Breaking News

Pemilu 2024

Demokrat Tutup Pintu untuk Sandiaga, Mustahil Jadi Cawapres Anies pada Pilpres 2024

Demokrat Tutup Pintu untuk Sandiaga, Mustahil Jadi Cawapres Anies pada Pilpres 2024, Bukan Figur yang Merepresentasikan Perubahan

Editor: Fenty Lilian Ariani
Kompas.com
Duet - Anies Baswedan dan Sandiaga Uno saat maju Pilgub DKI Jakarta tahun 2017 lalu. 

JAKARTA, TRIBUN-BALI.COM - Rapat tertutup yang digelar Ketum NasDem Surya Paloh dengan Ketum Gerindra Prabowo Subianto di Hambalang, memunculkan isu adanya lobi dari Paloh kepada Prabowo untuk menduetkan Anies Baswedan dengan Sandiaga Uno di Pilpres 2024 mendatang.

Paloh perlu melakukan pendekatan terhadap Prabowo, karena sampai saat ini Sandiaga masih menjadi pengurus DPP Gerindra sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina.

Wacana berduet dengan Anies tersebut, seolah diamini oleh Sandiaga. Dia mengatakan, akan mengikuti keputusan Parpol soal pengusungan Capres dan Cawapres.

Termasuk, wacana untuk kembali memasangkannya dengan Anies dalam Pilpres 2024.

“Pimpinan partai politik sekarang sedang konsolidasi, saya tentunya sangat mempercayai apapun keputusannya yang terbaik untuk NKRI ke depan,” ujar Sandiaga, Senin (6/3).

Wacana mengusung Anies-Sandi dalam kontestasi elektoral mendatang juga sempat disampaikan oleh Sekjen PKS Aboe Bakar Alhabsyi. Sandiaga pun menyatakan tak membatasi komunikasi politik dengan PKS saat ini.

Ia bahkan melakukan sejumlah kegiatan akhir pekan lalu bersama kader PKS.

“Kita terus bertukar pikiran bagaimana membawa pembangunan Indonesia ini lebih dipercepat, lebih dirasakan masyarakat, dan tahun 2024 hadirkan solusi yang paling dirasakan masyarakat,” tuturnya.

Terakhir, ia mengatakan, tetap akan fokus lebih dulu menjalankan tugas sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf).

“Saya akan terus berjuang memastikan kebutuhan ekonomi masyarakat terpenuhi, saya akan terus menyerap aspirasi, menghadirkan solusi,” imbuh dia.

Diketahui, Anies dan Sandi sempat memenangi Pilgub DKI Jakarta 2017.

Namun, Sandiaga mundur dari jabatannya sebagai Wagub DKI Jakarta untuk menjadi Cawapres mendampingi Prabowo Subianto dalam Pilpres 2019.

Namun Demokrat yang menjadi salah satu Parpol penyokong Anies Baswedan sebagai Capres di Koalisi Perubahan bersama PKS dan NasDem, menolak mentah-mentah figur Sandiaga.

Alasannya, Sandiaga bukan merepresentasikan figur perubahan karena berada di barisan kabinet Presiden Jokowi.

Ketua Badan Pemenangan Pemilu Demokrat Andi Arief menolak tegas wacana untuk memasangkan Anies dengan Sandiaga dalam Pilpres 2024. “Agak sulit diterima akal sehat Pak Sandiaga Uno masuk dalam tokoh perubahan,” ujar Andi pada Kompas.com, Senin (6/3).

Menurut Andi, Sandiaga merupakan bagian dari pemerintah saat ini. Maka, Sandiaga dianggap tak mempunyai semangat perubahan.

Ia menyatakan, Demokrat terbuka menerima usulan siapa pun figur Cawapres, tapi harus memiliki semangat perubahan.

“Bagi Partai Demokrat sebetulnya siapa saja yang pro perubahan berpeluang untuk menjadi Cawapres. Kalau Pak Sandiaga Uno kan bukan tokoh perubahan, tapi tokoh kolaborator kan,” papar dia.

Ia menuturkan, Demokrat ingin pasangan Capres-Cawapres yang diusungnya menang dalam Pilpres 2024. Sandiaga, lanjut dia, tidak diperhitungkan sebagai figur yang membawa keberhasilan tersebut.

