Berita Badung

Representatif Desa Adat Kuta, Wasista Akan Berikan Keterampilan Mendalam Untuk Jegeg Bungan Desa

JBD Desa Adat Kuta, rencananya JBD akan diselenggarakan kembali pada tahun berikutnya yaitu 2024

Penulis: Putu Yunia Andriyani | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Tribun Bali/Putu Yunia Andriyani
Barisan Jegeg Bungan Desa (JBD) Desa Adat Kuta dalam acara parade ogoh-ogoh Desa Adat Kuta tahun 2023 - Representatif Desa Adat Kuta, Wasista Akan Berikan Keterampilan Mendalam Untuk Jegeg Bungan Desa 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Jegeg Bungan Desa (JBD) Desa Adat Kuta adalah salah satu aset yang dimiliki oleh Desa Adat Kuta, Bali.

Representatif wilayah yang terdiri dari pemudi-pemudi Desa Adat Kuta ini terbentuk seperti layaknya kontes kecantikan pada umumnya.

Para pemudi ini juga diperdayakan sebagai promotor budaya dan pariwisata di Desa Adat Kuta kepada masyarakat dunia.

JBD biasanya dilaksanakan setiap tahun, namun pada tahun 2023 ini pemilihan JBD tidak diselenggarakan.

Baca juga: Bupati Bangli Sedana Arta Terima Audensi Jegeg Bagus Bangli 2022

Bendesa Adat Kuta, I Wayan Wasista mengatakan, pelaksanaan JBD terakhir dilaksanakan pada tahun 2021.

Dengan demikian, pemilihan JBD sendiri telah berlangsung selama 10 kali.

Karena pandemi Covid-19, pelaksanaan kegiatan utamanya pada saat pengumuman pemenang baru dilakukan pada tahun 2022.

“Penyelenggaraan JBD di tahun 2021 itu yang terakhir, pemenangnya sudah diumumkan pada tahun 2022 karena pada saat itu juga terjadi puncak pandemi. Ini membuat JBD ini tertunda di grand finalnya sehingga grand finalnya dilaksanakan di tahun 2022,” ujar I Wayan Wasista.

Wasista mengatakan, rencananya JBD akan diselenggarakan kembali pada tahun berikutnya yaitu 2024.

Ini merupakan bentuk nyata pihaknya sekaligus komitmen dalam keberlanjutan JBD.

Dijelaskan Wasista, JBD memiliki peran penting untuk memberikan representatif masyarakat Desa Adat Kuta yang sebenarnya.

Masyarakat Kuta biasanya diidentikkan dengan penggemar dunia malam dan sering dikonotasikan sebagai orang yang gemar ke diskotik dan hura-hura.

JBD ini berperan untuk membantu menyebarkan edukasi yang didapat melalui berbagai pelatihan kepada masyarakat.

JBD ini juga dapat membantu mengubah stigma tersebut dan menunjukan bahwa Kuta juga memiliki banyak kegiatan positif untuk masyarakat.

“Dari JBD ini bisa memfilter atau menyaring kegiatan, sehingga memberikan kegiatan positif untuk anak-anak kami. Mereka bisa tercegah untuk terjerumus ke hal-hal negatif, dan ini bisa dibawa hingga mereka menikah atau ke luar wilayah Kuta,” jelas Wasista.

Dalam kegiatan JBD, banyak kegiatan positif yang diberikan, diantaranya table manner, sosialisasi kesehatan reproduksi, sosialisasi kenalan remaja, dan masih banyak lagi.

Hal ini dapat memberikan talenta dan keterampilan-keterampilan kepada para peserta, sehingga menjadi nilai plus untuk kapasitas dirinya.

Dapat dipastikan yang mengikuti JBD ini adalah anak-anak yang berbakat sedikitnya terampil dalam membuat sarana persembahyangan.

“Minimal itu mereka bisa buat canang atau banten persembahyangan. Kalau seperti megambel, merindik, megender, itu memang sudah diajarkan kepada anak-anak sejak kecil di sini,” tambahnya.

JBD pun dilibatkan dalam berbagai kegiatan, bahkan setelah mereka melepas statusnya sebagai JBD.

Setelah melepas status sebagai JBD aktif, mereka akan masuk ke dalam Ikatan JBD yaitu wadah untuk para alumni JBD.

JBD dan IJBD pun terus dilibatkan dalam berbagai kegiatan seperti yang terlibat dalam parade ogoh-ogoh Desa Adat Kuta.

Mereka mendapatkan tugas sebagai bagian dari parade pembukaan dan juga pembawa acara.

Wasista menuturkan kedepannya ia akan memberikan pelatihan yang lebih banyak lagi untuk
JBD ini.

Salah satunya adalah keterampilan berbahasa asing yang lebih mendalam mengingat Kuta merupakan daerah pariwisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan asing. (yun)

Kumpulan Artikel Badung

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved