Pilpres 2024

"Bisa Saja Ini Kode Keras Presiden", Pendapat Pengamat tetang Kedekatan Jokowi dan Prabowo

"Bisa Saja Ini Kode Keras Presiden", Pendapat Pengamat tetang Kedekatan Jokowi dan Prabowo

Editor: Fenty Lilian Ariani
Imanuel Nicolas Manafe/Tribunnews.com
Jokowi dan Prabowo berbincang di beranda Istana Merdeka 

JAKARTA, TRIBUN-BALI.COM - Kedekatan yang ditunjukan antar Presiden Jokowi dan Menhan Prabowo Subianto kian terang benderang jelang Pemilu 2024.

Mereka kerap tampil dalam satu momen yang kerap dikaitkan dengan Pilpres 2024.

Mulai menanam mangrove, makan bersama, hingga nonton sepak bola.

Seringnya Jokowi memperlihatkan keakraban dengan Prabowo, diduga memancing kecemburuan dari kalangan pendukung Ganjar, utamanya PDIP.

Fenomena ini seakan Jokowi tak terlalu merisaukan apa yang akan terjadi di kubu PDIP yang masih dipimpin Megawati.

Pengamat politik Bawono Kumoro mengatakan, sejumlah momen tersebut bisa diartikan dengan berbagai penafsiran.

Termasuk salah satunya semakin menunjukkan ke mana arah kecenderungan dari dukungan moral dan juga politik Presiden Jokowi di Pilpres 2024 mendatang.

"Apakah kebersamaan ini bisa dilihat sebagai kode keras dari Presiden mengenai siapa paling diharapkan dapat menjadi presiden selama lima tahun mendatang? Bisa saja hal itu demikian ditafsirkan," kata Bawono kepada Tribunnews.com, Kamis (22/6).

Bawono melanjutkan, momen kebersamaan Presiden Jokowi dengan Prabowo juga bisa ditafsirkan sebagai sebatas relasi tugas antar pejabat negara.

Baca juga: NasDem Konfirmasi Mundurnya Viktor Laiskodat Sebagai Gubernur NTT, Pilih Jadi Caleg DPR RI

Kebersamaan keduanya juga terlihat dalam berbagai kunjungan kerja, seperti Papua dan Kalimantan Selatan beberapa bulan lalu.

Setelah itu, kebersamaan kedua tokoh saat melakukan penanaman Mangrove di Jakarta pada Senin, 15 Mei 2023 turut curi atensi publik.

"Di berbagai kesempatan kegiatan kenegaraan Presiden hampir selalu mengajak Prabowo notabene anak buah beliau di kabinet," tambah Bawono.

Peneliti dari lembaga survei Indikator Politik Indonesia ini kemudian menyinggung perihal perbedaan kecenderungan politik Presiden Jokowi dengan PDIP.

Bawono berpendapat, sebagai bagian dari kader PDIP, Presiden Jokowi juga mengikuti keputusan partai dimana telah memutuskan untuk mengusung Ganjar Pranowo.

"Namun, sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan didukung secara solid oleh tujuh partai politik pendukung pemerintahan, Presiden Jokowi juga memiliki kepentingan sendiri," urainya.

Tidak menutup kemungkinan Presiden Jokowi memiliki preferensi politik dalam hal bakal calon presiden mendatang yang tidak sama dengan pilihan politik dari PDIP.

Hal di atas dibuktikan dengan Presiden Jokowi yang memberikan endorse dukungan politik terhadap figur calon presiden di luar pilihan PDIP, yakni Prabowo Subianto.

Terakhir, Bawono menyoroti respons elite PDIP yang memandang santai kedekatan Presiden Jokowi dengan Prabowo.

"Respons Puan Maharani dan elite-elite politik PDI Perjuangan lain mengenai kedekatan atau juga kebersamaan Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto memang sangat normatif sekali dengan mengatakan kebersamaan tersebut tidak lebih dari relasi presiden dan menteri. Tapi di balik sikap normatif tersebut, justru terlihat seperti tersimpan rasa kecemasan atas kedekatan Presiden Joko Widodo dan Prabowo," tandasnya.

Sementara Muhammad Qodari pengamat politik yang juga Direktur Eksekutif Indo Barometer, mengatakan sinyal ataupun kode-kode endorsement yang diberikan Jokowi kepada Prabowo semakin menguat ke permukaan.

Hal itu dapat dilihat dari berbagai momen, di antaranya saat Jokowi mengajak Prabowo untuk makan siang bersama di Istana Bogor, Minggu (18/6).

Kemudian, Jokowi dan Prabowo nonton bareng pertandingan persahabatan antara Timnas Indonesia vs Argentina di GBK Senayan, Jakarta, Senin Malam (19/6).

“Ini sesuatu yang spesial dan serangkaian dengan acara makan siang Prabowo dengan Jokowi sehari sebelumnya. Jadi makin banyak sinyalemen atau kode-kode endorsement Jokowi ke Prabowo," ungkap Qodari.

Kekompakan dan keakraban yang terekam ketika Jokowi, Prabowo, dan Erick duduk berjejer dalam satu deret saat menyaksikan pertandingan Indonesia vs Argentina, juga dinilai Qodari sebagai sinyal Jokowi yang mencoba mencocokkan Prabowo dan Erick.

“Soal Prabowo-Erick mungkin-mungkin saja, karena Erick juga sebagai salah satu Cawapres paling potensial pada hari ini karena memiliki elektabilitas, punya basis sosial dan dukungan Parpol," kata Qodari.

Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Ujang Komaruddin mengatakan, ada sinyal kuat bahwa Jokowi mendukung dan akan memenangkan Prabowo pada pemilu 2024 mendatang.

“Kedekatan dan kelengketan Jokowi secara hati nurani dan secara pribadi itu mendukung Prabowo, saya melihat ada skema Prabowo - Erick Thohir," ujar Ujang mengomentari momen kebersamaan dan keakraban Jokowi, Prabowo dan Erick Thohir ketika nonton bareng pertandingan persahabatan Indonesia vs Argentina di GBK, Senayan, Senin (20/6).

Selain itu, Ujang juga menganggap bahwa keakraban dan kedekatan mereka bukan kedekatan biasa antara presiden dengan menterinya, akan tetapi jauh lebih bermakna.

“Kita tahu, Jokowi masih presiden. Ia masih punya kekuatan besar untuk bisa membantu pemenangan Capres yang didukung," lanjut dia.

Menurut Ujang, hati nurani Jokowi sejatinya memilih dan mendukung Prabowo meskipun secara kepartaian dirinya seakan "dipaksa" PDIP untuk mendukung Ganjar karena merupakan kader partai.

“Akan tetapi, Jokowi diyakini bisa memperhitungkan dan secara objektif mengkalkulasikan bahwa Prabowo lebih berpotensi memenangkan kontestasi pilres 2024," tutup Ujang. (tribun network)

Reaksi Santai PDIP
POLITIKUS PDIP Masinton Pasaribu menilai wajar kebersamaan Presiden Jokowi dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto belakangan ini. Masinton menganggap, kedekatan antar keduanya hanya sebatas hubungan antara presiden dengan menterinya.

"Ya (hubungan) presiden bersama menterinya lah," kata Masinton saat ditemui awak media di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Selasa (20/6).

Perihal dukungan, anggota Komisi XI DPR RI itu meyakini kalau Jokowi sejauh ini masih taat pada keputusan partai sebagaimana kader.

Dimana, PDIP yang dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri telah menyatakan mengusung Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden.

"Insya Allah ya kan. kami di PDIP kan pastinya samina wa thona, satu komando dengan keputusan partai," tutur dia.

Mengenai kedekatan, Masinton juga menganggap kalau Jokowi sejauh ini selalu dekat dengan siapapun. Termasuk kata dia, dengan Ganjar Pranowo di beberapa kesempatan.

"Semuanya dekat, dengan pak Ganjar, lebih dekat lagi. dengan menteri-menterinya juga dekat," tukas dia. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved