Berita Bali
Anugerah Jurnalisme Warga 2023, Pewarta Warga Merespon Masa Depan Bali
Anugerah Jurnalisme Warga 2023, pewarta warga merespon masa depan Bali, membayangkan Bali 20 tahun lagi.
Melalui ajang AJW 2023 ini, BaleBengong hendak mendorong makin banyak dokumentasi untuk mengkritisi maupun menajamkan potensi pulau dewata ini terutama dari anak-anak mudanya.
Tak hanya di Bali juga luar Bali. Syukur-syukur jadi langkah awal advokasi untuk memulai perubahan.
Karena itu, warga didorong membuat pengamatan, analisis, dan penilaian melalui liputan mendalam dengan eksplorais karya lewat teks, video, dan visualisasi data.
Membuat liputan mendalam sudah menjadi bagian tradisi penulisan di media jurnalisme warga BaleBengong karena disediakan template dan kanal khusus.
Hal ini sebagai salah satu bukti jika pewarta warga bisa menghasilkan karya jurnalistik untuk merespon masalah sosial.
Tak hanya menunjukkan karyanya, warga juga membuat pameran dengan berbagai cara edukatif seperti membuat game ular tangga apa dampaknya jika sampah tak terpilah.
Kemudian instalasi merespon pariwisata Bali dengan tali pembatas “fragile” dan kotak rentan pecah di atas batako.
“Ketika orang-orang yang datang ingin mencari ketenangan pada dirinya, namun Bali sendiri sedang tak tenang—kepungan macet, banjir, dan sawah yang kian hari kian habis,” tulis Juli Sastrawan dan Sri Damayanti, penerima beasiswa AJW yang merespon gelombang wisata healing saat ini.
Temuan lain adalah tim Gusti Diah, Ayu Pawitri, dan Bandem yang menggali eksploitasi cekungan air tanah di Bali.
Salah satu dampaknya adalah kekeringan di daerah utara, seperti Desa Les, Tejakula.
“Padi-padi sempat menjadi sumber penghasilan masyarakat Desa Les jauh sebelum tahun 1980an. Namun, ketersediaan air mulai berkurang dan bagaimanapun petani perlu beradaptasi untuk bertahan hidup. Di tengah keterbatasan itu, mereka mulai beralih dengan menanam tanaman hortikultura. Bahkan krisis air membuat sebagian warga memutuskan untuk meninggalkan kampung halamannya,” papar tim ini.
Malam AJW juga diramaikan seniman dan musisi seperti Dark Lab Visual Art, Petra Sihombing, Yansanjaya, Nyonya Ayu, dan penghormatan untuk karya-karya legenda pop Bali alm AA Made Cakra.
Karya AA Made Cakra mengisahkan Bali masa lalu yang belum semacet saat ini dengan cerita melalui lagu Kusir Dokar, Pulung-pulung Ubi, dan lainnya. Membawa sensasi Bali yang dirindu
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.