Berita Jembrana
Tragedi Memilukan di Pantai Karang Impian Jembrana, Pesan Terakhir Kadek Didan untuk Pacarnya
Pesan I Kadek Didan Ardi Satriawan untuk kekasih hatinya: "Ayang Rajin Belajar Ya, Semangat Sekolah"
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Pesan I Kadek Didan Ardi Satriawan untuk kekasih hatinya seolah menjadi tanda kepergian.
Pemuda berusia 19 tahun itu ditemukan meninggal dunia di muara sungai menuju Pantai Karang Impian, Banjar Sumbersari, Desa Melaya, Kecamatan Melaya, Jembrana, Bali, Kamis 4 Mei 2023.
"Ayang rajin belajar ya, semangat sekolah," demikian tulis Kadek Didan melalui WhatsApp untuk pacarnya. Setelahnya, Didan benar-benar pergi bukan untuk sementara, namun selamanya.
Didan meninggalkan rumahnya pukul 19.30 Wita, Rabu 3 Mei 2023.
Baca juga: Batah Akhiri Hidup, Keluarga AKBP Buddy Alfrits Sebut Kasat Narkoba Itu Tewas Lantaran Mafia Narkoba
Ia diantar seorang temannya menuju pantai.
Didan mengaku ada janji dengan pacarnya di Pantai Karang Impian.
Meski setelahnya, sang pacar membantah ihwal janji tersebut.
Waktu berjalan namun sang pacar tak kunjung datang. Didan kemudian meminta temannya pulang. Ia mau sendirian saja di sana.
Saat waktu kesendirian inilah, Didan diduga mengirim pesan untuk pacarnya.
Pesan itu membuat hati pacarnya tak tenang terlebih saat dihubungi lagi, ponsel Didan sudah tak aktif.
Ia bingung kemudian menyusul ke Pantai Karang Impian.
Namun Didan justru tak tampak. Hanya ada sepasang sandal dan ponsel milik Didan di pinggir muara dekat pantai.
Kabar hilangnya pemuda asal Banjar Melaya Kerajan, Desa Melaya itu kemudian tersiar.
Kabar ini juga sampai ke Polsek Melaya.
Unit Reskrim langsung bergegas ke lokasi untuk memastikan yang terjadi dan melakukan pencarian Didan.
Ada jejak kaki di pinggir muara sungai yang kian mengisyaratkan Kadek Didan tenggelam.
Namun pencarian malam itu tak membuahkan hasil.
Setelah pagi tiba, sekitar lima warga yang bisa menyelam turun melakukan pencarian.
Dugaan Didan tenggelam benar adanya.
Pukul 09.45 Wita, jenazah pemuda tersebut ditemukan empat meter dari pinggir muara.
Tubuh Didan sudah kaku.
Tangis keluarga pun pecah. Didan pulang tanpa nyawa.
Bendesa Desa Adat Sumbersari, I Ketut Subanda menceritakan, Didan pergi dari rumah mengaku ada janji ketemuan dengan pacarnya di Pantai Karang Impian.
Didan meminta teman yang mengantarnya meninggalkan dia di sana.
Kata Jro Bendesa, sejam berselang, pacar nya justru mengaku tak ada janji dengan Didan.
"Informasinya, dia (mendiang) ini tidak ada janjian dengan pacarnya," ungkap Ketut Subanda.
Karena tak kunjung pulang, kata dia, keluarga, teman, pacar pun bingung mencari Kadek Didan.
Petunjuknya hanya handphone dan sepasang sandal berada di padang rumput dekat pantai.
"Keluarga melaporkan ke aparat desa, kemudian berlanjut pencarian korban pada pagi harinya dibantu oleh warga dan aparat. Karena ada jejak kaki di pinggir muara, sekitar tiga meter dari tempat ditemukan HP dan sandal, diputuskan untuk menyelam," ujarnya.
Kata dia, setelah pencarian, Didan akhirnya ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
Ia ditemukan di kedalaman sekitar 2,5 meter.
"Setelah itu sudah dievakuasi dan dibawa ke rumah duka," ungkap Jro Bendesa. (mpa)
WA yang Penuh Tanda Tanya
Kapolsek Melaya, AKP Putu Raka Wiratma mengatakan, penyelam menemukan Kadek Didan dalam keadaan meninggal dunia.
Polisi pun masih menyelidiki kasus ini. Namun kabar yang tersiar, Didan diduga bunuh diri.
Terlebih ponsel Didan sudah tak aktif saat pacarnya mencoba menghubungi setelah ia mengirim pesan yang penuh tanda tanya itu.
Pengakuan Kadek Didan yang pergi dari rumahnya karena ada janji bertemu di Pantai Karang Impian juga mendapat bantahan dari pacarnya.
Sang pacar mengaku tak ada janji dengan Didan. Justru pesan Didan yang membuat pacarnya itu bingung.
Dua hal inilah yang menjadi dasar dugaan sementara, Didan bunuh diri. (mpa)
Catatan Redaksi: Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri.
Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.
Berbagai saluran telah tersedia bagi pembaca untuk menghindari tindakan bunuh diri, satu di antaranya adalah Hotline Kesehatan Jiwa RSD/RSJ terdekat.
Kumpulan Artikel Jembrana
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.