Kuliner Bali

Kuliner Bali, Lezatnya Lawar Gurita dan Cumi Dengan Taburan Lada Hijau Ala Warung D’Cok Denpasar

Kuliner Bali, Lezatnya Lawar Gurita dan Cumi Dengan Taburan Lada Hijau Ala Warung D’Cok Denpasar

Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Fenty Lilian Ariani
Tribun Bali/ Ni luh Putu Wahyuni Sari
Lawar gurita dan cumi yang dibuat di Warung D’Cok Denpasar. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Lawar merupakan makanan khas Bali yang biasanya berbahan dasar daging dan darah babi. Seiring berkembangnya kreasi kuliner Bali kini lawar dapat dinikmati semua kalangan. Seperti lawar gurita dan cumi yang dibuat di Warung D’Cok Denpasar. Warung yang berlokasi di Jalan Gatot Subroto 1 Nomor 168 Tonja, Denpasar menawarkan menu-menu lawar lainnya yang bisa disantap oleh semua kalangan. 

Menu-menu tersebut diantaranya, lawar cumi, lawar plek (daging mentah), lawar gurita, dan lawar sapi. Ketika ditemui, owner Warung D’Cok yakni I Wayan Agus Dharmayasa (30) mengatakan, awalnya coba-coba saja membuat sajian lawar gurita ini. 

“Ini awalnya coba-coba. Dulunya saat pandemi bingung mau jualan apa. Kemudian kebetulan coba lawar teman, rasanya enak, akhirnya tanya cara buatnya. Disarankan juga coba jual ini, dan saya akhirnya coba-coba resepnya,” jelas Pria asal Tonja ini pada, Jumat 17 Februari 2023. 


Menurutnya lawar berbahan dasar daging babi sudah biasa. Dan memang sudah banyak juga yang menjual lawar gurita dan cumi ini. Namun setelah ia mencoba berjualan ini, ternyata cukup banyak masyarakat yang suka dan mencobanya. Walaupun warungnya berlokasi didalam Gang, banyak pembeli yang datang untuk mencoba lawar buatannya. 

“Antusias pembeli cukup bagus, jadi yang best seller itu cumi dan guritanya di sini. Dibilang tidak amis dan porsinya dibilang sesuai dengan harganya,” imbuhnya. 

Dalam sehari ia bisa menghabiskan cumi dan gurita hingga 20 kilogram. Dan ia mengambil cumi dan gurita tersebut dari temannya seorang nelayan di Sanur. Menurutnya dengan berjualan lawar cumi dan gurita ini, membuat semua kalangan bisa menikmatinya. 

“Dulu saat warung buka tahun 2016, itu belum jual lawar. Saya jual iga bakar. Kemudian, ada anak SMP yang makan di sini bersama orang tuanya, kebetulan beragama Islam, baru dilihat menunya ada babi langsung pergi. Tidak enak. Jadi supaya sama-sama enak, saya coba menu tidak ada babinya,” paparnya. 

Buka setiap hari mulai Pukul 11.00 Wita hingga 22.00 Wita omset kotor Warung D’Cok ini sentuh angka Rp. 4 juta perharinya. Promosinya ini ia lakukan melalui berbagai sosial media seperti Instagram, dan sosial media lainnya. Memasak lawar gurita dan cumi ini memang merupakan salah satu hobi Agus. Pria tamatan ISI Jurusan Karawitan ini mengatakan ketika ia tamat kuliah langsung membuka Warung D’Cok ini pada Tahun 2016 barulah pada Tahun 2021 ia mencoba menjual lawar gurita dan cumi ini. Selama mengolah lawar cumi dan gurita ini tak ada kendala yang ditemui. 

“Tidak sih, justru saya rasa lebih ribet mengolah lawar dengan daging babi. Kalau saya, begitu cumi datang, saya bersihkan, saya rebus, saya cuci lagi, sudah selesai. Kalau babi kan ada yang isi bumbu dulu supaya tidak amis. Kalau saran dari teman saya, untuk cuminya cukup cuci, rebus, kemudian cuci lagi. Amisnya hilang sendiri. Hanya di bumbu yang mungkin sedikit keras,” imbuhnya. 

Menariknya lawar di Warung D’Cok ini menggunakan lada hijau sebagai garnishnya. Walaupun sebagai garnish, tentunya lada hijau ini dapat dikonsumsi dan rasanya cenderung seperti pedas merica. (*) 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved