Berita Bali

Hujan Guyur Sebagian Bali hingga Genangi Rumah Warga, Senderan Irigasi di Badung Jebol

Hujan deras mengguyur Kabupaten Badung, BMKG mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada dan berhati-hati

Ist
Air irigasi mengalir dirumah warga, karena senderan irigasi di Lingkungan Batuculung, Kelurahan Kerobokan Kaja, Badung, Bali yang jebol pada 1 Juli 2023. 

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Badung sejak Jumat 30 Juni 2023 malam, membuat senderan Irigasi di Lingkungan Batuculung, Kelurahan Kerobokan Kaja, Kabupaten Badung, Bali jebol, Sabtu 1 Juli 2023 pagi.

Jebolnya senderan saluran irigasi itu pun mengakibatkan rumah Wayan Sandiasa tergenangi air.

Tidak ada korban jiwa pada kejadian itu. Namun senderan irigasi yang jebol mengakibatkan air mengalir ke rumah Sandiasa yang lokasinya persis di bawah aliran irigasi.

Kejadian itu pun sudah langsung dilaporkan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Badung agar segera ditindaklanjuti.

Baca juga: Bali Masih Musim Kemarau Tapi Terjadi Hujan? Ini Penjelasan BMKG

Lurah Kerobokan Kaja, I Gusti AN Marhaena Putra saat dikonfirmasi mengakui senderan irigasi itu jebol pada pagi hari.

Akibat jebolnya senderan irigasi itu, rumah warga yakni Wayan Sandiasa menjadi tergenangi air.

"Air tidak sampai naik ke rumah warga. Namun genangan air yang terjadi sangat mengganggu, lantaran airnya mengalir ke rumah warga," jelasnya.

Kondisi itu pun dinilai akan membahayakan dan membuat halaman menjadi licin.

Kendati demikian tidak lama, air pun sudah surut, namun perbaikan senderan irigasi harus segera dilakukan.

"Di rumah itu juga ada orang tua. Mereka takut halamannya licin dan membahayakan (bagi orang tua)," jelasnya.

Pihaknya pun mengaku sudah berkoordinasi dengan BPBD Badung untuk melakukan penanganan dan perbaikan.

Bahkan kerusakan senderan itu pun sudah dicek dan akan diperbaiki secepatnya.

"Jadi nanti akan segera diperbaiki. Bahkan menunggu proses pencairan dananya," ucapnya sembari mengatakan, masalah anggaran nanti BPBD yang menghitung.

Pihaknya mengaku saat ini air sudah mulai surut.

Bahkan diharapkan tidak terjadi hujan lebat lagi agar air di saluran irigasi tidak besar.

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Badung, I Ketut Murdika yang dikonfirmasi terpisah juga mengatakan hal yang sama.

Pihaknya mengaku sudah melakukan penanganan dan akan segera diperbaiki.

"Jadi akan segera diperbaiki saluran irigasninya," kata Murdika.

Pihaknya mengatakan, proposal untuk perbaikan irigasi itu sudah masuk.

Diharapkan anggarannya segera bisa terealisasi.

"Untuk air di saluran irigasi sudah mulai surut, termasuk di rumah warga. Kita harap masyarakat terus waspada akan bencana alam yang terjadi. Mengingat saat ini cuaca tidak menentu," katanya.

Sebelumnya, cuaca buruk juga sempat menyebabkan masalah kepada para penumpang di penerbangan dari Bandung menuju Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali.

Viral di media sosial video yang menggambarkan kekesalan penumpang terhadap staf maskapai di Bandara Ngurah Rai karena seluruh koper penumpang tertinggal di Bandung.

Pada unggahan video tersebut tertulis: Penumpang pesawat rute Bandung-Denpasar, Kamis 29 Juni 2023, mengungkapkan kekesalannya karena seluruh koper penumpang tertinggal di Bandung sehingga liburan mereka jadi terganggu.

Menanggapi hal tersebut, pihak maskapai sudah menyampaikan permohonan maaf.

Dijelaskan bahwa maskapai memutuskan mengurangi beban pesawat karena kondisi cuaca dan agar faktor keselamatan tetap terjaga.

Bagasi akan diantarkan dengan penerbangan lain dan akan diantarkan langsung ke alamat penumpang.

Pihak Indonesia AirAsia menyampaikan dengan tulus permohonan maaf kepada seluruh penumpang yang terdampak oleh keterlambatan penerimaan bagasi pada penerbangan Indonesia AirAsia rute Bandung-Denpasar QZ 753, Kamis 29 Juni 2023, dengan jadwal keberangkatan pukul 16.35 WIB.

“Dapat kami sampaikan bahwa karena adanya kondisi cuaca dan agar faktor keselamatan tetap terjaga, maka untuk penerbangan tersebut di atas, tim lapangan kami memutuskan untuk mengurangi beban pesawat dengan menurunkan sebagian bagasi penumpang,” ujar Head of Brand and Communications Indonesia AirAsia, Mila Lubis.

Mila mengatakan, bagasi penumpang diantarkan dengan penerbangan lain, dan kemarin pagi ini sudah sampai di Denpasar untuk segera diantarkan langsung ke alamat para tamu.

