Nyepi 2023

Volume Sampah Pasca Pawai Ogoh-ogoh di Denpasar Meningkat 25 Persen, Didominasi Bangkai Ogoh-Ogoh 

Pasca pengerupukan dan pawai pawai ogoh-ogoh pada Selasa 21 Maret 2023 lalu, volume sampah di Kota Denpasar mengalami peningkatan sebanyak 25 persen.

Istimewa
Pembersihan sampah usai pawai ogoh-ogoh di Denpasar, Selasa 21 Maret 2023. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR -- Pasca pengerupukan dan pawai pawai ogoh-ogoh pada Selasa 21 Maret 2023 lalu, volume sampah di Kota Denpasar mengalami peningkatan sebanyak 25 persen.


Di mana jumlah sampah ini didominasi oleh sampah upakara dan bangkai ogoh-ogoh.


Selain itu ada pula sampah yang ditinggalkan penonton pawai ogoh-ogoh. 

Baca juga: Jadwal Imsakiyah 1-10 Ramadhan 2023/1444 Hijriah, Kota Denpasar Provinsi Bali, Cek di kemenag.go.id


Kabid Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) Kota Denpasar I Ketut Adi Wiguna mengatakan setelah pawai ogoh-ogoh diperbolehkan pasca pandemi Covid-19, sampah mula kembali ada peningkatan. 

 

Sampah-sampah tersebut didominasi dari bagkai ogoh-ogoh dan rangkaiannya. 


Ia mengatakan, di Denpasar ada belasan titik  ogoh-ogoh yang ditinggalkan pemiliknya di jalanan yang harusnya ogoh-ogoh kembali dibawa pulang. 

Baca juga: 3 Orang Diamankan ke Kantor Satpol PP Saat Nyepi di Denpasar


"Banyak sekali bangkai ogoh-ogoh ditinggalkan di jalanan," katanya pada Kamis, 23 Maret 2023. 


Bangkai ogoh-ogoh bukan hanya satu ata dua bagian, bahkan hampir seluruh bagian ditinggalkan di jalanan. 


Hal itu menyulitkan petugas kebersihan untuk bekerja cepat apalagi petugas juga akan merayakan Hari Raya Nyepi bersama keluarga. 


Menurut Adi Wiguna, ogoh-ogoh yang dibuang di jalan mau tidak mau harus diangkut dan dibawa ke lokasi yang sudah ditentukan dan langsung dilakukan pembakaran. 

Baca juga: Malam Pengerupukan Nyepi 2023, Pemkot Denpasar Adakan Tawur Agung Kasanga


"Untuk pengarak ogoh-ogoh belum sepenuhnya paham dan mengerti bagaimana saat mengarak dan setelah pawai selesai. Ini sampah berserakan kalau hanya sampah air mineral masih kami bisa cepat tangani, ini masalahnya ogoh-ogoh ditinggalkan sama pemiliknya," ungkapnya. 


Adi Wiguna menambahkan dengan kejadian tersebut, ke depan dia minta peran serta desa adat maupun pemuda untuk memperhatikan pemuda yang melalukan pawai ogoh-ogoh.

Hal itu dilakukan agar ogoh-ogoh yang sudah dibawa keliling tidak ditinggalkan namun dibawa pulang dan dilakukan pralina (dibakar). 


"Dimohonkan agar ke depannya peran serta desa adat dan pemuda ditingkatkan bersama-sama untuk atensi bangkai ogoh-ogoh yang tercecer di jalan agar langsung di-pralina atau dimusnahkan di setra adatnya masing-masing," ujarnya Adi Wiguna. (*)

 

 

Berita lainnya Berita Denpasar

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved