Berita Karangasem
Kondisi Memprihatinkan! Pemda Karangasem Enggan Perbaiki Pasar Yadnya di Menanga
Mengingat pasar yang menghabiskan anggaran hingga milliaran rupiah, tak diminati pedagang penjual sarana upacara.
Penulis: Saiful Rohim | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM - Pemerintah Karangasem enggan memperbaiki Pasar Yadnya, Desa Menanga, Kecamatan Rendang.
Mengingat pasar yang menghabiskan anggaran hingga milliaran rupiah, tak diminati pedagang penjual sarana upacara.
Para pedagang lebih pilih berdagang di Pasar Menanga.
Ketut Kari, warga sekitar yang melintasi pasar, mengatakan Pasar Yadnya kondisinya sudah memprihatinkan sebelum erupsi Gunung Agung.
Dagang tak mau menempati dikarenakan sepinya pengunjung ke pasar. "Awalnya ada pedagang. Kemudian satu persatu dagang hilang karena sepi," kata I Ketut Kari, Minggu (28/5/2023).
Baca juga: Sepi Pedagang dan Pembeli, Pemda Karangasem Enggan Perbaiki Pasar Yadnya di Menanga
Baca juga: Aksi Sosial Fakultas Hukum Universitas Mahasaraswati Denpasar

Sekarang, kata I Ketut Kari, Pasar Yadnya kosong. Tidak ditempati pedagang.
Sebagian besar pedagangnya beralih menuju Pasar Menanga yang jaraknya sangat berdekatan.
"Kosongnya pasar. Sama sekali tidak ada pedagang. Di luar pasar ada pedagang jual makanan dan minuman, tapi pembelinya sepi," ungkap Kari.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kabupaten Karangasem, Gede Loka Santika, mengatakan pasar yang dibangun jalur Rendang - Besakih mangkrak sejak beberapa tahun lalu.
Pemerintah belum miliki rencana memperbaikinya. Mengingat tidak ada pedagang yang mau jualan di Pasar Yadnya.
"Kita sudah berusaha maksimal untuk membangkitkan, tapi tak berhasil. Kita belum memiliki rencana untuk memperbaikinya.
Apalagi sekarang sebagian besar pembelinya bertransaksi lewat online.
Untuk sementara Pasar Yadnya kita biarkan seperti itu. Selain itu pasar belum menghasilkan,"imbuh Santika.

Berbagai upaya sudah dilakukan pemerintah daerah untuk menghidupkan pasar, sayangnya tidak berhasil.
Seperti membuat pasar malam dil okasi dengan mendatangkan berbagai arena permainan, mendatangkan petani supaya hasil pertanian dijual di pasar yadnya, serta mengratiskan retribusi harian ke pedagang.
Selain Pasar Yadnya, dua pasar tradisional di Karangasem cukup lama.
Yakni Pasar Manggis, Kecamatan Manggis dan Pasar Hewan Pempatan, Pempatan, Kecamatan Rendang.
Pasar yang menghabiskan anggaran milliaran, belum memberikan pemasukan ke pemda lantaran belum ada pedagang jualan.
Pasar hewan di Pempatan tak operasi maksimal. Pasar yang dibangun tahun 2007 hampir tak ada aktivitas jual beli.
Kebanyakan peternak yang hendak menjual ternaknya sama sekali tak ada, juga pembelinya.
"Rata - rata peternak jual belinya dirumah. Mereka malas membawa ternaknya ke Pasar Hewan,"imbuh Santika.
Sedangkan Pasar Seni Manggis terbengkalai dikarenakan tak ada pedagang. Pasar ini sudah terbengkalai belasan tahun.
Penyebabnya belum diketahui. Padahal lokasi Pasar Seni Manggis lumayan strategis, tepat di pinggir jalan utama.
Cuma berdekatan dengan setra. Sekarang kondisi pasar cukup memprihatinkan. (*)
TEWAS Saat Nunas Tirta Menuju Puncak Gunung Agung, Jro Mangku Jatiasa Tiba-tiba Pingsan |
![]() |
---|
Sempat Lemas, Jro Mangku Jatiasa Meninggal Saat Nunas Tirta Menuju Puncak Gunung Agung Bali |
![]() |
---|
Mutasi di Pemkab Karangasem, Ipar Bupati Tak Masuk Hitungan, Berikut Daftar Pejabat yang Dilantik |
![]() |
---|
AKSI BRUTAL Putu Agus di Antiga Karangasem, Dianiaya Hingga Babak Belur, Korban Terus Ucap Maaf |
![]() |
---|
Mutasi Besar-besaran di Pemkab Karangasem, Adik Ipar Bupati Tak Dilantik |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.