Pusat Pembelajaran Coral Triangle Center
Lebih Dekat Dengan Laut, Masyarakat Bisa Belajar Gratis di Pusat Pembelajaran Coral Triangle Center
Rili Djohani bersama kawan-kawannya membangun Coral Triangle Center (CTC), ruang pameran yang didedikasikan untuk melindungi dan observasi laut
Penulis: Putu Yunia Andriyani | Editor: Ngurah Adi Kusuma
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Keanekaragaman flora dan fauna di Indonesia sudah tak perlu diragukan lagi keberadaannya, termasuk yang ada di lautan.
Dengan lebih dari 17.000 pulau yang ada, keanekaragaman flora dan fauna lautan di Indonesia menduduki peringkat tertinggi di dunia.
Sayangnya, tidak semua orang dapat menikmati keindahan ragam isi laut tersebut.
Baca juga: Dikunjungi Lebih dari Seribu Orang, Nusa Dua Light Festival Harapkan Jadi Daya Tarik Wisata Baru
Tidak jarang pula, mereka yang tidak akrab dengan lautan terkadang sering mencampakkan yang berujung merusak laut.
Di Bali sendiri keanekaragaman isi lautan juga tinggi baik dari sisi terumbu karang dan ikan.
Meski demikian, konservasi laut di Bali masih perlu perbaikan dan pengembangan, utamanya untuk terumbu karang.
Salah satu ancaman yang ada di Bali adalah adanya pencemaran sampah plastik walaupun saat ini pemerintah telah memperhatikan dan berinisiatif menanggulangi masalah tersebut.
Berangkat dari hal tersebut, Rili Djohani bersama kawan-kawannya membangun Coral Triangle Center (CTC), ruang pameran yang didedikasikan untuk melindungi dan mengobservasi laut.
Baca juga: Rumah Kebangsaan Satyam Eva Jayate di Denpasar Bali, Dibangun dari Batu Seluruh Nusantara
Pusat pembelajaran yang berlokasi di Sanur, Denpasar, Bali ini telah resmi didirikan pada Sabtu, 20 Mei 2023 yang juga bertepatan dengan Hari Raya Saraswati.
Tidak hanya memvisualisasikan keindahan dunia laut, CTC juga mengikutsertakan berbagai ancaman dan solusi apabila keseimbangan laut tak dijaga.
“Tujuan dari pusat pembelajaran ini memang untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap samudra karena didalamnya terdapat ragam hayati seperti karang dan ikan.
Itu sangat penting bagi manusia dari segi food security, perlindungan pantai, dan lain-lain sehingga inilah kesempatan kami untuk menjelaskan kepada masyarakat pentingnya melestarikan lautan,” kata Rili Djohani.
CTC memadukan seni, ilmu pengetahuan, budaya, dan konservasi laut yang dieksplorasi dengan maksimal.
Tidak hanya Indonesia, beberapa pameran juga melibatkan negara seperti Belanda, Perancis, Swiss, Timor Leste, dan lain-lain.
Hal ini diharapkan dapat menjadi inspirasi sehingga mendorong setiap pengunjung untuk mengambil langkah peduli terhadap laut dan isinya.
Baca juga: Perjalanan 62 Tahun bank bjb Berkontribusi dan Mengakselerasi Ekonomi
Dalam ruangan ini juga akan segera merealisasikan digital display yang bisa menerima berbagai kontribusi masyarakat untuk menunjang pembelajaran.
Dalam waktu dekat, CTC akan melaksanakan projek untuk mendukung masyarakat Nusa Penida sehingga memiliki kapasitas dalam memantau kegiatan di laut.
Mereka juga akan menjalin kerjasama dengan beberapa sekolah dan pemerintah dalam melestarikan terumbu karang.
Saat ini, sudah banyak kelompok masyarakat yang aktif menunjukan aksi mereka di media sosial dalam menjaga laut.
Hal ini memunculkan harapan agar kelompok-kelompok tersebut juga bisa tetap menjaga rasa kepeduliannya.
“Kami berharap kelompok pemuda juga bisa bergerak aktif di bidang konservasi laut.
Tidak hanya bersih-bersih pantai, tapi mereka bisa menjadi relawan untuk restorasi karang yang harus dilakukan bersama-sama untuk masa depan kita,” tambahnya.
Rili mengatakan CTC sangat terbuka untuk semua orang dan berharap bisa menerima kunjungan baik dari sekolah, perguruan tinggi, praktisi, dan wisatawan.
CTC buka setiap hari mulai dari pukul 09.00 hingga pukul 17.00 wita.
Untuk melihat berbagai mahakarya yang ada di CTC saat ini, pengunjung tidak dikenakan tarif sepeserpun. (yun)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.