Berita Karangasem

Aliran Air Ngadat, Pelanggan Air Tirta Tohlangkir di Karangasem Terpaksa Beli Air Tangki

Seminggu  hanya sekali hingga 2 kali. Itupun kecil. Banyak  pelanggan yang mengeluh karena aktivitas warga terhambat.

Penulis: Saiful Rohim | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
KOMPAS.com
Ilustrasi - Seminggu  hanya sekali hingga 2 kali. Itupun kecil. Banyak  pelanggan yang mengeluh karena aktivitas warga terhambat. 

TRIBUN-BALI.COM - Pelanggan Perusahaan Daerah (Perusda) Tirta Tohlangkir di Desa Besakih, Kec. Rendang, Karangasem terpaksa membeli air.

Penyebabnya karena aliran air Perusda Tirta Tohlangkir ngadat, alias tak lancar. Seminggu aliran air hanya mengalir satu kali, dan untung bisa mengalir 2 kali.

I Nyoman Artana, pelanggan Tirta Tohlangkir, mengatakan aliran air tak lancar sejak beberapa tahun lalu.

Seminggu  hanya sekali hingga 2 kali. Itupun kecil. Banyak  pelanggan yang mengeluh karena aktivitas warga terhambat.

Seperti masak, cuci, minum, memberi  makan ternak, serta  untuk kebutuhan setiap harinya.

Baca juga: 23 Desa di Buleleng Masuk Zona Merah Rabies, Ada 29 Kasus Gigitan!

Baca juga: Sulit Edukasi Masyarakat Jangan Liarkan Anjing Peliharaan, Jadi Kendala Tangani Rabies di Bali

Baca juga: Mulai Dari KTP Buram Hingga Nama Tak Sesuai Ijasah, 461 Bacaleg di Badung Dinyatakan Bertatus BMS

Baca juga: Pelaku Tabrak Lari Hingga Sebabkan Korban Tewas Akhirnya Ditangkap, Polisi Ajak Masyarakat Melapor

Ilustrasi air bersih - Pelanggan Perusahaan Daerah (Perusda) Tirta Tohlangkir di Desa Besakih, Kec. Rendang, Karangasem terpaksa membeli air.

Penyebabnya karena aliran air Perusda Tirta Tohlangkir ngadat, alias tak lancar. Seminggu aliran air hanya mengalir satu kali, dan untung bisa mengalir 2 kali.

I Nyoman Artana, pelanggan Tirta Tohlangkir, mengatakan aliran air tak lancar sejak beberapa tahun lalu.
Ilustrasi air bersih - Pelanggan Perusahaan Daerah (Perusda) Tirta Tohlangkir di Desa Besakih, Kec. Rendang, Karangasem terpaksa membeli air. Penyebabnya karena aliran air Perusda Tirta Tohlangkir ngadat, alias tak lancar. Seminggu aliran air hanya mengalir satu kali, dan untung bisa mengalir 2 kali. I Nyoman Artana, pelanggan Tirta Tohlangkir, mengatakan aliran air tak lancar sejak beberapa tahun lalu. (Pixabay)

"Pelanggan terpaksa membeli air bersih untuk  memenuhi  kebutuhan air tiap harinya. Biasanya warga  beli air per tangki. 

Harganya sekitar Rp 130 ribu sampai Rp 150 ribu. Tergantung  medan  yang dilalui. Makin terjal jalannya, makin  mahal  harganya. Saya  membeli Rp 130 ribu per tangki," ungkap I Nyoman Artana, Senin (26/6/2023) siang.

Pria asli Besakih ini mengaku, sempat menyampaikan keluhan ini ke Perusda Tirta Tohlangkir.

Dari petugas mengatakan, penyebab tidak  lancar air karena pompanya  bermasalah.

Selain itu ukuran pipa kapasitasnya kecil. "Masalahnya memang ad di pompa dan ukuran pipa. Maka harus diperbaiki,"imbuh Artana.

"Katanya untuk pengadaan pompa serta pipa dibutuhkan estimasi anggaran sekitar Rp 5 milliar. Makanya hingga kini belum diperbaikinya, karena mmbutuhkan anggaran cukup besar.

Kalau  pompa tidak diganti  kecil kemungkinan akan lancar alirannya,"imbuh  Artana. Pihaknya berharap perusahaan segera memperbaiki.

Direktur Tirta Tohlangkir, Komang Haryadi Parwata, belum  bisa dihubungi.  Sebelumnya, yang bersangkutan mengaku Perusda Tirta Tohlangkir, terus melaksanakan berbagai upaya dalam memaksimalkan layanan.

Satu diantaranya fokus ke serapan air Telaga Waja, perbaiki jaringan, dan melakukan recavitalisasi jaringan.

Ilustrasi air bersih - Seminggu  hanya sekali hingga 2 kali. Itupun kecil. Banyak  pelanggan yang mengeluh karena aktivitas warga terhambat.
Ilustrasi air bersih - Seminggu  hanya sekali hingga 2 kali. Itupun kecil. Banyak  pelanggan yang mengeluh karena aktivitas warga terhambat. (Manuel Darío Fuentes Hernández from Pixabay)

"Untuk wilayah yang sebelumnya terjadi krodit, dan kendala alirn air sudah dievaluasi. Untuk di Butus memang karena permasalahan pompa di sumber Yeh He sejak 2022.

Pelanggan yang tak mendapatkan air kita berikan droping air tangki sebanyak 58 tangki setiap  bulan," jelas Komang adi, sapaan akrabnya.

Untuk penyesuaian tarif berdasarkan Keputusan Gubernur Bali Nomor 826/01C/HK/2021 tentang besaran tarif batas bawah dan tarif batas atas air minum kabupaten / kota se Bali.

Karangasem, kata Komang Hariadi Parwata, tarif batas bawahnya Rp 3.706  per kubik dan tarif batas atas yakni Rp 10.221 per kubik.

Untuk diketahui, selain pelanggan di Besakih, beberapa pelanggan Tirta Tohlangkir di Banjar Butus, Desa Buana Giri, Kec. Bebandem, Karangasem  mengeluh lantaran air tidak mengalir sejak 2021.

Saat ini pelanggan  hanya mengandalkan droping air tangki dari perusahaan. Jumlah KK yang terimbas mencapai puluhan KK. 

Kepala Wilayah Butus, Gede Ngurah Sudarmana, membenarkan. Terakhir kali air mengalir 12 Desember 2021, setelah itu mati.

Artinya air mati  hampir 1,5 tahun lebih. Saat ini pelanggan air di Butus hanya didroping air mengunakan tangki setiap hari. Pasokan itu tak cukup karena untuk memenuhi tiap harinya.

"Jumlah pelanggan di Butus 20 - 30 KK. Karena air tak mengalir dari dulu, pelanggan sementara didroping air pakai tangki. Masyarakat yang mengunakan air lebih dari 10 kibik didroping air 2 tangki, sedangkan di bawah 10 kibik hanya diberikan 1 tangki," kata Sudarmana.

Selain itu, kata Sudarmana, warga juga mengunakan stok air hujan yang ditampungnya untuk  kebutuhan tiap harinya.

Mengingat kebutuhan warga akan air lumayan tinggi. "Kalau mandi dan cuci pakaian biasanya ke sungai. Banyak warga  mengeluh karena sulit air. Apalagi nanti saat musim kemarau,"akuinya.

"Padahal tarif air yang dibayarkan pelanggan meningkat sejak beberapa bulan lalu. Awalnya warga hanya bayar Rp 32 ribu, kini naik jadi Rp 51 ribu. Tapi pelayanan yang diberikannya tidak maksimal. Saya jadi serba salah, banyak warga yang mengeluh ke saya," keluh Sudarmana. 

Pria asli Butus ini mengaku, sempat menyampaikan keluh kesah pelanggan pada Perusda Tirta Tohlangkir.

Dari Perusda mengatakan, tak lancar aliran air dikarenakan pompa sedang trouble. Parahnya hingga sekarang pompa tak kunjung diperbaiki. Seharusnya petugas segera memperbaiki demi pelanggan.(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved