Palestina - Israel Memanas Setelah Khader Adnan Tewas, Roket Ditembakkan dari Jalur Gaza

Palestina - Israel Memanas Setelah Khader Adnan Tewas, Roket Ditembakkan dari Jalur Gaza

Muhammad Smiry
Khader Adnan, pria Palestina yang melakukan mogok makan selama 86 hari sejak penahanannya pada Februari 2023. Khader Adnan meninggal dunia pada 2 Mei 2023 di sel tahanannya di Israel. 

Faksi tersebut memiliki kehadiran terbatas di Tepi Barat tetapi merupakan kelompok bersenjata paling kuat kedua di Gaza yang dikuasai Hamas.

Lina Qasem-Hassan dari Dokter untuk Hak Asasi Manusia di Israel mengatakan ia melihat Adnan terakhir kali pada 23 April 2023.

Berat badan Adnan turun 40kg dan mengalami kesulitan bernapas tetapi sadar.

"Kematiannya seharusnya bisa dihindari," klaim Qasem Hassan.

Qasem Hassan mengatakan beberapa rumah sakit Israel telah menolak untuk menerima Adnan setelah sempat ke ruang gawat darurat mereka.

Layanan Penjara mengatakan rawat inap bukanlah pilihan karena Adnan telah menolak "pemeriksaan awal".

Rentetan roket ditembakkan hampir sebulan setelah baku tembak lintas batas antara Israel dan Gaza, setelah serangan polisi Israel di kompleks masjid al-Aqsa saat bulan suci Ramadhan.

"Pertarungan kami berlanjut dan musuh akan menyadari sekali lagi bahwa kejahatannya tidak akan berlalu tanpa tanggapan," ujar Jihad Islam, yang mengkhotbahkan kehancuran Israel, dalam sebuah pernyataan.

Layanan ambulans Israel mengatakan seorang warga negara asing berusia 25 tahun menderita luka pecahan peluru serius di sebuah lokasi konstruksi di kota selatan Sderot, tetapi tidak ada cedera besar lainnya yang dilaporkan.

Israel mengatakan pihaknya membatalkan latihan militer yang telah direncanakan untuk pinggiran Gaza "berdasarkan penilaian situasional".

Israel juga menempatkan staf di penjara keamanan dalam kewaspadaan tinggi.

Di Tepi Barat, pihak berwenang Israel mengatakan seorang pria terluka dalam penembakan di dekat pemukiman Yahudi.

Menurut Asosiasi Tahanan Palestina, Adnan telah ditangkap oleh Israel sebanyak 12 kali.

Adnan menghabiskan sekitar 8 tahun di penjara, sebagian besar karena "penahanan administratif", atau penahanan tanpa dakwaan.

Israel mengatakan penahanan semacam itu diperlukan ketika bukti tidak dapat diungkapkan di pengadilan karena keperluan untuk merahasiakan sumber intelijen.

Terakhir ini, Adnan ditangkap dan didakwa di pengadilan militer Israel atas tuduhan terkait dengan kelompok terlarang dan menghasut untuk melakukan kekerasan, kata Layanan Penjara.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

 

Artikel terkait telah tayang di Tribunnews dengan judul Roket Ditembakkan dari Gaza setelah Pria Palestina Meninggal di Penjara Israel saat Mogok Makan

 

 

Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved