Berita Viral

Penyapu Koin di Jembatan Sewoharjo Kena Prank Pemudik, Dilempar Gepokan Uang: Ternyata Uang Mainan

Gepokan uang Rp15 juta yang dilempar oleh seorang pemudik motor ke arah sungai di bawah jembatan ternyata merupakan uang mainan.

Editor: Mei Yuniken
Dok. Polsek Pusakanagara
Mak Iye, wanita penyapu koin yang kena prank dapat uang jutaan rupiah 

TRIBUN-BALI.COMPenyapu Koin di Jembatan Sewoharjo Kena Prank Pemudik, Dilempar Gepokan Uang: Ternyata Uang Mainan

Seorang wanita penyapu koin di Jembatan Sewoharjo, Desa Karanganyar, Kecamatan Pusakajaya, Kabupaten Subang merasa tertipu usai dilempari uang jutaan rupiah.

Gepokan uang Rp15 juta yang dilempar oleh seorang pemudik motor ke arah sungai di bawah jembatan ternyata merupakan uang mainan.

Sebelumnya, penyapu koin yang dikenal dengan nama Mak Iye inipun tampak bahagia saat ada seorang pemudik yang melemparinya gepokan uang yang dibungkus kantong kresek hitam.

Bahkan saking bahagianya dan menganggap ia mendapat rejeki nomplok, ia pun nekat turun ke sungai berniat mengambil bungkusan uang tersebut.

Setelah berhasil mendapatkannya, Mak Iye pun kegirangan dan memanggil para penyapu koin lain untuk memberitahukan perihal rejeki nomplok yang ia dapatkan.

Namun sialnya, saat dilihat lebih teliti oleh Mak Iye, ternyata uang tersebut merupakan uang mainan.

Dilansir dari TribunCirebon, Mak Iye pun merasa tertipu dan jengkel karena telah diprank oleh pengendara motor tersebut.

Baca juga: VIRAL Video Pasien Tak Kunjung Sembuh Protes ke Ida Dayak, Anak Indigo Sebut Berkaitan dengan Karma

 “Saya udah lompat ke sungai, udah basah-basahan, eh ternyata uangnya itu uang mainan.

Padahal saya udah girang dapet rezeki nomplok,” ucapnya emak-emak penyapu koin sembari kesal.

Mak Iye kena Prank
Mak Iye merasa kecewa karena kena prank pemudik (Dok. Polsek Pusakanagara)

 

Menurutnya, perilaku tersebut sangat tidak baik dan tidak terpuji.

Apa lagi hal tersebut dirasa mempermainkan orang yang memang susah untuk mengais rezeki.

“Gila bener tuh pemudik ngeledekin orang tua, padahal saya ini orang susah, nyapu koin di atas jembatan Sewoharjo untuk cari makan sehari-hari, tapi malah diejek begini,” katanya

Mak Iye mengaku dirinya merasa kecewa ada pemudik yang ngeprank dirinya saat menyapu koin di Jembatan Sewoharjo.

“Kecewa pasti, karena tidak menyangka sama sekali ada  pemudik yang tega bohongin orang tua,” katanya.

“Tapi tak sudahlah mau diapain lagi, mungkin sudah jalannya seperti ini, mudah-mudahan lain waktu ada rezekinya," ucap Waga Desa Sukra Kecamatan Sukra Indramayu tersebut.

 Mak Iye juga mengaku, dirinya setiap hari, menyapu koin di Jembatan Sewoharjo, karena tak punya kerjaan lain.

“Tak punya kerjaan lain, daripada nganggur di rumah, tak lebih baik nyari koin di Jembatan Sewoharjo,” tuturnya.

“Kalau musim panen, emak biasanya suka kesawah ikut ngarit, dan kalau musim tanam ikut tandur, tapi sekarang belum musim panen dan baru ditanami kurang lebih sebulan.

Jadi gak punya kerjaan lain terpaksa nyapu koin,” imbuhnya.

Baca juga: TRAGIS! Baru Satu Jam Sampai Rumah, Pemudik di Tegal Tewas Tertusuk, Kakak: Yang Diincar Itu Saya

Lebih lanjut Mak Iye mengatakan dari hasil menyapu koin, dirinya mampu meraup uang perharinya antara Rp30-70 ribu rupiah.

“Yak kalau ada rezeki hasil berebut koin perharinya bisa mendapatkan uang sekitaran Rp30 ribu sampai Rp70 ribu.

Tapi kalau musim mudik seperti saat ini perharinya bisa meraup lebih dari Rp100 ribu,” paparnya.

“Insyaallah rezeki tak ada yang tahu, Allah yang ngatur,” ucapnya.

 Mak Iye juga mengaku dirinya menyapu koin untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari.

“Daripada diam dirumah tak menghasilkan lebih baik nyapu koin, untuk menuhi kebutuhan sehari-hari,” tukasnya.

Awalnya ikut nyapu koin, Mak Iye mengaku diajak sama tetangga, hingga akhirnya jadi kebiasaan.

“Yak semua berawal dari ketertarikan dan juga terdesak kebutuhan karena tak ada kerjaan, jadi milih ikut nyapu koin,” katanya.

Mitos Jembatan Sewoharjo

Menyapu koin sudah tradisi dan budaya masyarakat di sekitaran jembatan Sewoharjo.

