Kuliner Bali

Warung Mak Beng Peringkat Ketiga Restoran Legendaris di Dunia, Sambal dan Sop Ikan Jadi Andalan

Warung Mak Beng di Jalan Hang Tuah Nomor 45 Sanur, Denpasar, Bali, menjadi peringkat ketiga restoran legendaris di dunia versi Taste Atlas.

|
Tribun Bali/Putu Supartika
Warung Mak Beng di Jalan Hang Tuah Nomor 45 Sanur, Denpasar, Bali, menjadi peringkat ketiga restoran legendaris di dunia versi Taste Atlas. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Warung Mak Beng yang berlokasi di Jalan Hang Tuah Nomor 45 Sanur, Denpasar, Bali, menjadi peringkat ketiga restoran legendaris di Dunia.

Peringkat ketiga dari 150 restoran terpilih di dunia ini versi Taste Atlas, sebuah situs travelling dan panduan kuliner.

Bahkan Warung Mak Beng menjadi satu-satunya dari Indonesia yang masuk 150 besar di dunia.

Kondisi Warung Mak Beng Sanur Denpasar.
Kondisi Warung Mak Beng Sanur Denpasar. (Tribun Bali/Putu Supartika)

 

Warung Mak Beng berada di bawah restoran Figlmuller di Vienna Austria dan Katz's Delicatessen di New York City.

Hal ini pun membuat pengunjung penasaran dengan warung yang berada di dekat Pantai Bangsal Sanur ini.

Maulidina Marlita (24) datang dan makan ke sana setelah melihat peringkat tersebut dari sebuah Instagram.

Perempuan asal Malang ini kebetulan ada di Bali dan memutuskan singgah ke Warung Mak Beng karena hotel tempatnya menginap juga dekat dengan Warung Mak Beng.

"Saya baru pertama ke sini setelah tadi melihat postingan Instagram jadi yang ketiga dari 150 restoran legendaris di seluruh dunia. Karena dekat hotel kenapa saya tidak mencoba," katanya, Senin, 26 Juni 2023 sore.

Baca juga: Kuliner Bali, Tempat Nongkrong di Denpasar, Takashi Enak, Menu Breakfast Baru Free Americano Coffee

Dirinya pun mengaku puas saat mencoba kuliner di sini yang terdiri dari ikan goreng, sup ikan dan nasi.

"Ketika dicoba rasanya enak sekali, masakan rumah tapi nikmat, bikin meleleh dan porsinya besar. Ikannya lembut dan paling suka kuah supnya, favorit banget," imbuhnya.

Meskipun pengunjung ramai, dirinya mengaku pelayanan cepat, tak kurang dari 10 menit.

Pengunjung lain, Lukman Nurhakim (27) asal Bandung mengaku kerap menikmati kuliner di sini.

"Rasanya paling juara, kalau ke Bali pasti ke Warung Mak Beng. Ikannya tebal, porsi besar, nasi banyak, kuah supnya paling utama," katanya.

Ia pertama kali datang ke Warung Mak Beng atas rekomendasi dari teman yang pernah ke Bali.

"Teman bilang, kalau ke Bali jangan sampai melewatkan Warung Mak Beng," imbuhnya.

Setiap ke Warung Mak Beng, antrean selalu ramai dan harus menunggu.

Namun demi rasa kuliner yang nikmat, ia pun mengaku tak masalah menunggu 10 menit.

Owner Warung Mak Beng, Dodit yang ditemui di kediamannya, Senin 26 Juni 2023 petang menuturkan dirinya mengaku cukup terkejut dengan predikat ini.

Dodit merupakan generasi ketiga pemilik Warung Mak Beng ini dan merupakan cucu keempat dari Mak Beng.

Ia pun menuturkan, awal buka di tahun 1941, warung ini lebih mirip seperti kedai kopi pada umumnya.

Namun saat itu sudah menjual kuliner ikan goreng dan sup dengan sambelnya yang khas karena mengingat Sanur adalah daerah pesisir penghasil ikan.

"Awalnya banyak varian, termasuk ada semacam camilan," katanya.

Namun seiring berjalannya waktu, penjualan pun fokus pada ikan goreng, sup dan nasi.

"Yang istimewa di sini adalah sambal yang menjadi brand utama," tuturnya.

Kini Warung Mak Beng sudah memiliki dua cabang yakni di Ubud dan Tabanan.

Terkait rencana membuka cabang baru, dirinya mengaku saat ini masih belum terpikirkan.

Diketahui, Warung Mak Beng ini didirikan oleh Ni Ketut Tjuki yang kini lebih dikenal dengan Mak Beng bersama suaminya I Putu Gede Wirya (Nyoo Tik Gwan).

Sementara untuk sambal Mak Beng ini dipelopori oleh mertua Mak Beng.

(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved