Pura Kahyangan Jagat di Bali

Pura Besakih, Atensi Kerajaan Bali Kuno hingga Pemerintah Modern, Turunnya Wahyu di Gunung Raung

Sejarah Pura Besakih Bali, pemerintah memberikan perhatian khusus terhadap kawasan suci Pura Besakih.

|
Dok. Tribun Bali
Ilustrasi Karya Ida Bhatara Turun Kabeh - Pura Besakih, Atensi Kerajaan Bali Kuno hingga Pemerintah Modern, Turunnya Wahyu di Gunung Raung 

TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA - Pura Besakih adalah pura terbesar di Bali yang memiliki catatan sejarah panjang dari masa-masa.

Pura Besakih terletak di Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, di kaki Gunung Agung.

"Keberadaan Pura Besakih tidak lepas dari kedatangan Rsi Markandeya ke Bali. Para ahli memperkirakan kedatangan beliau ke Bali pada abad ke-8," ujar Pamucuk Pamangku Pura Besakih, I Gusti Mangku Jana.

Rsi Markandeya yang datang dari Jawa Timur datang ke Bali membawa misi keagamaan.

Baca juga: Jejak Sejarah Berdirinya Pura Besakih, Penataan Kawasan Besakih Telan Anggaran Rp 911 Miliar

Pada kedatangannya ke Bali pertama kali, banyak menemukan hambatan sehingga ia kembali ke Pulau Jawa.

Rsi Markandeya lalu melakukan tapa yoga di Gunung Raung untuk memohon petunjuk.

Sang pendeta mendapat petunjuk agar pergi ke kawasan yang sakral di kaki Gunung Agung dan melakukan ritual di lokasi tersebut.

"Pada kedatangannya kedua di Bali, Rsi Markandeya kembali dengan melakukan upacara menanam panca datu di Basukian. Basukian ini artinya selamat. Basukian ini lah lama kelamaan menjadi Besakih," ungkap Gusti Mangku Jana.

Keberadaan Pura Besakih juga tercatat pada Prasati Blanjong yang berangka tahun saka 835 atau 913 masehi.

Disebutkan raja penguasa Bali pada masa itu, Sri Kesari Warmadewa menata dan memperbaiki punden berundak di Besakih.

Berdasarkan keterangan para ahli, keraton raja Sri Kesari Warmadewa diyakini berada di sekitar Besakih tepatnya di dekat Pura Merajan Sekonding.

"Pura ini dibangun Raja Sri Keswari Warmadewa untuk memuja Sang Hyang Giri Tohlangkir, atau memuja tuhan di Besakih sehingga apa yang beliau lakukan berjalan dengan baik," ungkap dia.

Penataan Pura Besakih dilakukan dari zaman ke zaman.

Dalam prasasti Nawa Sanga Hapit Lawang berangka tahun saka 929 atau 1007 masehi, Pura Besakih juga ditata dan disempurnakan oleh tokoh agama penting seperti Mpu Kuturan pada masa Raja Airlangga di Jawa Timur hingga Mpu Baradah.

Ada beberapa cerita, Mpu Kuturan menata Pura Besakih dari satu tempat yakni dari Pura Peninjaoan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved