Berita Gianyar

Lalu Lintas Ubud Kembali Padat Merayap, Dewan Ubud Minta Carikan Solusi

Kondisi lalu lintas di kawasan Ubud, Gianyar, Bali, Rabu 15 Maret 2023.

Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Fenty Lilian Ariani
TRIBUN BALI/ Wayan Eri Gunarta
Kondisi lalu lintas di kawasan Ubud, Gianyar, Bali, Rabu 15 Maret 2023. 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Beberapa hari belakangan ini, lalu lintas di kawasan pariwisata Ubud, Gianyar, Bali padat merayap.

Bahkan saat jam sibuk, dari pukul 11.00 hingga pukul 18.00 Wita, hanya untuk menempuh jarak satu kilometer saja, bisa menghabiskan waktu 15 menit.

Padahal normalnya hanya menghabiskan waktu dua menit dalam kecepatan 40 kilometer perjam.

Kepadatan lalin ini, tak terlepas dari besarnya volume kendaraan yang masuk Ubud.

Kemacetan ini pun mendapat sorotan dari anggota Fraksi Golkar, I Wayan Gede Sudarta, seorang politikus asal Desa Lodtunduh, Ubud.

Kepada wartawan, Rabu 15 Maret 2023, Sudarta mengatakan kemacetan hampir terjadi di setiap ruas jalan utama di Ubud.

Bukan hanya di pusat Ubud atau Kelurahan Ubud, tetapi juga terjadi di pinggiran Ubud, seperti kawasan Desa Mas, Desa Peliatan hingga Desa Singakerta.

Menurut dia, kondisi ini dipicu oleh persimpangan jalan yang sempit. Sementara kendaraan yang memanfaatkan beragam.

Mulai dari sepeda motor, truk barang hingga mobil penumpang.

"Pemerintah harus punya solusi jangka pendek," ujarnya.

Menurut Sudarta, persoalan tersebut bukan karena adanya kendaraan yang parkir di bahu jalan. Sebab sepengelihatannya, ia tak pernah melihat kemacetan di kawasan ini akibat parkir.

"Bukan karena ada yang parkir sembarangan yang sembabkan macet. Tapi lebar jalan dan volume kendaraannya yang memang tidak belance. Menurut saya, perlu dilakukan rekayasa arus lalu lintas, terutama saat jam sibuk.

"Bila perlu dibuat untuk satu arah saja. Pemerintah pasti punya teknisnya, agar macet bisa diurai," tegasnya. 

Masalah macet ini, menurutnya perlu diatensi segera. Sebab Ubud sedang booming sebagai destinasi wisata favorit.

"Jangan sampai Ubud ditinggalkan hanya karena turis berlama-lama kena macet," ujarnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved