Berita Bali

Gojek Berikan Pelatihan Anti Kekerasan Seksual Bagi Mitra di Bali

Gojek layanan on-demand secara konsisten menggelar kegiatan Bengkel Belajar Mitra (BBM) sebagai wadah pelatihan dan pengembangan diri

Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Fenty Lilian Ariani
ist
Gojek Berikan Pelatihan Anti Kekerasan Seksual Bagi Mitra di Bali 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Gojek layanan on-demand secara konsisten menggelar kegiatan Bengkel Belajar Mitra (BBM) sebagai wadah pelatihan dan pengembangan diri dengan tujuan mempertahankan kualitas mitra driver sebagai kunci Gojek unggul dalam layanan transportasi online Indonesia, sekaligus menjadikan mitra driver sebagai agen pelopor dalam menciptakan ruang aman di publik. 

Kegiatan ini juga turut dilaksanakan di Bali seperti digelar hari ini, Senin 26 Juni 2023 di Denpasar.

Sebelumnya, penelitian dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menemukan bahwa Gojek telah menjadi layanan transportasi online yang paling banyak digunakan masyarakat Indonesia. 

Keunggulan ini menurut INDEF, dilandasi oleh keamanan berkendara dari mitra driver Gojek sehingga memberikan rasa aman bagi pengguna layanan transportasi online yang menjadi prioritas dari para pengguna layanan transportasi online.

“Bengkel Belajar Mitra (BBM) adalah salah satu dari rangkaian kegiatan terintegrasi dan berkelanjutan kami untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan mitra driver agar semakin menjadi andalan pelanggan dan terbaik di industri. Kegiatan ini telah konsisten diadakan sejak 2018 di beberapa kota se-Indonesia,” ujar District Head Gojek Bali Rayi Bimantara.

Kali ini kami berikan pelatihan mengenai materi anti kekerasan seksual kepada para mitra, guna menciptakan budaya aman di ruang publik, sehingga tidak hanya pelanggan yang bisa merasa aman bersama Gojek tetapi juga membawa dampak positif kepada masyarakat di Bali secara umumnya.

Dalam pelatihan kali ini, Gojek menggandeng sebuah organisasi nirlaba Di Jalan Aman Tanpa Pelecehan (DEMAND), bagian dari Koalisi Ruang Publik Aman. 

DEMAND akan memberikan materi mulai dari pengenalan jenis kekerasan seksual yang biasanya terjadi di tempat umum dan cara menanggapinya. 

Gojek juga berkonsultasi dengan DEMAND untuk merangkum materi tersebut dengan cara yang mudah diingat yaitu SIUL dan BANTU.

Baca juga: Pendatang Baru, Penyanyi Muda Bali Dalem Bisma Gandeng SHC Luncurkan Vidio Klip Mejanji

SIUL sendiri merupakan ragam bentuk kekerasan seksual antara lain:

● S - Sebar konten intim yang tidak diinginkan

● I - Intimidasi atau menggoda dalam bentuk apa pun, termasuk dalam bentuk tulisan

● U - Ucapan/komentar atas tubuh, termasuk bersiul

● L - meLakukan kontak fisik yang tidak diinginkan.

Sementara BANTU adalah cara untuk menanggapi ketika melihat terjadinya pelecehan dan kekerasan seksual yaitu dengan:

● Berani tegur pelaku, tapi ingat pastikan keamanan Anda dan korban. Tegur secara tegas, jelas, dan cepat.

● Alihkan perhatian, Anda bisa pura-pura kenal dengan korban untuk membuat pelaku mengira bahwa korban tidak sendirian.

● Ngajak orang lain untuk membantu. Anda bisa ajak orang lain yang ada disekitar Anda atau cari pihak berwajib yang bisa Anda ajak untuk membantu korban.

● Tunggu situasi aman. Pastikan korban aman dan tanyakan bantuan apa yang korban butuhkan.

● Usahakan merekam kejadian tapi jangan unggah ke media sosial. Tanyakan persetujuan korban untuk menggunakan rekaman kita sebagai bukti untuk melapor kepada pihak yang berwajib.

“Ini sudah memasuki tahun keempat kami berkolaborasi dengan Gojek untuk mengajak para mitra driver berperan aktif dalam mencegah tindak kekerasan seksual di sekitarnya. Konsistensi Gojek yang terus berupaya untuk menjaga keamanan ekosistemnya dari tindak kekerasan seksual patut diapresiasi. Ini sesuai dengan tujuan bersama Demand dan Gojek dalam menciptakan ruang publik yang aman bagi semua,” imbuh Anindya Restuviani selaku Program Director DEMAND (Di Jalan Aman Tanpa Pelecehan Seksual).

Pada pelatihan tatap muka, mitra driver berkesempatan mengenal apa yang dimaksud dengan kekerasan seksual, jenis kekerasan seksual, serta dampak kekerasan seksual secara mendalam. 

Mitra juga dilatih untuk mempraktikkan cara membantu korban kekerasan seksual dengan menggunakan metode intervensi saksi (active bystander).

Selain bekerja sama dengan DEMAND, Gojek juga bekerja sama dengan salah satu lembaga non profit lokal yaitu Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Daerah Bali. 

Nantinya selain edukasi sinergi Gojek dengan lembaga ini juga akan dilanjutkan dalam bentuk penyediaan pendampingan baik mitra maupun konsumen yang menjadi korban tindak kekerasan seksual.

Ratna Susianawati, selaku Deputi Bidang Perlindungan Hak Perempuan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, menyatakan apresiasinya untuk inisiatif yang dilakukan oleh Gojek.

“Saya mengapresiasi kepada Gojek atas inisiatif dan komitmennya dalam mendukung upaya pemerintah dalam menurunkan angka kekerasan seksual dan ini merupakan tindak lanjut dari nota kesepahaman antara Gojek dengan KemenPPPA yang ditandatangi pada tahun 2020 lalu,” ucapnya.

Dengan demikian kegiatan ini bisa bertujuan untuk menjadi bentuk kolaborasi semua pihak dan berbagi peran dalam menciptakan ruang publik yang aman bagi masyarakat. 

“Dengan semakin banyaknya mitra driver yang paham mengenai hal ini maka akan semakin meminimalisir terjadinya kasus kekerasan khususnya kekerasan seksual di ruang publik,” tambahnya.

Langkah edukasi yang Gojek lakukan tidak hanya menyasar mitra driver. 

Pelatihan berkelanjutan terkait penanganan pelaporan kekerasan seksual juga diberikan bagi Tim Unit Darurat, baik tim yang bertugas menerima laporan melalui tombol darurat, maupun tim yang menangani laporan di lapangan. 

Informasi lebih lengkap terkait upaya Gojek dalam menciptakan ruang aman dari tindak kekerasan seksual dapat diakses masyarakat luas melalui Pusat Edukasi dan Bantuan gjk.id/lawankekerasanseksual.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved