Banjir di Bali
40 Rumah Warga Desa Kalibukbuk Buleleng Terendam Banjir Bandang
Hujan deras mengguyur Buleleng sejak Rabu (8/2) malam hingga Kamis (9/2) dinihari. Hal ini menyebabkan sebanyak 40 unit rumah warga kebanjiran
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Fenty Lilian Ariani
TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Hujan deras mengguyur Buleleng sejak Rabu (8/2) malam hingga Kamis (9/2) dinihari. Hal ini menyebabkan sebanyak 40 unit rumah warga di RT 14 dan RT 15, Banjar Dinas/Desa Kalibukbuk, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, terendam banjir bandang.
Dari pantauan di lokasi, warga dibantu aparat TNI-Polri serta petugas BPBD Buleleng serta Dinas Pemadam Kebakaran Buleleng, bahu membahu membersihkan lumpur setinggi kurang lebih 20 centimeter, yang merendam rumah warga. Banjir disebabkan lantaran aliran sungai yang ada di sebelah barat perumahan tersumbat sampah dan gelondongan kayu.
Salah satu warga terdampak bernama Gede Eka Budi Sastrawan (44) menuturkan, hujan deras mengguyur sejak pukul 19.00 wita. Selang dua jam kemudian, banjir tiba-tiba melanda dengan tinggi air mencapai sepinggang orang dewasa. Ia bersama keluarganya pun tak sempat menyelamatkan harta benda. Satu unit mobilnya terpaksa dibiarkan terendam banjir.
"Kami tidak bisa bawa kendaraan keluar. Banjirnya cepat sekali naik, hanya dalam hitungan menit. Sampai jam satu dinihari banjirnya masih tinggi. Saya hanya berusaha menyelamatkan ibu karena sudah tua. Saya gotong ke rumah kakak lebih aman, karena rumahnya lantai dua," terang Sastrawan.
Selain mobil, beberapa unit motor miliknya, hingga peralatan rumah tangga juga turut terendam banjir bandang. Sastrawan mengaku hingga saat ini belum menghitung berapa kerugian yang dialami, akibat musibah tersebut. "Saya belum sempat hitung berapa kerugiannya. Mobil sampai motor saya sudah rusak, tidak bisa dinyalakan. Sekarang saya fokus membersihkan rumah dulu, biar bisa istirahat," katanya.

Hal senada juga disampaikan oleh Wayan Resmi (49) warga yang tinggal RT 15, Banjar Dinas Kalibukbuk. Resmi menyebut, banjir disertai lumpur datang dengan tiba-tiba, lalu masuk hingga ke seluruh bagian kamar dan dapurnya. Hal tersebut membuat ia bersama keluarganya terjebak di dalam rumah, tak sempat menyelamatkan diri.
"Tinggi banjir langsung sampai sepinggang. Kami terjebak di dalam rumah. Tidak sempat lari apalagi menyelamatkan motor. Anak-anak sampai menangis. Semua barang-barang saya mulai dari kompor, kulkas, mesin cuci dan kasur juga terendam. Saya hanya fokus membersihkan rumah dari jam dua dinihari tadi, tidak sempat tidur," terangnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.