“Keselamatan dan kenyamanan penumpang adalah komitmen Indonesia AirAsia. Oleh karena itu kami senantiasa memastikan untuk menjalankan prosedur yang terbaik untuk menjamin keselamatan dan tetap menjaga kenyamanan penumpang,” kata Mila.

Terpisah, Prakirawan BBMKG Wilayah III, Lia Cahyani mengatakan saat ini di Bali masih memasuki musim kemarau.

Namun bukan berarti tidak akan ada hujan.

“Terjadinya hujan di musim kemarau merupakan hal yang wajar terjadi. Musim kemarau bukan berarti tidak ada hujan sama sekali,” ujar Lia Cahyani, Sabtu 1 Juli 2023.

Ia mengatakan, kondisi atmosfer bersifat sangat dinamis, sehingga hujan tidaknya di suatu daerah bergantung kepada kondisi labilitas atmosfernya.

Semakin labil atmosfernya, semakin mudah terbentuk awan yang berpotensi terjadi hujan.

“Hujan yang terjadi beberapa hari ini diakibatkan adanya belokan angin dan perlambatan kecepatan angin di wilayah Selatan Bali, sehingga terjadi penumpukan massa udara yang mengakibatkan terbentuknya awan hujan di wilayah Bali,” ungkap Lia Cahyani.

Ia menyampaikan bahwa untuk 3 hari ke depan kondisi cuaca di wilayah Bali masih diprediksi hujan ringan hingga sedang. (gus/zae)

BMKG Minta Warga Waspada

KOTA Denpasar diguyur hujan, Sabtu 1 Juli 2023 sejak dini hari.

Hingga siang, hujan masih terus terjadi dengan intensitas ringan hingga sedang.

Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah III Denpasar, Cahyo Nugroho dalam rilisnya mengatakan, untuk tiga hari ke depan hingga 3 Juli 2023, Bali diprediksi masih berawan, berpotensi hujan ringan hingga sedang.

Potensi hujan ini akan mengguyur sebagian wilayah Bali.

“Untuk angin umumnya bertiup dari arah tenggara ke selatan dengan kecepatan berkisar antara 4 - 34 km per jam,” katanya.

Sementara itu, untuk tinggi gelombang laut di perairan utara Bali berkisar antara 0.5 - 1.5 meter, di perairan selatan Bali berkisar antara 1 - 3 meter, di Selat Bali berkisar antara 1 - 2.5 meter dan di Selat Lombok berkisar antara 1 - 2.5 meter.

Pihaknya meminta agar masyarakat waspada potensi hujan sedang hingga lebat di wilayah Bali bagian utara, timur dan selatan. Juga gelombang laut yang dapat mencapai 2 meter atau Iebih di Selat Bali, Selat Badung, Selat Lombok dan Samudera Hindia Selatan Bali.

BMKG juga mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak bencana yang dapat ditimbulkan dari cuaca ekstrem, seperti banjir, genangan, tanah longsor, angin kencang, pohon tumbang dan kilat/petir.

Masyarakat umum, nelayan dan pelaku kegiatan wisata bahari agar mewaspadai potensi tinggi gelombang laut yang dapat mencapai 2 meter atau lebih di sekitar perairan Selatan Bali.

Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Wilayah III Denpasar, I Nyoman Gede Wiryajaya menyatakan hujan masih berpeluang turun di sejumlah wilayah di Bali diperkirakan pada 1-10 Juli 2023, meski diprediksi sudah memasuki puncak musim kemarau.

“Distribusi curah hujan di wilayah Bali secara umum antara nol hingga 41 milimeter per dasarian (10 hari),” kata Gede Wiryajaya di Denpasar, Sabtu.

BMKG mencatat hujan yang masih berpeluang terjadi disebabkan adanya pembentukan daerah perlambatan angin di Samudera Hindia selatan Bali-NTB yang mendukung pertumbuhan awan hujan.

Kemudian, suhu muka laut di sekitar wilayah Bali umumnya berkisar 26-30 derajat celcius dan massa udara basah terkonsentrasi dari lapisan permukaan sampai lapisan 700 milibar atau 3.000 meter.

Daerah yang diperkirakan berpeluang turun hujan pada 1-10 Juli 2023 yakni Kabupaten Tabanan, Kabupaten Gianyar, Kabupaten Karangasem, kemudian di Kabupaten Badung yakni di Kecamatan Petang, Abiansemal, Mengwi.

Selanjutnya di Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, Dawan, Kecamatan Bangli, Susut, Tembuku dan Kintamani.

BMKG memperkirakan puncak musim kemarau di Bali mulai Juli-Agustus 2023 karena 19 dari 20 zona musim sudah memasuki kemarau.

Selain itu, pada pengamatan terakhir pada Jumat 30 Juni 2023, lanjut dia, selain masih ada kategori hujan, Bali juga ada sejumlah wilayah yang mengalami kekeringan sangat panjang yakni berlangsung 31-60 hari tidak turun hujan.

Sebagian besar wilayah yang tidak turun hujan itu berada di Bali Utara yakni di Kabupaten Buleleng meliputi Kecamatan Buleleng, Kubutambahan, Tejakula, dan Kubu.

Sementara itu, secara umum kecepatan angin di Bali diperkirakan hingga 34 kilometer per jam yang bertiup dari tenggara-selatan. (sup/ant)

Kumpulan Artikel Bali

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved