Berita Gianyar

Program Pemurnian Ayam Ras Bali di Gianyar, 100 Ekor Lebih Telah Menetas

Pemerintah Kabupaten Gianyar, Bali di bawah kepemimpinan Bupati, Made Mahayastra memiliki berbagai program pelestarian.

Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Fenty Lilian Ariani
TRIBUN BALI/ Wayan Eri Gunarta
Pemerintah Kabupaten Gianyar, Bali di bawah kepemimpinan Bupati, Made Mahayastra memiliki berbagai program pelestarian. Salah satunya ialah melestarikan ayam ras bali, dengan cara pemurnian. 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Pemerintah Kabupaten Gianyar, Bali di bawah kepemimpinan Bupati, Made Mahayastra memiliki berbagai program pelestarian. Salah satunya ialah melestarikan ayam ras bali, dengan cara pemurnian. Dimana seperti diketahui, masyarakat Gianyar yang notabene beragama Hindu, sangat membutuhkan ayam ras bali dalam kegiatan upacara keagamaan. 

Berdasarkan data Dinas Pertanian Gianyar, Kamis 16 Februari 2023, diketahui bahwa sejak Desember 2022 lalu, Pemkab Gianyar telah menernak 48 ayam betina ras bali, dan dikawinkan dengan pejantan ras bali. Dan, saat ini telur ayam yang telah dimurnikan itu telah menetas dengan jumlah sekitar 100an ekor.

Kabid Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Peternakan Gianyar, Anak Agung Parwata membenarkan hal tersebut. Kata dia, program ini dimulai pada Desember 2022 lalu. Dan, saat ini sudah ada 100an telur yang menetas

"Kini ada yang sudah menetas, ada yang sedang bertelur. Kami sangat senang," jelas Agung Parwata.

Meski demikian, Agung Parwata mengatakan, ayam yang terlahir dari indukan yang telah dikarantika itu belum bisa dikatakan 100 persen murni ras bali. Sebab diprediksi masih ada anakan ayam yang gennya masih dipengengaruhi ayam lain. Karena itu, anakan ayam tersebut nanti akan diseleksi lagi untuk mendapatkan ayam yang benar-benar murni Bali.

"Prosesnya masih panjang, anakan itu diseleksi lagi agar mendapat yang murni Bali, nanti anakan itu dikawinkan lagi sesama indukan murni Bali," bebernya. 

Dia menjelaskan, program pemurnian ayam Bali ini adalah gagasan Bupati Gianyar. Hal itu dikarenakan saat ini sangat jarang ditemukan ayam murni ras bali. Padahal kebutuhan akan ayam ini sangat penting dalam menjalankan upacara keagamaan. 

"Kebutuhan akan ayam Bali seperti jenis biying, ijo, brumbun, wangkas, ireng atau jenis lain seperti biying brahma sangat sulit didapat untuk kebutuhan upacara Dewa Yadnya atau Bhutta Yadnya. Ayam yang ada saat ini sudah tidak murni atau campuran dengan pejantan luar, seperti kancingan, filipina atau pejantan lain yang bukan asli Bali,"

"Sekalipun misalnya ada ayam biying, tapi biasanya itu sudah tidak asli lagi, sudah tercampur dengan jenis lain, apalagi mencari biying brahma, susahnya minta ampun," ungkapnya.

Adapun lokasi pemurnian ayam ras bali ini, kata Agung Parwat, berada di BPP Dinas Pertanian Provinsi Bali, Banjar Tarukan, Desa Pejeng. Luasnya mencapai satu hektare. Di sana terdapat 50 ekor ayam betina dan 16 pejantan murni ras bali. "Luas lahan 1 hektar, sangat memadai untuk pengembangan program ini," ujarnya. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved