Cuaca Panas di Indonesia

Cuaca Panas di Indonesia, Menkomarves Luhut Ingatkan El Nino 2023, Berpotensi Sebabkan Kekeringan

Cuaca lebih panas dirasakan di sebagaian wilayah Indonesia sejak hari pertama libur Idul Fitri 2023.

Editor: I Putu Juniadhy Eka Putra
Tribun Bali/Adrian Amurwonegoro
ilustrasi cuaca panas. Cuaca lebih panas dirasakan di sebagaian wilayah Indonesia sejak hari pertama Libur Idul Fitri 2023. 

Hal ini terjadi karena diperkirakan 41 persen lahan padi mengalami kekeringan ekstrim di tahun tersebut.

Data World Food Programme bahkan menyebut bahwa tiga dari lima rumah tangga kehilangan pendapatan akibat kekeringan.

Menko Marves Luhut Binsar didampingi KSAL Laksamana Muhammad Ali di Pushidrosal TNI AL, Senin 6 Maret 2023.
Menko Marves Luhut Binsar didampingi KSAL Laksamana Muhammad Ali di Pushidrosal TNI AL, Senin 6 Maret 2023. (KOMPAS.com/NIRMALA MAULANA ACHMAD)

Satu dari lima rumah tangga harus mengurangi pengeluaran untuk makanan akibat kekeringan.

"Untuk itu, kami akan bersiap dalam kondisi yang paling ekstrem sekalipun. Saya meminta seluruh kementerian/lembaga terkait juga pemerintah daerah mulai bersiap sejak dini," ucap Luhut.

"Memperhitungkan segala langkah yang mesti ditempuh agar pengalaman buruk delapan tahun lalu tidak terulang kembali. Setidaknya sejak saat ini kami menyiapkan teknologi modifikasi cuaca sebagai senjata menghadapi El Nino," papar dia.

Pada akhir penjelasannya, Luhut mengajak semua pihak tetap waspada dan saling menjaga di masa-masa sulit seperti ini.

"Sehingga kerugian yang terjadi akibat peralihan cuaca bisa kita reduksi bersama demi kemaslahatan masyarakat Indonesia seluruhnya," kata dia.

Suhu Panas di Indonesia Bukan karena Gelombang Panas

Sementara itu sebelumnya, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, fenomena udara panas yang terjadi di Indonesia belakangan ini tidak masuk dalam kategori gelombang panas.

Hal tersebut merujuk kepada karakteristik fenomena maupun karakteristik pengamatan suhu.

Baca juga: Destinasi Wisata Bali, Bersepeda di Pantai Segara Ayu Jadi Incaran Wisatawan Meski Cuaca Panas

"Fenomena udara panas yang terjadi di Indonesia belakangan, jika ditinjau secara lebih mendalam secara karakteristik fenomena maupun secara indikator statistik pengamatan suhu, tidak termasuk kedalam kategori gelombang panas, karena tidak memenuhi kondisi-kondisi tersebut," ujar Dwikorita dalam siaran pers BMKG pada Selasa 25 April 2023.

Menurut dia, secara karakteristik fenomena, suhu panas yang terjadi di wilayah Indonesia merupakan fenomena akibat dari adanya gerak semu matahari yang merupakan suatu siklus yang biasa dan terjadi setiap tahun.

Dengan demikian, potensi suhu udara panas seperti ini juga dapat berulang pada periode yang sama setiap tahunnya.

Sementara itu, secara indikator statistik suhu kejadian, lonjakan suhu maksimum yang mencapai 37,2 derajat celcius melalui pengamatan stasiun BMKG di Ciputat pada pekan lalu hanya terjadi satu hari tepatnya pada tanggal 17 April 2023.

"Suhu tinggi tersebut sudah turun dan kini suhu maksimum teramati berada dalam kisaran 34 hingga 36°Celcius di beberapa lokasi. Variasi suhu maksimum 34 derajat celcius-36 derajat celcius untuk wilayah Indonesia masih dalam kisaran normal klimatologi dibandingkan tahun- tahun sebelumnya," ujar Dwikorita.

"Scara klimatologis, dalam hal ini untuk Jakarta, bulan April-Mei-Juni adalah bulan-bulan di mana suhu maksimum mencapai puncaknya, selain Oktober-November," kata dia.

(*)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved