari kejadian ini merupakan sepasang suami istri yang tinggal di kamar kamar kos yang menjadi penghuni TKP ledakan.
Dari pantauan Tribun Bali, runtuhan atap rumah yang terbuat dari asbes masih terkumpulkan di depan kamar.

Begitu pula dengan sepihan kayu dari pintu dan jendela yang lepas akibat ledakan tersebut.
Semuanya barang termasuk lemari, kasur, rak sepatu, hingga jemuran baju seperti belum bergerak sama sekali.
Bahkan motor korban pun masih terparkir dengan baik di depan kamar.
Kini penghuni kos lain sudah melakukan aktivitas seperti biasa di kos.
Baca juga: Segera Jalani Operasi, Kedua Korban Ledakan Kamar Kos di Kebo Iwa Utara Dirujuk ke RSUP Sanglah
Kabar terbaru, sebuah jendela kamar kos nomor 1 jatuh di hari keempat atau kemarin, 9 Januari 2022.
Eni selaku penghuni kamar saat itu tidak ada di lokasi dan baru mengetahuinya saat kembali ke kos siang hari.
“Tadi pagi sekitar jam 06.30 atau 07.00 pagi begitu katanya kakak di sini (penghuni kamar lain) jatuh.
Saya kemarin tidak di sini, hari ini baru saja (siang hari) saya pulang, lihat jendela sudah di bawah,” kata Eni.
Diduga kuat, jatuhnya jendela kamar kos ini dikarenakan dampak dari getaran pada saat ledakan.
Eni mengatakan saat kejadian, dirinya sedang berada di kos untuk bersiap pergi bekerja.
Ledakan yang terjadi menimbulkan getaran yang mengguncang seisi lingkungan kos.
Syukurnya, kos yang ia tinggali memiliki pondasi yang kuat sehingga tidak ada dampak yang ditimbulkan.
“Waktu itu terasa sekali getarannya, kami juga kaget. Tapi syukurnya ini bangunan kuat, paku juga bengkok kalau dipasang di tembok ini.
Mungkin jendela ini baru sekarang tidak kuat menahan ,” tambahnya.
Baca juga: Hari Keempat Pasca Ledakan di Kebo Iwa Utara Denpasar Bali, Jendela Kamar Kos Lain Jatuh
Terpantau yang jatuh itu terlepas dari engselnya dan syukurnya tidak pecah karena tertahan motor.
Hal ini pun sudah ditanggulangi secara mandiri oleh Eni dan pengelola kos.
Hingga kini, kos tersebut masih dalam penyidikan pihak kepolisian.
Eni dan penghuni kamar kos lainnya terus bersiaga di kos untuk membantu memberikan keterangan kepada polisi.
Selain bangunan yang hancur lulu lantah, ledakan yang terjadi pada Jumat, 6 Januari 2023 itu juga menyisakan trauma bagi pengunjung lain.
Tidak hanya pada korban, para penghuni kamar kos di Gang Gandari ini juga mengaku masih terbayang dengan kejadian tersebut.
Seperti yang diutarakan oleh Agnes Baliate, salah satu tetangga korban yang melihat langsung kejadian tersebut.
Ia mengatakan hingga kini dirinya masih terbayang betapa mengagetkan dan mengerikan kejadian tersebut.
Yang paling menakutkan juga, sang buah hati satu-satunya ikut merasakan trauma yang mendalam.
“Waktu kejadian anak saya itu sudah kaku sekali, tangan dan kakinya sudah tidak bisa bergerak.
Cukup lama sekitar setengah jam sampai akhirnya tetangga saya datang untuk peluk anak saya dan dia menangis,” kata Agnes Baliate kepada Tribun Bali.

Melanjutkan ceritanya, perempuan asal Sumba itu mengatakan saudara-saudaranya kemudian datang dan membawa anaknya ke tempat tinggal mereka.
Anak Agnes yang merupakan seorang perempuan berusia 7 tahun sering tiba-tiba berteriak dan menangis, terutama saat dia sendiri.
Hal itu lantas membuat ia dan suaminya bingung mengurusnya di tengah kondisi juga harus tetap bekerja.
Apapun yang anaknya lakukan tidak berani ia lakukan sendiri dan harus ditemani oleh sang ibu atau ayahnya.
Melihat kondisi ini, menitipkan sang buah hari ke rumah saudara menjadi pilihan terbaik untuk Agnes dan suaminya.
“Jadi lebih baik di rumah saudara karena ada teman-temannya yang bisa mengalihkan pikiran dia.
Ini juga dia minta sepedanya dibawakan ke sana supaya bisa main,” tambahnya.
Agnes menuturkan anaknya belum bisa kembali untuk tinggal di sini dan seluruh penghuni kos pun juga belum nyaman.
“Sempat dia (anaknya) tadi ke sini, tapi kalau melihat ke arah kamar di depan, dia selalu tutup mata.
Mau masak pun kami masih takut karena teringat kejadian itu,” tuturnya.
Ditambah lagi dengan jatuhnya jendela pada hari keempat pasca ledakan tadi pagi yang membuat semua orang semakin ketakutan.
Anaknya semakin tak ingin kembali dan meminta ayahnya untuk mencari tempat tinggal baru.
Syukurnya seluruh penghuni kos bisa saling mendukung dan memberikan semangat untuk lepas dari trauma.
Termasuk pemilik kos yang meyakinkan mereka akan tetap aman dan kos segera disembahyangi setelah Hari Raya Kuningan.
Rencananya juga, Agnes akan memeriksakan kesehatan anakannya ke dokter segera.
Kedua korban akibat ledakan yang terjadi di kamar kos miliknya di Gang Gandari, Jalan Kebo Iwa Utara, Denpasar telah dirawat ke RSUP Prof. Ngoerah.
Hal ini dikatakan Agnes Baliate, tetangga korban yang tinggal tepat di depan kamar korban.
Berdasarkan informasi dari keluarga yang menemani, kedua korban telah berpindah rumah sakit.
“Awalnya saya lihat di Facebook kalau mereka berdua sudah pindah.
Terus saya konfirmasi ke keluarganya, mereka bilang benar kemarin sudah ke RSUP Prof. Ngoerah,” kata Agnes Baliate kepada Tribun Bali.
Saudara dari korban sempat bertemu dengan Agnes dan penghuni kos lainnya saat mengambil KTP dan BPJS korban di kos.
Dari situlah juga informasi kedua korban terus diikuti perkembangannya.
Agnes mengatakan pihak keluarga memberikan informasi kondisi kedua korban belum benar-benar pulih.
Kondisi detak jantung korban perempuan belum stabil dan seluruh tubuhnya diperban.
Sementara korban laki-laki memiliki kondisi yang lebih baik namun belum bisa berbicara.
Pada saat kejadian, Agnes menuturkan ia sempat melihat korban dan menanyakan apa yang sedang terjadi.
Kondisi korban saat itu sangat parah dengan luka bakar di sekujur tubuh korban perempuan.
Sedangkan korban laki-laki luka terparahnya di bagian punggung.
“Saya sempat tanya kenapa di dalam, dia (korban perempuan) bilang saya mau masak sayur.
Lalu saya minta tolong dengan orang di mebel kayu untuk antar mereka ke rumah sakit dengan mobil pick up,” kata Agnes.
Di tengah hujan saat itu, kedua korban langsung dilarikan ke RSUD Wangaya.
Hingga per Minggu, 8 Januari 2023, kedua korban telah dirujuk dan dirawat di RSUP Prof. Ngoerah.
Pada Senin, 9 Januari 2023, korban yang merupakan pasangan suami istri asal Sumba ini akan menjalani operasi luka bakar.
Dikabarkan mereka saat ini berada di Unit Luka Bakar RSUP Prof. Ngoerah.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.