“Prinsipnya, kita mau menang dengan elektabilitas, yang kedua, tokohnya harus tokoh perubahan. Kita tidak ingin memilih tokoh kolaborator,” ujar dia.

Nasdem Menyangkal

Wasekjen NasDem Hermawi Taslim menyangkal adanya pembicaraan untuk memasangkan Anies dengan Sandiaga dalam pertemuan tertutup antara Surya Paloh dan Prabowo Subianto, Minggu (5/3) lalu.

Ia mengatakan, Paloh dan Prabowo saling menghormati pilihan masing-masing Capres maupun Cawapres.

“Tidak ada pembahasan khusus soal Capres dan Cawapres,” ujar Taslim, Senin (6/3).

Meski demikian, ia mengatakan, saat ini semua kemungkinan masih bisa terjadi.

Pasalnya, lanjut dia, Koalisi Perubahan yang dijajaki NasDem bersama PKS dan Demokrat pun belum mencapai kesepakatan tentang pengusungan Capres-Cawapres.

"Semua calon berpotensi, kan belum ditetapkan,” katanya.

Di sisi lain, ia menyampaikan bahwa ketiga Parpol di Koalisi Perubahan telah sepakat untuk menyerahkan penentuan figur Cawapres kepada Anies.

“Ketiga partai sepakat menyerahkan ke Anies untuk memutuskan,” imbuh dia.

Terganjal Restu Prabowo

Wacana memasangkan Anies Baswedan dengan Sandiaga Uno sebagai Capres dan Cawapres pada Pilpres 2024 dinilai mustahil.

Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama Ari Junaedi menduga, duet tersebut bakal terganjal restu Prabowo Subianto.

"Saya rasa sulit menarik Sandiaga (sebagai Cawapres Anies) mengingat Gerindra, partai Sandi bernaung, tidak akan memberikan restu," kata Ari, Senin (6/3).

Ari mengatakan, hingga kini Sandiaga masih menjadi kader Gerindra, partai pimpinan Prabowo Subianto.

Sejak lama, partai berlambang garuda itu menyatakan bakal mencapreskan sang ketua umum. Sementara, rencana pencapresan Anies didukung oleh NasDem serta dua partai oposisi, Demokrat dan PKS. Ketiganya menggagas Koalisi Perubahan.

Anies pun digadang-gadang menjadi saingan terberat Prabowo menuju panggung Pilpres mendatang.

"Gerindra juga tidak akan melepas dengan legawa Sandi untuk mendampingi Anies yang akan menjadi rival terberat Prabowo," ujar Ari.

Selain itu, Ari yakin, wacana menjodohkan Anies dengan Sandiaga bakal ditolak mentah-mentah oleh Demokrat. Sebabnya, partai bintang mercy itu masih berupaya mendorong ketua umumnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), jadi calon RI-2 pendamping Anies.

"Ada resistensi yang tinggi dari Demokrat," ujar Ari.

Ketimbang Sandiaga, menurut Ari, lebih masuk akal jika Anies berpasangan dengan salah satu kader Demokrat atau PKS.

Dari Demokrat, AHY punya kans besar.

Sementara dari PKS, sosok mantan Gubernur Jawa Barat yang juga Wakil Ketua Majelis Syura PKS Ahmad Heryawan atau Aher juga bisa menjadi pilihan. Namun, lanjut Ari, jika koalisi NasDem, Demokrat, dan PKS ingin memperlebar sayap dukungan, Cawapres hendaknya bukan kader ketiga partai di Koalisi Perubahan.

"Ada sosok lain yang bisa menjadi 'pengantin' Anies seperti Khofifah Indar Parawansa, Ridwan Kamil, Andika Perkasa, misalnya," ucapnya.

Lebih lanjut, Ari bilang, memilih sosok lain di luar kader Demokrat dan PKS sebagai Cawapres Anies bisa menjaga soliditas Koalisi Perubahan.

"Jika Anies memilih AHY maka PKS tentu akan patah hati, demikian juga sebaliknya," tutur dosen Universitas Paramadina itu. (*)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved