Pembunuhan di Denpasar

Made DS Jadi Korban Pembunuhan Kekasihnya di Denpasar, Kesedihan Mendalam Seorang Ayah

pembunuhan perempuan hamil di Denpasar, emosi pacarnya tersebut terus meminta pertanggung jawaban karena telah menghamilinya.

Penulis: Putu Honey Dharma Putri W | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Honey/Tribun Bali
Kapolresta Denpasar, Kombespol Bambang Yugo Pamungkas, didampingi Kapolsek Denpasar Barat, Kompol Kompol IGA Made Ari Herawan, dan Kasi Humas Polresta Denpasar, AKP I Ketut Sukadi, menggelar rilis mengungkap kasus pembunuhan tersebut. Dalam rilis yang digelar Rabu, 8 Februari 2023 di Polsek Denpasar Barat, pelaku asal Karangasem tersebut dihadirkan di hadapan media. 

“Pak ini kunci motornya si anak saya (korban) gitu. Saya tanya, terus anak saya di mana. Dia (pelaku) bilang anak saya pingsan dirumah dia,” jelas GA dengan mata yang berkaca-kaca.

Saat itulah GA terkejut dan cepat-cepat ingin menyusul anaknya yang dikatakan pingsan oleh Kadek J.

“Saya cepat tanya lokasinya dulu. Saya juga sempat tanyakan kejadiannya jam berapa. Dia jawab sekitar jam setengah duaan,” ungkapnya.

Pria yang berkerja sebagai pekerja proyek tersebut pun kembali bertanya kepada Kadek J, mengapa anaknya tersebut tidak diajak ke rumah sakit dan mengapa baru melaporkan hal tersebut kepadanya.

Seolah merasa terintimidasi, Kadek J pun menjawab dengan tidak jelas dan terbata-bata.

Di situlah GA menjadi lebih curiga lagi.

Dia pun langsung berangkat ke TKP bersama istrinya dan anak pertamanya.

Benar saja, sesampainya di sana, rumah Kadek J yang menjadi lokasi kejadian mengerikan tersebut sudah ramai dengan polisi.

Namun hingga kini GA mengaku sangat kecewa, karena sebagai ayahanda dari korban, ia tak mendapatkan haknya untuk langsung melihat jenazah anak kesayangannya tersebut saat di TKP.

“Persisnya saat itu saya tidak dapat melihat anak saya. Itulah yang menjadi kekecewaan saya kepada petugas. Saya rasa saya sebagai orangtua punya hak untuk itu. Sama sekali saya tidak bisa melihat anak saya di TKP,” paparnya.

Bahkan GA dikatakan sempat protes kepada petugas hingga dilihat oleh para warga.

Ia mengatakan alasan petugas tak memberikannya kesempatan melihat maupun menyentuh anaknya saat itu karena masih diadakan olah TKP.

“Tapi saya sudah tidak mempermasalahkan itu. Nasi sudah menjadi bubur,” ucapnya.

Ia pun akhirnya baru bisa melihat dan memegang putri kesayanganya yang merupkan anak perempuan satu-satunya tersebut di rumah sakit.

“Saya sempat melihat dia. Saya pegang kepalanya. Saya rasakan urat nadinya. Karena saya sempat berharap saat di TKP itu masih ada nggak peluang untuk dia hidup,” ungkap ayah anak 3 tersebut.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved