Berita Jembrana
Karantina Pertanian Jembrana Tegaskan Stok Pangan Aman, Lalulintas Hewan Ternak Dijaga Ketat
Badan Karantina Pertanian menegaskan ketersedian kebutuhan pangan dan lalulintas hewan ternak untuk kebutuhan lebaran 2023 dipastikan aman.
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, JEMBRANA - Badan Karantina Pertanian menegaskan ketersedian kebutuhan pangan dan lalulintas hewan ternak untuk kebutuhan lebaran 2023 dipastikan aman.
Kebutuhan 12 bahan pokok masih tersedia dan harganya cenderung menurun.
Namun begitu, menjelang Idul Adha Karantina Pertanian memperketat arus lalulintas untuk mengantisipasi hama penyakit seperti ASF dan LSD pada sapi.
Baca juga: Jembrana Tambah Satu Kasus Positif Rabies di Awal April, Catat 27 Kasus Rabies Dalam Empat Bulan
Kepala Badan Karantina Pertanian, Bambang mengungkapkan, pihaknya bersama jajaran mengawal dengan sangat ketat terkait ketersedian kebutuhan pangan dan menjaga lalulintas hewan ternak untuk kebutuhan puasa, ramadhan dan lebaran dengan baik.
Menurutnya, secara khusus untuk di Wilker Gilimanuk dan semua daerah lain yang dikunjungi, kondisi ketercukupan pangan sangat memadai.
Kebutuhan 12 bahan pokok masih tersedia dan harganya cenderung menurun.
Baca juga: 14 Kejadian Kebakaran Terjadi di Jembrana Selama Tiga Bulan
"Kecuali beras saja yang harganya masih naik belakangan ini, tapi sekarang sudah mulai turun karena bertepatan dengan panen raya," ungkap Bambang saat dimintai keterangan di Kantor Karantina Pertanian Wilker Gilimanuk, Kamis 6 April 2023 malam.
Bambang mengakui, dengan ketercukupan pangan ini membuktikan keberhasilan pembangunan pertanian sudah tercapai dengan baik.
Apalagi saat lebaran sebelumnya, biasanya ketersediaan pangan justru mengalami fluktuasi.
"Tahun ini relatif stabil, cukup," tegas Bambang.
Baca juga: Polres Jembrana Mulai Persiapan Pengamanan Arus Mudik, Siagakan 220 Personel Lakukan Pengamanan
Selain itu, kata dia, lalulintas hewan ternak saat ini juga terjaga sangat baik.
Perkembangan hama penyakit yang sempat mewabah sejak lebaran tahun lalu dalam hal ini PMK juga sudah mereda atau melandai saat ini. Tapi, sebagai antisipasi, pos penjagaan tetap siaga dan mengoperasikan fasilitas seperti biosecuriti di pintu masuk wilayah.
"Meskipun sudah melandai, kita harus tetap mengantispasi," tegasnya.
Baca juga: Polres Jembrana Mulai Persiapan Pengamanan Arus Mudik, Siagakan 220 Personel Lakukan Pengamanan
Dia menegaskan, ada beberapa penyakit yang diwaspadai. Seperti ASF yang sempat mewabah di Bali, namun saat ini sudah terkendali.
Apalagi saat ini sudah ada serum yang dikembangkan. Secara umum, Bali masih mampu bertahan. Sehingga, masih bisa mengirim ke luar wilayah, tetapi untuk hewan ternak masuk harus dijaga dengan ketat.
Kemudian, kata dia, ada penyakit LSD pada sapi yang sudah mewabah di beberapa provinsi wilayah Indonesia seperti Riau, Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Meskipun begitu, di Bali disebutkan masih aman dari penyakit tersebut.
Baca juga: Tamba-Ipat Dipastikan Tarung di 2024, PDIP Jembrana Ingin Kunci 18 Kursi
"Di Bali masih aman (LSD). Itu kita sangat jaga. Karena oenyakit ini sangat ditakuti wisman yang berhubungan dengan Indonesia. Sehingga, peran karantina pertanian ini menjadi sangat penting untuk mengantisipasi hal tersebut. Termasuk di Gilimanuk sebagai pintu masuk," katanya.
Hal lain yang perlu diwaspadai untuk mengantisipasi LSD masuk ke Bali, Bambang menegaskan agar pihak Karantina Pertanian khsususnya di Wilker Gilimanuk harus melakukan penjagaan dan menyiapkan biosecurity karena berpotensi membahayakan ternak yang ada di Bali. Apalagi Gilimanuk sebagai salah satu pintu utama masuk Bali lewat jalur darat.
"Jangan sampai lengah. Seluruh pintu masuk ke Bali baik di Bandara, pelabuhan serta pintu-pintu masuk ilegal harus dijaga. Ini dibutuhkan peran serta atau sinergi dengan instansi lain yakni APH dalam hal ini TNI-Polri," sebutnya.
Baca juga: Kasus Penganiayaan di Tempat Hiburan Malam Jembrana Berakhir Damai
Untun daerah yang sudah ditetapkan zona merah LSD seperti Jawa Timur dan Jawa Tengah, kata dia, diminta segera melakukan gerakan vaksinasi.
Sebab, masa inkubasi dari LSD ini 28 hari. Sehingga jika tidak ditangani atau antisipasi dengan maksimal, akan berdampak ke pasokan hewan ternak pada Idul Adha mendatang.
"Untuk Idul Fitri inu masih relatif aman dab atok mencukupi. Tapi, untuk Idul Adha nanti, jika hewan ternak yang hendak dikirim ke luar wilayah belum divaksin, kita pihak karantina melarang untuk dilalulintaskan. Sehingga, kebutuhan Idul Adha harus dipersiapkan dari sekarang. Minimal H-28 hari sebelum Idul Adha harus dilakukan vaksinasi," tegasnya.
Bambang kembali menegaskan, bahwa gerakan vaksinasi dan pencegahan masuknya ke Bali harus dijaga dengan baik. Jangan sampai, Bali ditetapkan sebagai zona merah LSD sebelum Idul Adha.
Itu akan sangat berdampak atau merugikan para peternak di Bali.
"Sekarang vaksinasi sudah berjalan. Lalu lintas ternak dari Jawa Timur dan Jawa Tengah sudah dilarang,"
Vaksinasi LSD Prioritas Daerah Sentra Ternak
Kepala Badan Karantina Pertanian, Bambang mengungkapkan, kegiatan vaksinasi LSD untuk hewan diprioritaskan terhadap daerah sentra ternak yang akan memenuhi kebutuhan ke daerah lain pada musim Idul Adha nanti.
"Sudah dikirim 200 ribu ke daerah sentra ternak seperti Jawa Timur. Jawa Tengah bakal menyusul, kita sedang koordinasikan," tegasnya. (*)
Berita lainnya di Berita Jembrana
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.