Berita Badung

Pelanggan PDAM di Bebandem Karangasem Tak Teraliri Air Sejak 1,5 Tahun

Jumlah kepala keluarga (KK) yang terimbas mencapai puluhan. Hampir semua pelanggan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan setiap harinya.

Penulis: Saiful Rohim | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
Pixabay
Ilustrasi air bersih - Pelanggan air bersih Perusahaan Daerah (Perusda) Tirta Tohlangkir di Br. Butus, Desa Buana Giri, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem, Bali. Mengeluh lantaran air bersih tidak mengalir sejak Tahun 2021. Saat ini pelanggan hanya mengandalkan droping air tangki dari perusahaan. Info dihimpun di lapangan, Kamis (8/6/2023), pelanggan mulai kesulitan air bersih diperkirakan sejak akhir 2021. Jumlah kepala keluarga (KK) yang terimbas mencapai puluhan. Hampir semua pelanggan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan setiap harinya. Seperti masak, minum, dan saat melaksanakan upacara. 

"Padahal tarif air bersih yang dibayarkan pelanggan meningkat sejak beberapa bulan lalu. Awalnya warga hanya bayar Rp 32 ribu, kini naik jadi Rp 51 ribu. Tapi pelayanan yang diberikannya tidak maksimal. Saya jadi serba salah, banyak warga yang mengeluh ke saya," keluh Sudarmana.

Pria asli Butus mengaku sempat menyampaikan keluh kesah pelanggan pada Perusda Tirta Tohlangkir.

Dari perusda mengatakan, tak lancar aliran air bersih dikarenakan pompa sedang trouble.

Parahnya hingga sekarang pompa tak kunjung diperbaiki. Seharusnya petugas segera perbaiki demi pelangan.

"Coba langsung diperbaiki. Paling cuma menghabiskan anggaran beberapa. Daripada droping air setiap hari ke warga, biaya operasional lumayan tinggi. Warga berharap pompa yang jadi masalah segera diperbaikinya, dan air bersih bisa segera mengalir ke Banjar Butus," imbuhnya.

Direktur Perusda Tirta Tohlangkir, I Komang Haryadi Parwatha, membenarkan. Tak mengalirnya air karena pompa ada masalah.

Seandainya memperbaiki pompa membutuhkan biaya cukup tinggi. Sedangkan pelanggan air yang tak teraliri 39 KK. Sementara pelanggan kita droping air ke pelanggan setiap bulan.

"Setiap bulan kita droping 50 tangki per bulannya. Biaya operasional Rp 10 juta satu bulan. Sedangkan biaya air yang kita dapatkan dari pelanggan hanya Rp 1,3 juta," kata Komang Haryadi Parwata.

Rencana Perusda Tirta Tohlangkir akan memperbaiki pompa. Untuk memperbaikinya butuh dana sekitar Rp 379 juta untuk mengaliri 39 pelanggan.

"Untuk mengefiensi, sementara kita droping air ke pelanggan. Makanya kita masih evaluasi seperti apa ke depannya,"tambah Adi sapaan akrab Komang Haryadi Parwata. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved