Pemilu 2024
Parade Budaya Iringi Pendaftaran Bacaleg DPRD Bali dari PDIP Bali
DPD PDIP Bali mendaftarkan para bacaleg DPRD Bali ke KPU Bali pada Kamis 11 Mei 2023.
Penulis: Ida Bagus Putu Mahendra | Editor: Fenty Lilian Ariani
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - DPD PDIP Bali mendaftarkan para bacaleg DPRD Bali ke KPU Bali pada Kamis 11 Mei 2023.
Dalam kesempatan tersebut, PDIP Bali menyiapkan parade budaya guna menyemarakkan pendaftaran.
Berdasarkan pantauan Tribun Bali, para peserta parade telah bersiap di Kantor DPD PDIP Bali sejak pukul 08.00 Wita.
Rangkaian parade tersebut diawali dengan gunungan (kayon), barong berkepala banteng, baleganjur, bendera Merah Putih dan panji-panji PDIP, pengurus PDIP Bali, serta sejumlah kelompok lainnya.
Rombongan parade tersebut kemudian bergerak beriringan untuk menuju Kantor KPU Bali yang lokasinya tak jauh dari Kantor DPD PDIP Bali.
Tak tanggung-tanggung, parade tersebut diikuti langsung oleh I Wayan Koster selaku Ketua DPD PDIP Bali.
Dalam kesempatan tersebut, Wayan Koster yang juga menjabat sebagai Gubernur Bali itu mengatakan, diisinya pendaftaran bacaleg DPRD Bali dari PDIP ke KPU Bali dengan parade guna menyemarakkan kegiatan tersebut.
Selain itu, adanya parade budaya sebagai implementasi dari salah satu prinsip dalam Trisakti Bung Karno yakni berkepribadian bidang kebudayaan.
“Ini untuk menyemarakkan pendafataran hari ini, sebagai wujud dari prinsip Trisakti Bung Karno khususnya berkepribadian dalam berkebudayaan,” ungkap Wayan Koster usai menyerahkan berkas pendaftaran ke KPU Bali.
Hal tersebut juga dinilai sejalan dengan visi Pemerintah Provinsi Bali yakni Nangun Sat Kerthi Loka Bali yang di mana haluan pembangunan tetap menperhatikan budaya.
“Dan sejalan dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali yang menjadikan budaya sebagai haluan pembangunan,” tambahnya.
Wayan Koster menegaskan, dengan adanya budaya sebagai haluan pembangunan Bali, Pemerintah Provinsi Bali senantiasa melibatkan seni, tradisi, dan kearifan lokal dalam setiap kebijakan dan langkahnya.
“Itulah sebabnya setiap bergerak, kami selalu ditopang dengan seni, tradisi, dan kearifan lokal,” jelasnya.
Selain melibatkan kelompok seni, parade budaya tersebut juga menggaet sejumlah kelompok lain.
Seperti misalnya komunitas seni, petani, nelayan, UMKM, pariwisata, dan pelaku ekonomi.(*)

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.