“Pasalnya setiap hari baik siang maupun malam, di atas jembatan tersebut terdapat banyak ditemukan puluhan orang yang berada di pinggir jalan dengan membawa sapu lidi panjang.

Mereka mengais rejeki di atas jembatan tersebut, karena banyak pengendara yang melintas melemparkan uang receh atau koin,” katanya.

Baca juga: Mbah Pur 70 Tahun, Pemudik Asal Demak Semangat Kayuh Sepeda ke Jogja: Nikmati Setiap Kilometernya

Dikatakan  Mak Iye, ada orang yang percaya bahwa dengan memberikan receh di jembatan Sewo akan terhindar dari marabahaya.

“Ini tidak lepas dari dua mitos yang menyebabkan banyak pelintas jalan yang selalu melemparkan uang receh saat melintas jembatan Sewo.

Kalau pengendara yang melintasi jembatan Sewoharjo tak melempar uang receh, maka selama perjalanan akan diganggu oleh makhluk halus bahkan sampai celaka,” ungkapnya.

Menurut  Mak Iye, Mitos tersebut berawal dari kisah cerita Saedah dan Saeni, yakni dua orang saudara kembar yang menjadi penari ronggeng yang mengingkari perjanjiannya dan menceburkan diri kemudian berubah menjadi buaya putih.

“Mendengar anaknya berubah wujud menjadi buaya putih dan kemudian Sarkawi, ayah Saeni bersama istrinya Maemunah menceburkan diri ke Kali Sewo dibawah jembatan Sewoharjo ntuk mencari anaknya tersebut,” katanya.

Sementara itu Saedah kakaknya terus menunggu kehadiran adik dan ayahnya di pinggir jembatan sampai akhirnya berubah wujud menjadi bambu.

“Tempat menceburkan diri Sarkawi diberi nama Balai Kambang dan kemudian tragedi tersebut membuat masyarakat ada yang meyakini penghuni Kali Sewo adalah penjelmaan keluarga Sarkawi, Maemunah dan Saeni si penari ronggeng.

Sehingga untuk tolak bala dan nyawer Saeni maka banyak pelintas yang memberikan uang receh saat melintas jembatan Sewo ini,” tuturnya.

Kemudian mitos kedua adalah tragedi kecelakaan yang menimpa salah satu rombongan bus yang hendak membawa transmigran asal Boyolali, pada 11 Maret 1974 lalu.

Rombongan transmigran tersebut hendak menuju Sumatera Selatan.

Namun, salah satu bus yang membawa rombongan tersebut tergelincir, kemudian masuk ke sungai dan terbakar di kali Sewo Desa Sukra Kabupaten Indramayu.

“Musibah tersebut terjadi pada pukul 04.30 dini hari.

Sebanyak 67 orang yang terdiri dari orang dewasa dan anak-anak tewas akibat kejadian tersebut,” ujarnya.

Di antara rombongan yang mengalami musibah, hanya tiga anak-anak saja yang selamat.

“Semua korban yang tewas dimakamkan di dekat pemakaman umum yang terletak di dekat lokasi kejadian, dan dibuatkan monumen Pahlawan Transmigrasi," ucapnya.

Baca juga: VIRAL Cerita Mudik 2023: 2 Jam Jalan, Pemudik Tujuan Kediri Tak Sadar Istrinya Tertinggal di Brebes

Untuk menghormati korban kecelakaan tersebut maka sudah menjadi tradisi bagi supir, dan penumpang yang melintas Jembatan Sewo yang melempat uang recehan di jembatan tersebut, dan momen ini dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar jembatan Sewo.

Maka tidak heran setiap hari setiap saat ada yang menunggu di jembatan ini.

“Semenjak kejadian itu, banyak para pengendara yang melempar koin ketika melewati jembatan tersebut.

Tujuannya agar diberi keselamatan selama perjalanan melintasi Jalur Pantura dari gangguan makhluk halus,” ungkapnya.

“Tidak jelas kapan ritual lempar koin ini mulai ada.

Namun, sebagian besar masyarakat meyakini jika tradisi ini sudah ada sejak zaman Belanda,” ucapnya.

Masyarakat juga sangat meyakini bahwa yang meminta atau menyapu koin di sekitar jembatan ini salah satunya adalah jelmaan makhluk halus penghuni Jembatan Sewo.

“Makanya yang lewat sini pada melempar koin.

Misal dari Jakarta mau ke Surabaya, mereka pasti lempar koin, untuk memohon diselamatkan dalam perjalanannya, agar tidak mengantuk, dan lain-lain,” ungkap  Mak Iye.

Hingga kini, tradisi melempar koin oleh para pengendara sudah menjadi tradisi.

Bahkan, yang dilempar bukan hanya uang koin saja.

“Terkadang mereka melempar lebih dari 1 koin, bahkan uang kertas dengan pecahan yang besar.

Menyapu koin pun kini sudah dijadikan sebagai mata pencaharian utama bagi masyarakat di sana,” ujarnya.

(*)

Artikel ini telah tayang di TribunCirebon.com dengan judul Mak Iye Penyapu Koin di Jembatan Sewoharjo Dapat Uang Rp 15 Juta, Ternyata Kena Prank, 

Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved