Berita Denpasar

Bosan Berobat ke Medis? Pemprov Bali Akan Sediakan Aplikasi ‘Balian’

Pemerintah Provinsi Bali akan segera menghadirkan aplikasi pengobatan tradisional yang akan diberi nama ‘Situs Bali’.

Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Fenty Lilian Ariani
Jero Bayu
Jero Balian Bayu saat prosesi semedi hingga menyembuhkan pasien. Kadek Bayu Desta Aryadana, yang akrab disapa Jero Bayu, adalah anak kedua dari balian kondang di Bali, Jero Balian Putu Robinson. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pemerintah Provinsi Bali akan segera menghadirkan aplikasi pengobatan tradisional yang akan diberi nama ‘Situs Bali’. Nantinya dalam aplikasi ini akan melibatkan para pengusada atau Balian (dukun) Bali, Rumah Sakit Umum Daerah milik pemerintah, juga Griya Sehat. Ketika dikonfirmasi, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali yakni I Nyoman Gede Anom mengatakan aplikasi tersebut masih berbentuk provide. 

“Nanti yang mempublish Diskominfo itu namanya ‘Situs Bali’, nanti menu-menu atau vitur-vitur yang ada di situs Bali itu ada juga Rumah Sakit yang melayani layanan tradisional,” jelasnya pada, Jumat 13 Januari 2023. 

Lebih lanjutnya ia menerangkan, saat ini di Bali semua Rumah Sakit Negeri sudah melayani pengobatan tradisional. Nantinya pengobatan tradisional di Rumah Sakit akan dilayani oleh tenaga kesehatan (nakes). Nakes ini sudah dilatih untuk akupuntur, akupreser, serta energi prana. Sementara untuk Griya Sehat merupakan tempat pengobatan yang tenaga profesionalnya telah dilatih dan bisa berupa nakes juga. Nantinya dalam aplikasi tersebut juga ada pengobatan tradisional pada pengusada yang akan juga dicantumkan tempat praktek pengusada tersebut. 

“Ada nama-nama pengusada nantinya di aplikasi itu. Kalau lihat data di Gotra Pengusada jumlahnya hampir 6 ribu anggotanya di Bali yang memiliki pengobatan dibidang tradisional,” imbuhnya. 

Tujuan diluncurkannya aplikasi ini adalah ingin mensosialisasikan usada Bali atau pengobatan tradisional Bali kepada masyarakat bukan hanya di Bali tapi sampai ke dunia. Usada Bali ini juga berasal dari teknik pengobatan lontar-lontar Bali jadi juga sekaligus mempromosikan pengusada Bali. Sementara Gotra Pengusada atau himpunan dari orang-orang dalam tanda kutip ‘balian-balian’ di Bali nantinya akan dihimpun semua dan ditata semua dalam satu perhumpunan gotra pengusada. 

“Jadi nanti mereka-mereka itu secara resmi kita bisa publish dimana rumahnya, tempat prakteknya, dan keahliannya apa itu nanti kita akan publish biar betul-betul seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Karena mereka yang masuk anggota gotra pengusada yaitu pengusada yang dapat sertifikat atau izin praktek istilahnya kalau dokter,” paparnya. 

Jadi menurutnya, ini dapat dipertanggungjawabkan, terlebih selama ini  Balian memang diam-diam dan masyarakat kadang malu untuk berobat ke Balian. Dan setelah dipublish masyarakat menjadi lebih aman dan tahu. Selain itu, masyarakat kedepannya memiliki pilihan untuk berobat. Yakni bisa dimedis atau secara tradisional. 

Menurutnya, Pengusada di Bali sendiri sudah lengkap mereka dan ada keahlian macam-macam dan pengusada ada yang berasal dari mendapatkan taksu sehingga bisa menjadi Balian, ada juga dari keturunan, lalu ada juga yang mandiri belajar dari lontar-lontar. 

“Pengobatannya juga macam-macam ada yang bentuk tambanya (pengobatannya) dalam bentuk air atau tirta ada ramuan ada herbal itu yang mereka lakukan,” tandasnya. 

Nantinya pada aplikasi tersebut masyarakat hanya tinggal klik atau memilih layanannya.  Selain itu juga terdapat nama obat-obatan herbal yang diproduksi di Bali yang siap edar. Tidak ada obat-obatan medis dari kimia semua obat tradisional. Sekarang aplikasi tersebut belum dipublish, dan yang memprogramkan adalah Diskominfo, dan rencana launching aplikasi akan dilakukan tahun 2023 ini. 

“Aplikasi masih internal kita belum di publish masih diproses nama-nama pengusada nya karena banyak,” tutupnya. (*) 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved