Berita Karangasem

Aliran Air Ngadat, Pelanggan Air Tirta Tohlangkir di Karangasem Terpaksa Beli Air Tangki

Seminggu  hanya sekali hingga 2 kali. Itupun kecil. Banyak  pelanggan yang mengeluh karena aktivitas warga terhambat.

Penulis: Saiful Rohim | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
KOMPAS.com
Ilustrasi - Seminggu  hanya sekali hingga 2 kali. Itupun kecil. Banyak  pelanggan yang mengeluh karena aktivitas warga terhambat. 

Pelanggan yang tak mendapatkan air kita berikan droping air tangki sebanyak 58 tangki setiap  bulan," jelas Komang adi, sapaan akrabnya.

Untuk penyesuaian tarif berdasarkan Keputusan Gubernur Bali Nomor 826/01C/HK/2021 tentang besaran tarif batas bawah dan tarif batas atas air minum kabupaten / kota se Bali.

Karangasem, kata Komang Hariadi Parwata, tarif batas bawahnya Rp 3.706  per kubik dan tarif batas atas yakni Rp 10.221 per kubik.

Untuk diketahui, selain pelanggan di Besakih, beberapa pelanggan Tirta Tohlangkir di Banjar Butus, Desa Buana Giri, Kec. Bebandem, Karangasem  mengeluh lantaran air tidak mengalir sejak 2021.

Saat ini pelanggan  hanya mengandalkan droping air tangki dari perusahaan. Jumlah KK yang terimbas mencapai puluhan KK. 

Kepala Wilayah Butus, Gede Ngurah Sudarmana, membenarkan. Terakhir kali air mengalir 12 Desember 2021, setelah itu mati.

Artinya air mati  hampir 1,5 tahun lebih. Saat ini pelanggan air di Butus hanya didroping air mengunakan tangki setiap hari. Pasokan itu tak cukup karena untuk memenuhi tiap harinya.

"Jumlah pelanggan di Butus 20 - 30 KK. Karena air tak mengalir dari dulu, pelanggan sementara didroping air pakai tangki. Masyarakat yang mengunakan air lebih dari 10 kibik didroping air 2 tangki, sedangkan di bawah 10 kibik hanya diberikan 1 tangki," kata Sudarmana.

Selain itu, kata Sudarmana, warga juga mengunakan stok air hujan yang ditampungnya untuk  kebutuhan tiap harinya.

Mengingat kebutuhan warga akan air lumayan tinggi. "Kalau mandi dan cuci pakaian biasanya ke sungai. Banyak warga  mengeluh karena sulit air. Apalagi nanti saat musim kemarau,"akuinya.

"Padahal tarif air yang dibayarkan pelanggan meningkat sejak beberapa bulan lalu. Awalnya warga hanya bayar Rp 32 ribu, kini naik jadi Rp 51 ribu. Tapi pelayanan yang diberikannya tidak maksimal. Saya jadi serba salah, banyak warga yang mengeluh ke saya," keluh Sudarmana. 

Pria asli Butus ini mengaku, sempat menyampaikan keluh kesah pelanggan pada Perusda Tirta Tohlangkir.

Dari Perusda mengatakan, tak lancar aliran air dikarenakan pompa sedang trouble. Parahnya hingga sekarang pompa tak kunjung diperbaiki. Seharusnya petugas segera memperbaiki demi pelanggan.(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved