Berita Denpasar
Lima Bulan DBD Tembus 1.132 Kasus di Denpasar, Paling Tinggi di Kelurahan Sesetan
Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Denpasar, Korban Meninggal Empat Orang, Paling Tinggi di Kelurahan Sesetan
Penulis: Putu Supartika | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Denpasar masih tergolong tinggi.
Selama lima bulan sejak Januari hingga 3 Juni 2023, jumlah DBD mencapai 1.132 kasus dengan angka kematian sebanyak 4 orang.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Denpasar, dr Anak Agung Ngurah Gede Dharmayuda saat peluncuran kampanye metode Wolbachia di Graha Nawasena Denpasar, Selasa 6 Juni 2023 menyebutkan, DBD tertinggi terjadi di Kelurahan Sesetan dengan 120 kasus.
Kemudian disusul Kelurahan Padangsambian dengan 73 kasus dan ketiga adalah Desa Sidakarya dengan 70 kasus.
Baca juga: Dua Bocah di Karangasem Meninggal Dunia Dinyatakan Positif DBD, 50 Persen Desa Endemis DBD
Sementara data per bulannya yakni Januari 2023 sebanyak 296 kasus, Februari 255 kasus, Maret 230 kasus, April 186 kasus, Mei 157 kasus, dan hingga 3 Juni sebanyak 8 kasus.
Jumlah ini mengalami peningkatan drastis dibanding tahun 2022 lalu, di mana Januari 2022 terdapat 137 kasus, Februari 73 kasus, Maret 115 kasus, April 148 kasus, dan Mei 124 kasus.
“Kami lakukan berbagai upaya seperti fogging fokus, maupun pemberantasan jentik nyamuk oleh para kader Jumantik,” kata Dharmayuda.
Selain itu, untuk menekan kasus DBD, Denpasar akan segera menerapkan metode Wolbachla.
Pihaknya bekerjasama dengan World Mosauito Program (WMP) dan Save the Children Indonesia untuk mencegah DBD dimulai di Denpasar.
Kegiatan kampanye metode Wolbachia dimulai pada Bulan Juni 2023 yang rencananya akan dilaksanakan sampai November 2023 di 24 desa di Kota Denpasar.
“Kampanye ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan penerimaan masyarakat mengenai metode Wolbachia untuk pencegahan DBD di Kota Denpasar,” katanya.
Disebutkan, Wolbachia merupakan bakteri alami yang terdapat di 5.096 serangga seperti lalat buah, lebah, dan kupu-kupu.
Wolbachia tidak terdapat di nyamuk Aedes Aegypti sehingga nantinya dimasukan ke dalam nyamuk Aedes Aegypti yang akan menghambat perkembangan virus dengue di dalam tubuh nyamuk.
Metode Wolbachia ini sudah teruji aman untuk manusia, lingkungan dan hewan.
Di Denpasar, Wolbachia akan disebarkan ke seluruh kecamatan dan sebagian desa selama 10-20 minggu, sebelum nyamuk bisa berkembang-biak tanpa perlu pelepasan lagi.
Nyamuk ber-Wolbachia akan kawin dengan nyamuk setempat dan menghasilkan keturunan yang ber-Wolbachia. (sup)
Jauh dari Target Nasional
WAKIL Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa mengatakan, selama 5 tahun terakhir kasus DBD di Denpasar masih cukup tinggi dengan angka insiden tertinggi yaitu 92,67 per 100.000 penduduk pada tahun 2018.
Dimana angka ini masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan target nasional yaitu kurang dari 49 per 100.000 penduduk.
Sehingga, dengan metode Wolbachia diharapkan akan mampu menurunkan kasus DBD di Kota Denpasar secara signifikan.
“Saya harap di seluruh kecamatan, desa, dan kelurahan mendukung upaya perluasan metode Wolbachia ini dan selalu menyisipkan informasi tentang metode ini di dalam kegiatan atau event di masyarakat,” katanya. (sup)
Kumpulan Artikel Denpasar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.