Berita Bangli
PKK se Bangli Dilibatkan Dalam Sosialisasi Bahaya Rabies
bu-ibu PKK se Bangli diminta ikut mensosialisasikan bahaya rabies. Upaya ini untuk menindaklanjuti kasus sebaran rabies di Bangli
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Fenty Lilian Ariani
TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Ibu-ibu PKK se Bangli diminta ikut mensosialisasikan bahaya rabies. Upaya ini untuk menindaklanjuti kasus sebaran rabies di Bangli yang cukup tinggi.
Diketahui, seluruh Ketua Tim Penggerak (TP) PKK mulai dari tingkat kecamatan hingga Desa dikumpulkan di Gedung BMB Setda Bangli, Kamis (23/2/2023). Mereka diberi pemahaman soal bahaya dan penanganan rabies, serta diimbau untuk mensosialisasikannya pada seluruh anggota PKK di Bangli.
Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) I Made Alit Parwata mengungkapkan sesuai data akhir 2022, positif rabies di Bangli tercatat sebanyak 76 kasus. Sedangkan di tahun 2023 ini, baru dua bulan sudah ada 12 kasus gigitan. "Dari 12 kasus gigitan ini, 10 diantaranya positif rabies," ungkapnya
Jumlah positif rabies tersebut diakui tergolong besar. Alit mengatakan apabila kondisi ini berlanjut, maka tidak dipungkiri kasus rabies di Bangli di 2023 akan melebihi tahun 2022.
Oleh sebab itu kami berupaya menggencarkan sosialisasi rabies dengan melibatkan PKK se Bangli. Alasannya karena PKK tersebar mulai dari Kabupaten, Kecamatan, Desa, hingga di masing-masing Dusun. "Harapannya upaya ini mampu menekan kasus rabies," ucap dia.
Sementara itu, Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kecamatan Tembuku, Desak Ketut Siswi Wira Utami Dewi, mengatakan usai diberi pemahaman soal rabies di Gedung BMB, pihaknya akan segera melakukan sosialisasi ke desa-desa soal penanganan rabies. Khususnya di wilayah Kecamatan Tembuku, diakui selama ini pemahaman masyarakat akan bahaya rabies sudah cukup tinggi.
"Hal ini terbukti dengan kesadaran masyarakat untuk rutin memvaksin anjingnya. Sedangkan anjing-anjing liar yang ada di jalan sudah tidak pernah ditemui," ungkapnya.
Menurut Desak Siswi, hal yang paling ditekankan saat sosialisasi nantinya lebih kepada bagaimana memberi pengetahuan tentang penanganan rabies serta tatacara pencegahan agar tidak tertular rabies. "Bagi masyarakat yang terkena gigitan anjing, biarpun gigitannya kecil harus segera dibawa ke puskesmas ataupun rumah sakit terdekat. Sehingga bisa terhindar dari bahaya rabies," tandasnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.