serba serbi

Jejak Sejarah Berdirinya Pura Besakih, Penataan Kawasan Besakih Telan Anggaran Rp 911 Miliar

Pura Besakih selama ini dikenal sebagai pura terbesar di Bali.Keberadaan pura yang berlokasi di barat daya Gunung Agung ini, memiliki catatan sejarah

Ist/Meiwanda
Pura Besakih selama ini dikenal sebagai pura terbesar di Bali. Keberadaan pura yang berlokasi di barat daya Gunung Agung ini, memiliki catatan sejarah panjang dari masa-masa. Hingga saat ini, Pura Besakih menjadi salah satu tempat suci yang sangat disakralkan oleh masyarakat Bali. Pura Besakih terletak di Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem. Lokasi pura ini terletak di kaki Gunung Agung. Keberadaan Pura Besakih tidak lepas dari kedatangan Rsi Markandeya ke Bali, yang membawa misi terkait keagamaan. 

TRIBUN-BALI.COM - Pura Besakih selama ini dikenal sebagai pura terbesar di Bali.

Keberadaan pura yang berlokasi di barat daya Gunung Agung ini, memiliki catatan sejarah panjang dari masa-masa.

Hingga saat ini, Pura Besakih menjadi salah satu tempat suci yang sangat disakralkan oleh masyarakat Bali.

Pura Besakih terletak di Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem.

Lokasi pura ini terletak di kaki Gunung Agung.

Keberadaan Pura Besakih tidak lepas dari kedatangan Rsi Markandeya ke Bali, yang membawa misi terkait keagamaan.

Baca juga: Gaungkan Semangat Toleransi Antar Umat di Kuta, Ini Kata Ketua DPD Gerindra Bali

Baca juga: CLOSED! Pendakian Gunung Agung Ditutup 25 Hari Jelang Bhatara Turun Kabeh di Pura Besakih

Pura Besakih selama ini dikenal sebagai pura terbesar di Bali.

Keberadaan pura yang berlokasi di barat daya Gunung Agung ini, memiliki catatan sejarah panjang dari masa-masa.

Hingga saat ini, Pura Besakih menjadi salah satu tempat suci yang sangat disakralkan oleh masyarakat Bali.

Pura Besakih terletak di Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem.

Lokasi pura ini terletak di kaki Gunung Agung.

Keberadaan Pura Besakih tidak lepas dari kedatangan Rsi Markandeya ke Bali, yang membawa misi terkait keagamaan.
Pura Besakih selama ini dikenal sebagai pura terbesar di Bali. Keberadaan pura yang berlokasi di barat daya Gunung Agung ini, memiliki catatan sejarah panjang dari masa-masa. Hingga saat ini, Pura Besakih menjadi salah satu tempat suci yang sangat disakralkan oleh masyarakat Bali. Pura Besakih terletak di Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem. Lokasi pura ini terletak di kaki Gunung Agung. Keberadaan Pura Besakih tidak lepas dari kedatangan Rsi Markandeya ke Bali, yang membawa misi terkait keagamaan. (Ist/Meiwanda)

"Keberadaan Pura Besakih, tidak lepas dari kedatangan Rsi Markandeya ke Bali. Para ahli memperkirakan kedatangan beliau ke Bali pada abad ke-8," ujar Pamucuk Pemangku Pura Besakih, I Gusti Mangku Jana.

Ia mengungkapkan, Rsi Markandeya yang datang dari Jawa Timur datang ke Bali membawa misi keagamaan.

Namun pada kedatangannya ke Bali pertama kali, banyak menemukan hambatan sehingga ia kembali ke Pulau Jawa.

Rsi Markandeya lalu melakukan tapa yoga di Gunung Raung, untuk memohon petunjuk. Darinya mendapat petunjuk agar pergi ke kawasan yang sakral di kaki Gunung Agung dan melakukan suatu ritual di lokasi tersebut.

"Pada kedatangannya kedua di Bali, Rsi Markandeya kembali datang dan melakukan upacara menanam panca datu di Basukian. Basukian ini artinya selamat. Basukian ini lah lama kelamaan menjadi Besakih," ungkap Gusti Mangku Jana.

Selain itu keberadaan Pura Besakih juga tercatat pada Prasati Blanjong yang berangka tahun saka 835 atau 913 masehi.

Disebutkan raja penguasa Bali pada masa itu, Sri Kesari Warmadewa menata dan memperbaiki punden berundak di Besakih.

Bahkan berdasarkan keterangan para ahli, keraton raja Sri Kesari Warmadewa diyakini berada di sekitar Besakih, tepatnya di dekat Pura Merajan Sekonding.

Umat Hindu nampak turun dari Pura Penataran Agung Besakih menuju Segara Klotok, Klungkung untuk mengelar prosesi pemelastian, Sabtu (2/3/2019) kemarin.
Umat Hindu nampak turun dari Pura Penataran Agung Besakih menuju Segara Klotok, Klungkung untuk mengelar prosesi pemelastian, Sabtu (2/3/2019) kemarin. (Tribun Bali/Saiful Rohim)

"Pura ini dibangun raja Sri Keswari Warmadewa untuk memuja Sang Hyang Giri Tohlangkir, atau memuja tuhan di Besakih sehingga apa yang beliau lakukan berjalan dengan baik," ungkap I Gusti Mangku Jana.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved