Berita Bali

Harga Beras Masih Naik, YLKP Bali: Takut di Sini Ada Permainan

Ketua Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen (YLKP) Bali I Putu Armaya, SH mengatakan, hendaknya harga kebutuhan pokok jangan diserahkan ke mekanisme

Tribunnews
Ilustrasi beras - Harga Beras Masih Naik, YLKP Bali: Takut di Sini Ada Permainan 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Hingga kini harga beras masih mengalami kenaikan di tengah masyarakat.

Ketua Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen (YLKP) Bali I Putu Armaya, SH mengatakan, hendaknya harga kebutuhan pokok terutama beras harusnya bisa dikunci. 


“Pemerintah jangan menyerahkan harga begitu saja kepada mekanisme pasar. Selama tiga bulan terakhir ini banyak menerima keluhan terkait tingginya harga beras."

Baca juga: Harga Beras di Badung Terus Naik, Kualitas Medium Rp 14 Ribu per Kg, Sebelumnya Rp 12 Ribu

"Keluhan didominasi oleh ibu-ibu yang dilakukan secara online,” jelasnya pada, Sabtu 25 Februari 2023. 

Lebih lanjutnya ia mengatakan, kalangan konsumen menginginkan keterjangkauan harga.

Artinya harga yang dijual lebih terjangkau terutama beras. Dia pun menyesalkan, saat seperti ini ada oknum yang menjual harga beras tinggi, namun tidak diikuti dengan kualitas. 

Baca juga: Sebanyak 2.000 Ton Beras Akan Masuk Bali, Bulog Bali Imbau Masyarakat Bali Tidak Khawatir Stock!


“Konsumen kan tidak paham, dia hanya membeli. Padahal kualitasnya (beras) kurang bagus, dijual dengan harga tinggi," tambahnya. 


Ia berharap, harga kebutuhan pokok, terutama beras tidak sepenuhnya diserahkan ke mekanisme pasar. Hendaknya harga bisa dikunci, dengan demikian akan bisa terhindar dari permainan harga. 


“Jangan semua diserahkan mekanisme pasar, takut di sini ada permainan. Jadi semacam mafia. Saya yakin pemerintahan siapapun pasti akan pusing dihadapi kondisi seperti ini," imbuhnya. 

Baca juga: Sebanyak 2.000 Ton Beras Akan Masuk Bali, Bulog Bali Imbau Masyarakat Bali Tidak Khawatir Stock!


Di samping itu, dia juga meminta pemerintah intens melakukan pengawasan. Jangan sampai harga yang sudah tinggi ini, lebih melambung lagi.

Menurutnya, dengan kondisi saat ini, banyaknya harga kebutuhan yang naik, konsumen mau tidak mau harus menerima.

Terlebih di tengah perekonomian dalam masa pemulihan pasca melandainya kasus covid-19 ini, tentu akan berat bagi masyarakat menghadapi harga kebutuhan yang kian melambung. (*) 

 

 

Berita lainnya di Berita Bali

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved