Berita Tabanan

Desa Adat Kediri Gelar Tradisi Tek-Tekan Nangkuk Merana Jelang Nyepi 2023

Desa Adat Kediri Gelar Tradisi Tek-Tekan Nangkuk Merana Jelang Nyepi 2023

Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Fenty Lilian Ariani
Tribun Bali/I Made Argawa
Anak-anak mencoba tektekan di balai banjar Sema, Desa/Kecamatan Kediri, Tabanan. Tek-tekan digelar sebagai upacara "nangluk merana" atau tolak bala oleh masyarakat Desa Kediri. 

TRIBUN-BALI.COM, TABANAN- Hari Raya Nyepi tahun 2023 atau tahun baru Saka 1945, Desa Adat Kediri akan menggelar tradisi Tek-Tekan Nangluk Merana.

Menariknya, tradisi adat istiadat khas masyarakat Kediri Tabanan ini akan digelar selama empat hari.

Nantinya, tradisi ini akan digelar mulai tanggal 17 Maret hingga 21 Maret 2023 atau tepat saat upacara Pangerupukan.

Bendesa Adat Kediri Ida Bagus Ketut Arsana mengatakan, bahwa titik pentas dilaksanakan di depan Kantor Dinas Perhubungan Tabanan. 

Dari sangkep atau rapat dengan seluruh penjuru di tujuh banjar, tradisi turun temurun dilakukan malam hari mulai pukul 19.30 wita. Dalam pementasan ini tujuh banjar itu akan dibagi dalam dua kelompok.

Dimana, kelompok A, terdiri dari Banjar Delod Puri, Banjar Pande, Banjar Tanjung Bungkak, dan Banjar Puseh. Kemudian di kelompok B terdiri dari Banjar Panti, Banjar Jagasatru dan Banjar Sema. Tiap kelompok ini akan pentas selama dua kali.

“Tradisi kami gelar kembali sesuai dengan aspirasi krama. Dan ini merupakan tradisi turun temurun yang kami lakukan,” ucapnya, Selasa 7 Maret 2023.

Desa Adat Kediri akan menggelar tradisi Tek-Tekan Nangluk Merana.
Hari Raya Nyepi tahun 2023 atau tahun baru Saka 1945, Desa Adat Kediri akan menggelar tradisi Tek-Tekan Nangluk Merana.

Dijelaskannya, bahwa tradisi ini akan diawali dengan para pesert mengelilingi banjarnya masing-masing. Kemudian, barulah akan menuju titik pentas.

Peserta tradisi tek-tekan akan membawa kentongan, okokan (keroncongan sapi besar), seperangkat gambelan, tedung, dan alat lainnya. Dimana tradisi ini memiliki maksud untuk mengusir merana atau penyakit. Tradisi sakral ini, ialah ritual sakral yang dipercaya Desa Adat Kediri untuk mengusir wabah penyakit atau hama.

“Setiap Banjar pentas selama 15 menit di titik pentas,” ungkapnya.

Arsana menyatakan, untuk tradisi Nangluk Merana pada saat hari ke empat atau saat pengerupukan, akan digelar berbeda.

Saat itu, yang akan ditampilkan hanya okokan saja tidak melibatkan anak-anak maupun ibu-ibu. Saat pengerupukan nantinya tujuh banjar terlibat di titik kumpul di depan Puri Kediri kemudian menuju Catus Pata Kediri.

Harapannya maka ke depan, dengan digelarnya tradisi tek-tekan nangkluk merana ini seluruh hama dan penyakit di wewidangan Desa Adat Kediri ternetralisir sehingga saat perayaan Nyepi menjadi harmonis aman dan tentram.

Dengan digelar Tek-Tekan Nangkluk Merana itu, Desa Adat Kediri pada setiap perayaan Nyepi tidak membuat Ogoh-ogoh.

Mengingat tradisi Tek-Tekan merupakan warisan leluhur desa setempat.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved