Kerajaan Inggris
Pangeran Harry dan Meghan Markle Dikabarkan Akan Datang ke Penobatan Raja Charles Karena Ini
Terkait penobatan Raja Charles, beberapa pakar kerajaan memberikan prediksi terkait Pangeran Harry dan Meghan Markle akan disisihkan oleh keluarganya.
TRIBUN-BALI.COM – Terkait penobatan Raja Charles, beberapa pakar kerajaan memberikan prediksi terkait Pangeran Harry dan Meghan Markle akan disisihkan oleh keluarganya jika tetap hadir.
Hal ini dikarenakan mereka akan mengalami situasi penuh ketegangan berkat berbagai tudingan negatif yang dilontarkan ke publik selama ini seperti dilansir dari Kompas.
Duke dan Duchess of Sussex tersebut memang belum memberikan kepastian terkait kehadiran mereka.
Namun begitu, apa pun pilihan keduanya dianggap tidak akan memberikan hasil menyenangkan.
"Ini benar-benar situasi serba salah untuk Sussex kecuali anggota keluarga lainnya tiba-tiba memutuskan untuk berbalik dan merangkul mereka," kata Christopher Andersen, penulis "The King,", dikutip dari Fox News.
"Saya tidak melihat itu terjadi. Terlalu banyak kepahitan di sana. Terlalu banyak jembatan yang telah terbakar," ujarnya.
"Jadi, jika Harry dan Meghan menghadiri penobatan, mereka hampir pasti akan dikesampingkan dan dijauhi," terang Andersen.
"Jika mereka tidak pergi, sepertinya Harry mengabaikan hak lahirnya, keluarga kerajaan, dan institusi monarki itu sendiri."
Ia juga memberikan bahwa situasi ini sungguh tragis khususnya karena kedua belah pihak membiarkan kondisinya tidak terkontrol.
Selain itu, Edward Coram-James, pakar hubungan masyarakat kerajaan, sebelumnya juga memperingatkan agar pasangan itu mempersiapkan diri karena bakal mendapatkan sikap dingin dari para bangsawan senior.
Momen penobatan Raja Charles akan menjadi pertemuan pertama antara pemimpin monarki itu dengan anak bungsunya setelah terbitnya biografi kontroversial, "Spare".
"Di alam semesta di mana kerusakan yang telah disebabkan oleh keretakan masih dapat dipulihkan, setidaknya sebagian, ketidakhadiran akan menjadi pukulan yang fatal dan tidak dapat diubah, baik dalam persepsi publik maupun, berpotensi, seperti dalam keluarga itu sendiri," kata Coram-James.
"Itu berisiko menciptakan konflik dalam jangka panjang," pesannya.
Baca juga: Turunnya Wahyu di Gunung Raung, Pura Besakih Atensi Kerajaan Bali Kuno Hingga Pemerintah Modern
Bakal Tetap Hadir Demi Popularitas
Terlepas situasi muram yang bakal terjadi, Kinsey Schofield, jurnalis yang kerap memberitakan kabar keluarga kerajaan meyakini Pangeran Harry dan Meghan Markle akan tetap hadir di Westminster Abbey demi nilai jual mereka di media.
"Saya yakin bahwa Harry dan Meghan cukup cerdas untuk mengetahui bahwa hubungan mereka dengan keluarga kerajaan adalah nilai jual terkuat merek mereka," katanya.
"Jadi mereka harus menyerapnya dan memelihara elemen itu tidak peduli seberapa memar ego mereka."
Hal ini diperkuat dengan adanya sejumlah foto paparazzi settingan yang banyak beredar luas, membuktikan niatan aktris Suit itu untuk mendapatkan perhatian publik.
Di sisi lain, keluarga Kerajaan Inggris dianggap sebenarnya lebih lega jika pasangan tersebut tidak hadir.
"Keluarga Harry tidak mempercayai pasangan itu dan tampak tidak nyaman ketika mereka dekat. Brand Harry dan Meghan yang akan mendapat pukulan terbesar ... bukan hubungan mereka dengan keluarga mereka," ujar Schofield.
Baca juga: Pura Besakih, Atensi Kerajaan Bali Kuno hingga Pemerintah Modern, Turunnya Wahyu di Gunung Raung
Profil Pangeran Harry
Dikutip dari TribunnewsWiki, Pangeran Harry merupakan putra kedua dari Pangeran Charles dan Lady Diana yang lahir pada 15 September 1984 di London, Inggris.
Pangeran Harry berada di urutan keenam di bawah tahta Kerajaan Inggris, di belakang Pangeran Charles, Pangeran William, dan tiga anak Pangeran William.
Putri Diana memperlakukan Pangeran William dan Pangeran Harry muda sebagaimana anak-anak lainnya yang bukan dari keluarga kerajaan.
Putri Diana sering mengajak Pengeran William dan Pangeran Harry untuk bepergian menggunakan transportasi umum, makan di restoran cepat saji dan mengunjungi taman bermain.
Lady Diana bertekad untuk mengajarkan kepada kedua anaknya untuk memahami emosi seperti rasa takut, empati, serta impian dan harapan.
Ketika lady Diana meninggal, pangeran Harry bersama dengan kakak dan sang ayah berjalan di belakang peti mati sang ibu.
Masa Remaja
Pangeran Harry dikenal sebagi sosok yang suka pesta dan bahkan dilaporkan jika dirinya sudah mengonsumsi minuman keras ketika usia masih di bawah umur.
Pangeran Harry bahkan diketahui pernah mencoba merokok ganja selama musim panas 2001.
Perbutan Pangeran Harry tersebut kemudian menjadi berita utama di berbagai majalah pada 2002.
Pangeran Harry kemudian mengakui kesalahannya tersebut kepada ayahnya.
Setelah itu, Pangeran Harry lantas dikirim untuk mengunjungi pusat rehabilitasi di London Selatan guna melihat secara langsung bahaya yang terkait dengan penggunaan narkoba.
Pada tahun 2003, Pangeran Harry lulus dari Eton College, kemudian dirinya menghabiskan beberapa waktu bepergian ke Australia, Argentina dan Afrika setelah menyelesaikan sekolah.
Pangeran Harry juga dikenal sebagi seorang pemain polo yang hebat.
Pangeran Harry pernah berpartisipasi dalam pertandingan polo Young England melawan Young Australia di Australia.
Pangeran Harry juga terlibat dalam pekerjaan amal saat mengunjungi Lesotho di Afrika selatan, disana Pangeran Harry bekerja di rumah untuk anak yatim korban AIDS.
Untuk meningkatkan kesadaran akan masalah di sana, ia menciptakan film dokumenter berjudul The Forgotten Kingdom: Prince Harry in Lesotho.
Film tersebut mengumpulkan dana sekitar $ 2 juta dan kemudian disumbangkan untuk Dana Palang Merah Inggris Lesotho.
Karier Militer
Sejak muda, Panegeran Harry sudah tertarik di bidang militer.
Pada 2005, Pangeran Harry kemudian masuk ke Saddhurst- sebuah akademi militer terkemuka di Inggris.
Pangeran harry kemudian ditugaskan sebagai perwira pada April 2006.
Pada bulan Februari 2007 diumumkan bahwa resimen tentara Pangeran Harry akan dikerahkan ke Irak.
Namun, pada bulan Desember 2007 Pangeran Harry mulai melayani tugas di Afghanistan setelah media Inggris setuju untuk tidak mempublikasikan rincian layanannya.
Tugas Pangeran Harry di Afghanistan berakhir pada Februari 2008 setelah outlet berita asing melaporkan penempatannya.
Pada 2012–2013 Pangeran Harry kembali ditempatkan di Afghanistan sebagai pilot helikopter.
Pangeran Harry berhasil mencapai pangkat kapten sebelum meninggalkan dinas aktif pada 2015.
Pernikahan Dengan Meghan Markle
Pangeran Harry mulai berkencan dengan aktris Meghan Markle pada 2016.
Mereka bertemu ketika Harry menghadiri Invictus Games di Toronto.
Pada bulan November tahun itu, Istana Kensington mengeluarkan pernyataan yang mengkonfirmasi hubungan Pangeran Harry dan Meghan Markle.
Pangeran Harry dan Meghan Markle kemudian menikah di Kapel St George pada 19 Mei 2018.
Pada pernikhannya tersebut, Pangeran Harry kemudian doianugerahkan gelar Duke of Sussex dari Ratu Elizabeth II.
Anak pertama Pangeran Harry dan Meghan Markle lahir pada 7 Mei 2019 di London, Inggris.
Anak lki-laki tersebut diberi nama Archie Harrison Mountbatten-Windsor dan merupakan pewaris takhta ketujuh kerajaan Inggris. (Tribunnewswiki/Ami Heppy)
Baca juga: Pura Pucak Mangu, Bangkitnya Pendiri Kerajaan Mengwi dari Kekalahan Perang, Pertapaan di 2.096 Mdpl
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pangeran Harry dan Meghan Markle Bakal Tetap Hadiri Penobatan demi Popularitas"
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.